“Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.” 1 Korintus 14:1
Pada tahun 2010, pihak berwenang Tiongkok melakukan kampanye besar-besaran untuk memperbaiki ribuan tanda atau rambu-rambu dalam bahasa Inggris.
Sebuah tanda yang seharusnya berbunyi, “Hati-hati! Lantainya licin!” malah berbunyi, “Tergelincir dan jatuh dengan hati-hati!”
“Dilarang menginjak rumput!” malah bertuliskan: “Tolong jangan ganggu saya. Saya sedang tidur dan akan merasakan sakit.”
Perusahaan-perusahaan Amerika yang mencoba memasarkan produk mereka di Tiongkok tidak selalu mendapatkan hasil yang lebih baik.
Slogan KFC “finger–lickin’ good” diterjemahkan menjadi “makanlah jarimu.” Dan upaya awal untuk menerjemahkan Coca-Cola ke dalam bahasa Mandarin diterjemahkan, “Gigit kecebong lilin.”
Miskomunikasi budaya antara penutur bahasa yang berbeda adalah cara Paulus menggambarkan apa yang terjadi di gereja Korintus.
Jemaat Korintus berbicara dalam bahasa roh dalam pertemuan ibadah umum mereka, namun karena perkataan mereka tidak dapat dimengerti satu sama lain, maka hal itu tidak memberikan manfaat bagi komunitas tersebut.
Karena penekanan yang berlebihan pada bahasa roh, sehingga mereka mengabaikan karunia nubuatan, yang justru lebih penting, karena membangun Jemaat.
Paulus tidak mengesampingkan karunia bahasa roh. Dia tidak menyalahkan jemaat Korintus karena mempunyai karunia itu atau bahkan menginginkannya.
Dia berbicara dalam bahasa roh dan menyadari nilai bahasa roh untuk pembangunan pribadi seseorang.
Namun Dia mengingatkan mereka tentang tujuan karunia rohani dan bagaimana fungsinya dalam ibadah umum.
Jemaat Korintus tidak boleh menggunakan karunia mereka, khususnya bahasa lidah, untuk membesar-besarkan kepentingan diri mereka sendiri atau untuk menarik lebih banyak perhatian pada diri mereka sendiri selama ibadah bersama.
Karunia rohani diberikan untuk kebaikan bersama, dan ketika komunitas berkumpul, prioritas harus diberikan pada karunia nubuat.
Itu sebabnya dia mengajak mereka untuk mengejar kasih. Sebab tanpa kasih semua karunia mereka tidak ada gunannya.
Dia ingin jemaat memiliki karunia rohani, tetapi yang paling utama adalah karunia nubuat.
Karunia ini merupakan kemampuan untuk memproklamirkan Firman Tuhan dengan kuasa, secara terbuka kepada umum atau secara pribadi..
Sehingga orang-orang yang mendengarkan akan bertobat, terhibur, didorong, ditantang atau diteguhkan imannya.
Dengan demikian, karunia bernubuat utamanya diberikan untuk membangun gereja dan memperkuat gereja dan ini salah satu kebutuhan terbesar gereja sekarang ini.
Penggunaan karunia rohani harus selalu mempunyai tujuan untuk membangun gereja, bukan membangun diri.
Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya? Mengapa saya harus mengerja kasih yang pertama? Mengapa tanpa kasih semua karunia rohani tidak berguna?
Aplikasi: Bila telah menemukan karunia rohani Anda, praktekkan dalam pelayanan jemaat untuk membangun jemaat Sebagai tubuh kristus.
Tidak ada komentar