DAFTAR ISI:
Silsilah Rohani
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.” Matius 1:1
Di awal dan akhir silsilah ada tiga nama yang muncul: Yesus Kristus, Daud, dan Abraham. Ini petunjuk penting.
Matius dengan jelas menghubungkan Yesus dengan garis keturunan Daud dan Abraham.
Pentingnya berasal dari garis keturunan Daud untuk menjelaskan bahwa Dia datang garis keturunan kerajaan Israel.
Karena itulah janji Tuhan bahwa keturunan Daud akan memerintah selamanya (lihat 2 Samuel 7). Yesus memiliki otoritas hukum untuk mengklaim takhta Daud.
Lalu mengapa menyebut Abraham? Untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah jawaban atas janji yang dibuat Allah kepada Abraham, bahwa semua bangsa akan diberkati melalui dia (lihat Kej. 12:1-3).
Matius merunut silsilah Yesus sampai ke kedua tokoh ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi bahwa Yesus mempunyai silsilah yang tepat sehingga memenuhi syarat sebagai Mesias.
Beberapa wanita juga disebutkan dalam silsilah ini, dan itu tidak lazim menyebut wanita dalam catatan publik selama abad pertama.
Mereka adalah Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba (istri Uria). Mereka non Israel. Bahkan beberapa memiliki catatan hidup yang buruk dimasa lalu.
Namun Allah membawa mereka ke dalam umat-Nya dan ke dalam garis Yesus. menunjukkan Keselamatan melalui Yesus tidak memandang ras dan masa lalu seseorang.
Jadi silsilah ini bukan saja menunjukkan garis keturunan biologis, tetapi silsilah iman/rohani.
Renungkan dan aplikasikan:
Seberapa baik anda mengetahui silsilah rohani anda? Silsilah sangat penting. Untuk mengetahui akar kita dan membantu kita memahami warisan rohani yang kita miliki.
Apakah ada kebenaran yang harus saya ketahui dari silsilah ini? Ya, ada. Bahwa tidak peduli siapa kita dimasa lalu, Yesus memasukkan kita kedalam silsilahnya sebagai ahi waris kerajaan Sorga.
Cobalah menyusun silsilah rohani Anda? Luangkan waktu untuk merenungkan orang-orang yang telah membawa berpengaruh dalam hidup Anda secara spiritual.
Boleh jadi orang tua, pendeta, guru Alkitab, atau teman. Berapa banyak yang Anda ketahui tentang akar kerohanian mereka?
Berterimakasihlah kepada Tuhan karena Dia memilih orang-orang dengan cara-cara yang tidak terduga sehingga kita mengenal Yesus dan kebenaran-Nya.
“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Galatia 3:29
——————–
“Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.” Matius 1:19
Pada zaman Yesus, ada tiga tahap bagi seorang Yahudi jika ingin menikah. Pertama adalah pertunangan, dilakukan melalui orang tua atau mak comblang profesional.
Seringkali pasangan itu bahkan belum pernah bertemu satu sama lain.
Langkah kedua adalah pertunangan, yang mengikat secara mutlak atau komitmen untuk menikah.
Tahap ini hanya dapat diakhiri dengan perceraian. Itu berlangsung selama satu tahun, dan pasangan itu dikenal sebagai suami istri.
Tapi hubungan itu akan sempurna suami istri bila langkah ketiga sudah dilakukan yaitu upacara dan perayaan pernikahan yang sebenarnya.
Ketika Maria hamil dari Roh Kudus, posisi Maria dan Yusuf berada pada bertunangan tahap kedua.
Mengetahui Maria hamil dan itu bukan dari dia, Yusuf digambarkan sebagai orang yang lembut dan saleh, tidak mau koar koar mempermalukan Maria, maka dia memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam.
Karena kalau itu ketahuan, maka Maria bisa dilempari batu seperti yang diperbolehkan menurut hukum Yahudi (Mat 1:19).
Untuk mencegah situasi yang sangat tragis, seorang malaikat menampakkan diri kepada Yusuf untuk memperjelas apa yang sedang terjadi. Malaikat menjelaskan bahwa pembuahan itu “dari Roh Kudus” (Mat 1:20).
Yusuf percaya akan pesan malaikat itu karena dia seorang Yahudi yang saleh yang mengetahui Kitab Suci.
Dia menyadari bahwa Tuhan telah menjanjikan seorang Mesias yang akan lahir dari seorang perawan.
Malaikat itu juga berkata, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Mat 1:21).
Nama Yesus berarti “Juruselamat.” Yesus adalah bentuk Yunani dari Yosua, Yesua, dan Jehoshua—semuanya adalah nama-nama yang akrab di Perjanjian Lama.
Renungkan
Apa kebenaran yang perlu saya ketahui dari kisah ini? Laki-laki dan perempuan yang tulus dan saleh digunakan Tuhan untuk menggenapi tujuan-Nya dalam rencana keselamatan.
Perempuan-perempuan yang tulus yang melahirkan anak-anak dari rahimnya dapat menjadi saluran berkat Tuhan dengan mendidik anak mereka untuk takut akan Tuhan.
Ketulusan dan kesalehan rohani seperti Yusuf akan menjadi berkat besar bagi kehidupan.
Pentingnya belajar Alkitab untuk memahami rencana Tuhan seperti Yusuf, sehingga dia tidak buru-buru menghakimi dan bertindak fatal. Firman Tuhan yang dipelajar selain meningkatkan pengertian, juga untuk mengembangkan tabiat seperti Yesus.
Tuhan menuliskan rencana-Nya di Alkitab. Bacalah untuk mengetahuinya sehingga kita diubahkan.
Dalam waktu doa hari ini, pikirkan tentang nama Yesus–Imanuel, Tuhan beserta kita.
Apakah Anda berpikir tentang Tuhan bersama Anda saat Anda menjalani hari Anda, sementara bersama dengan teman dan keluarga, membuat keputusan di rumah dan di tempat kerja, atau saat-sat mengalami hal yang baik dan buruk? Tuhan selalu beserta kita.
———————-
“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Matius 2:1-2
Kelahiran Yesus segera viral. Seluruh kota Yerusalem gempar. Dan itu menjadi topik utama dalam pemberitaan dan pembicaraan masyarat.
Beritanya sampai ke Istana. Ke teliga raja. Herodes. Berita itu ternyata di viralkan oleh orang-orang majus, yang datang dari Timur.
Karena ketika tiba di Yerusalem, mereka bertanya-tanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” (ay.2).
Karena berita itu, raja mengumpulkan semua imam kepala dan ahli taurat untuk meminta keterangan tentang tempat kelahiran mesias.
Penjelasannya di Betlehem, tanah Yudea.
Merasa dapat informasi, Herodes berniat jahat untuk melenyapkan Mesias. Dengan tipuan halus seolah tulus, dia memberangkatkan orang Majus mencari Yesus. Pesanya, “kalau sudah ketemu, kabari, saya pun mau datang menyembah dia..”
Berita viral itu adalah kabar baik yang ditunggu ribuan tahun. Catatannya ada. Imam dan Ahli taurat tahu itu. Tetapi tidak ada yang bergerak untuk mencari. Semua diam.
Respon terhadap berita itu terbagi tiga bagian: Pertama, Orang majus menempuh perjalanan yang cukup jauh demi melihat Yesus untuk memuja-Nya.
Kedua, para Imam dan Ahli taurat, serta banyak orang Yahudi, cuek, tidak peduli. Ketiga, Herodes peduli, tetapi bukan untuk menyembah. Ingin membinasakan.
Orang Majus yang tulus merespon kelahiran Yesus dengan melakukan perjalanan yang sulit. Mereka dituntun oleh bintang sebagai GPS untuk tiba ditempat kelahiran Yesus.
Renungkan
Pengetahuan akan Alkitab tidaklah cukup. Diperlukan sesuatu yang lebih dari itu. Mempercayai dan melakukan.
Seperti para pemuka agama dan bangsa Yahudi, tahu Alkitab. Namun kurang meyakini isinya.
Mereka tidak berusaha mencari kebenaran untuk diri mereka sendiri. Bahkan Raja Herodes yang jahat lebih ingin tahu daripada mereka.
Tetapi orang Majus mendapat bagian dalam kelahiran Juruselamat. Karena mereka percaya dan melakukan.
Mereka adalah yang pertama mempersembahkan hadiah kepada Yesus. Pemberian terbaik yang mereka miliki.
Karena itu apakah ada kebenaran yang ingin saya ketahui dari kisah ini? Ada. Jadilah pelajar Alkitab yang tulus seperti Orang Majus. Tempuhlah jalan yang sulit untuk menemukan kebenaran.
Jika kita rajin dan tulus menyelidiki firman-Nya, kita akan dituntun oleh bintang yang menuntun orang majus kepada Yesus dan kebenaran-Nya.
——————
“Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan.” 1 Tawarikh 16:29
Nampaknya banyak keunikan dalam kisah orang-orang majus. Seperti yang kemarin kita lihat, mereka bukan sipemiliki Alkitab dan kebenaran. Orang-orang Yahudi yang empunya.
Namun mereka yang menghargai. Menempuh jarak yang sangat jauh untuk mencari penggenapannya. Ini sangat aneh.
Sementara orang Yahudi, yang hanya sepelemparan batu jaraknya, enggan mencari. Ini masalah jarak hati. Bukan soal jarak tempat.
Saya mengenal seorang pria, yang jatuh hati kepada seorang Wanita. Mereka tinggal antar benua. Tetapi dia tempuh demi menemuinya.
Kita bisa saja jauh dengan seseorang walau tinggal satu rumah atau satu gereja. Karena hati kita jauh. Hati kita pergi menjauh dari mereka. Jauh dekat adalah soal hati.
Orang Majus adalah imam, yang menyelidiki misteri alam semesta melaui astronomi, astrologi, dan ilmu alam. Mereka juga terampil dalam filsafat, kedokteran, dan sains.
Mereka berasal dari Arab, Mesopotamia, Mesir, atau tempat-tempat lain di Timur.
Mereka dipenuhi dengan hikmat, dan mereka mengetahui nubuat Perjanjian Lama tentang kelahiran Yesus.
Jarak tempat mereka jauh dari Betlehem, namun jarak hati mereka dekat. Karena itu kita melihat keunikan lain dari mereka. Persembahan yang mereka bawa: Emas, kemenyan dan mur.
“Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.” Mat 2:11.
Persembahan itu mengandung nubuatan akan masa depan Yesus. Itu pemberian untuk raja. Emas melambangkan ketuhanan Kristus sebagai Raja.
Kemenyan melambangkan kemurnian-Nya sebagai Imam Allah. Mur melambangkan pekerjaan-Nya yang diurapi sebagai Nabi dan kematian-Nya.
Pertama, orang majus memproklamasikan Yesus sebagai Raja saat lahir (Matius 2:2). Orang Majus menunjuk pada karya Yesus sebagai Imam Tuhan, yang melayani selama tiga setengah tahun kepada orang-orang.
Orang majus memproklamasikan kematian Yesus. Mur adalah rempah-rempah yang digunakan untuk obat-obatan, kosmetik, dan minyak urapan. Itu dicampur ke dalam minyak yang digunakan untuk mengurapi para nabi.
Selain mengurapi para nabi, minyak juga digunakan untuk mengurapi orang mati. Mur disajikan kepada Yesus pada saat kelahiran-Nya menunjuk ke kehidupan-Nya sebagai seorang Nabi dan digunakan pada kematian-Nya untuk mengurapi tubuh-Nya saat kematian-Nya.
Itulah persembahan yang sarat makna.
Renungkan
Apakah persembahan yang sarat dengan makna yang dapat kita berikan kepada Yesus? Umumnya kita memberikan persembahan dalam bentuk material. Uang, Dll.
Tetapi, apakah persembahan itu mengandung makna: Emas, kemenyan, mur? Tergantung jarak hati..
Apakah ada kebenaran yang harus saya ketahui dari ayat ini? Ada. Ketika hati ada pada Tuhan, itu ditunjukkan dengan persembahan kita yang sarat makna, yaitu persembahan kerajaan, sebagai bentuk pengakuan kepemilikan Tuhan dan kita sebagai pengelola.
Persembahan terbaik yang dipersiapkan dan direncanakan, yang diberikan dengan kemurnian hati. Persembahan syukur atas keselamatan yang Tuhan karuniakan.
Bahwa semua yang kita nikmati telah lunas dibayar oleh kematian Yesus.
—————-
“…kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.”Matius 2:8
“Motif pembunuhan berencana Sambo tidak perlu dibuktikan..” Demikian kata Hakim. Sampai persidangan berakhir, motif pembunuhan itu karena apa tidak terungkap.
Maka hanya Tuhan dan Sambo yang tahu, mengapa dia membunuh. Pastinya niatnya jahat.
Ya Tuhan maha mengetahui. tidak ada yang tersebunyi baginya. Termasuk niat hati yang tidak diungkapkan manusia.
“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya. ” Yeremia 7:10
Seperti halnya Herodes, Tuhan membaca niat hatinya. Orang majus tidak tahu motif raja jahat. Karena cara bicara yang meyakinkan dan nampak ramah kepada mereka.
Tapi Tuhan tahu isi kepala Herodes. Maka Tuhan berpesan kepada mereka dalam mimpi untuk tidak Kembali kepada Herodes.
Cara Tuhan mencengah Herodes menemukan tempat kelahiran Yesus.
Herodes merasa orang majus tidak Kembali kepadanya. Merasa diperdaya, dia lanjutkan bertindak lebih jauh dan lebih brutal.
“Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.” Mat 2:16.
Sebelum niat raja ini viral, Tuhan sudah tahu lebih dahulu. Dia berpesan kepada Yusuf dalam mimpi untuk sementara mengungsi ke Mesir.
Peristiwa itu juga untuk menggenapi nubuatan Tuhan. Artinya sebelum Herodes lahir pun, Tuhan sudah tahu, bayi Yesus akan menghadapi ancaman pembunuhan.
Rencana keselamatan tidak dapat di gagalkan. Betapapun giat usaha dan strategi setan tidak akan berhasil.
Yesus selamat. Dia bertumbuh dewasa dan sukses menjadi Mesias dan juruslamat manusia. Dia juga tahu semua niat hati manusia, karena dia adalah Tuhan.
Renungkan
Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan. Apapaun motif dalam bertindak, Tuhan tahu. Motif adalah rahasia tersembunyi yang sulit diketahui orang lain.
Motif adalah alasan yang melatar belakangi seseorang untuk melakukan suatu kehendak.
Dua motif muncul dalam cerita ini. Motif yang tulus dan yang jahat. Yang satu selaras antara isi hati dan Tindakan. Satu lagi, niat hati dan tindakan tidak selaras.
Terkadang kita bisa bertingkah seperti Herodes. Berpura-pura ramah diluar, namun di dalam berbeda. Tetapi waktu akan membuktikan apakah motif itu tulus atau jahat.
Apakah motif dalam melayani? Apa motif dalam memberi? Semua akan ada pertanggung jawabannya.
Kebenaran yang kita perlu tahu tentang itu, seperti yang diungkapkan ayat ini,
“Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan, yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, u entah itu baik, entah itu jahat.” Pengkhotbah 12:14.
Renungkan juga ayat ini,“Seandainya ada niat jahatdalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar...” Mazmur 66:18
Setidak nya melalui ayat ini kita tahu bahwa motif/niat hati yang tidak tulus menyebabkan Tuhan tidak mendengar doa kita dan itu akan merusak pengalaman rohani kita.
Apakah ada sesuatu yang harus saya hentikan sehubungan dengan ayat ini? Apakah ada praktik dalam hidup saya yang harus saya ubah? Apakah ada kebiasaan yang harus saya mulai?
—————-
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Mataius 3:2
Pada zaman kuno ketika raja akan mengadakan kunjungan ke salah satu kota atau desa menuntut persiapan yang serius.
Raja akan mengirim para utusan ke wilayah yang akan dikunjungi untuk menyuruh mereka memperbaiki jalan, mengisi lubang-lubang di jalan dengan tanah, dan menghaluskan gundukan-gundukan di sepanjang perjalanan.
Persiapan itu dilakukan agar perjalanan raja nantinya menjadi lancar, mudah, menyenangkan, dan bebas dari masalah.
Seperti itu lah peran Yohanes Pembabtis. Dia pembuka jalan untuk Mesias. Kemunculannya ke publik tidak normal.
Dia tidak tampil ditengah keramaian kota, dengan penampilan busana yang keren. Sebaliknya dia tampil di padang gurun Yudea, tempat yang sunyi, dengan penampilan busana yang aneh.
Jubah bulu unta dari kain kasar yang dibuat dengan menenun bulu unta, dan itu sering dipakai di Timur oleh orang miskin. Dan ikat pinggang kulit.
Jubah itu tamparan keras untuk jubah melambai para pemimpin agama Yahudi yang angkuh.
Makanannya belalang dan madu hutan. Beberapa komentator menafsirkan belalang itu adalah tumbuhan polong, buah yang mirip buncis agak manis, berbentuk polong..
Tetapi berdasarkan kata Yunani “akrides” kata itu selalu mengacu pada serangga, belalang. Menurut hukum Musa, beberapa jenis belalang adalah makanan yang tidak haram (Im. 11:22).
Begitulah cara hidup Yohanes Pembabtis yang unik. Tinggal ditempat yang sunyi, makan belalang dan madu hutan.
Anehnya banyak orang datang ketempat itu. Tempat yang sunyi dan sepi mendadak ramai.
“Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.” Matius 3:5.
Tidak ada catatan berapa jumlah mereka. Bisa ratusan atau ribuan jiwa. Pekabaran Yohanes hanya satu, yaitu panggilan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
Bertobat ini tidak terbatas pada kesedihan karena dosa, tetapi perubahan pikiran, kehendak, dan sikap. Perubahan radikal. Dari hidup lama ke baru.
Bertobat bukanlah anjuran melainkan perintah. itu bukanlah pilihan tetapi wajib! Ambil atau tinggalkan..
Kalimat yang digunakan adalah kalimat perintah sekarang. Bertobat pekerjaan setiap hari.
Hebatnya mereka menanggapi panggilan pertobatan tersebut. “Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.” (ay.6).
Sementara kerajaan Sorga sudah dekat adalah kedatangan Yesus yang pertama, sebagai Mesias. itu adalah Kerajaan rohani, pemerintahan Allah di dalam hati manusia. Dan kerajaan kemuliaan yang akan datang.
Renungkan
Gaung pekabaran Yohanes Pembabtis, “Bertobatlah kerajaan Sorga sudah dekat” terus menggema setiap hari. Barang siapa bertelinga hendaklah mendengar.
Bertobat bukan pilihan tapi perintah. Menurut perintah atau tidak itu baru pilihan. Ambil atau tinggalkan.
Apakah ada kebenaran yang dapat kita temukan dalam ayat tersebut? Ada. Pertobatan adalah panggilan kudus setiap hari kepada kita.
Seruan Yohanes adalah Pertama, Kesalehan manusia tidak memadai; oleh karena itu, pertobatan diperlukan. Kedua, Dunia saat ini adalah dunia yang tidak memadai; oleh karena itu, Kerajaan Surga dibutuhkan. Ketiga, Manusia telah mempersiapkan kehidupan yang tidak memadai bagi Tuhan; oleh karena itu, dia harus mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
Apakah ada sesuatu yang harus saya hentikan sehubungan dengan ayat ini? Apakah ada praktik dalam hidup saya yang harus saya ubah? Apakah ada kebiasaan yang harus saya mulai?
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2
—————
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Matius 4:3
Bagi Yesus tidak ada yang mustahil. Menjadikan batu berubah jadi roti itu perkara gampang. Tetapi Yesus tidak semena-mena melakukan sesuatu yang tidak alami.
Apalagi kalau itu adalah perintah dari Iblis. Dia pandai melihat celah yang dapat menjatuhkan Yesus, yaitu rasa lapar setelah puasa 40 hari.
Dengan cerdik dia mengatakan kata-kata jebakan, yang memancing harga diri, yaitu: “Jika engkau adalah anak Allah.” Padahal Iblis sangat tahu Yesus itu Anak Allah.
Iblis mau katakan, mengapa Bapa Mu tidak memberi engkau makan? Mengapa dia menempatkan Mu dipadang gurun yang kering ini?
Godaan ini sama seperti yang Iblis katakan ke Hawa dalam Kejadian 3, yaitu menggoda selera makan disaat kelaparan.
Yesus tidak menempatkan kebutuhan jasmaninya diatas kebutuhan rohaninya. Jika kebutuhan jasmani ditempatkan diatas kebutuhan rohani, kita berdosa.
Dari pada kita didikte oleh keadaan, lebih baik kita mengikuti kehendak Allah.
Yesus bisa saja mengubah batu menjadi roti, tetapi Dia memilih akan menjalankan kuasa-Nya secara independen dari Bapa; dan Dia datang untuk menaati Bapa (Yohanes 5:30; 6:38).
Pencobaan pertama (Mat 4:2-7) Ilbis berusaha membuat Yesus meragukan keilahian-Nya sebagai anak, dan peran-Nya sebagai Mesias.
Yesus melawan cobaa yang pertama (Mat 4:2, 3), yang mencoba menarik selera fisik nya terhadap makanan (Mat 4:4), Ul. 8:3.
Mengapa Iblis menggunakan Teknik itu untuk mencobai Yesus? Pertama, agar Yesus tidak mempercayai pemeliharaan Bapa-Nya dan menggunakan kuasa ilahi-Nya sendiri untuk melayani diri-Nya sendiri.
Yang kedua adalah menganggap pemeliharaan Bapa dengan menguji-Nya. Yang ketiga adalah agar Dia meninggalkan jalan Bapa-Nya dan menggantikan jalan Setan.
Yesus mematahkan cobaan iblis hanya satu kalimat yaitu, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Ay. 4).
Yesus mengutip dari Ulangan 8:3. Ujian ini menargetkan kebutuhan fisik yang mendesak.
Dan disini Yesus tidak menggunakan kuasa Ilahi-Nya untuk mengalahkan Iblis. Yesus menggunakan sumber daya rohani yang tersedia bagi kita saat ini: kuasa Roh Kudus (Matt .4:1), dan kuasa Firman Allah.
Poinnya adalah kita juga menghadapi godaan yang sama seperti Yesus. Selera daging kita dirangsang oleh Iblis.
Untuk mematahkannya, kita harus memakan Firman Tuhan seolah-olah hidup kita bergantung padanya. Kita harus menghafal Firman Tuhan (Mzm 119:9, 11).
Yesus dalam kemanusiaan-Nya telah menghafal Kitab Suci sehingga Dia dapat menerapkannya pada situasi dan kebutuhan tertentu.
Orang Kristen dewasa membutuhkan Firman Allah jauh lebih banyak daripada anak-anak, meskipun baik bagi anak-anak untuk menghafalkan Firman Tuhan.
Kita harus merenungkan Firman Tuhan, seperti cara sapi memakan rumput. Cara terbaik untuk menghindari pencobaan adalah lari kepada Tuhan.
——————-
“Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” “Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Matius 4:6-7.
Kalah di ronde pertama tidak lantas membuat Iblis menyerah. Dia mencoba sekali lagi untuk menaklukkan Yesus dengan cara yang kedua.
Dia membawa Yesus ke kota suci dan menempatkan di bubungan bait Allah. Ini adalah puncak atau titik tertinggi dari Bait Suci.
Cobaan kedua ini dirancang untuk menguji kepercayaan Yesus kepada Bapa-Nya. Itu sebabnya dia selalu mulai dengan kalimat, “Jika Engkau anak Allah..”
Maksud Setan adalah jika Yesus menolak untuk menjatuhkan diri-Nya, itu akan menunjukkan bahwa Yesus tidak mempercayai Bapa-Nya.
Dalam hal ini, setan memutarbalikkan Kitab Suci, yang tertulis di Mazmur 91:11-12, yang berbunyi:
“Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.”
Ayat itu konteksnya adalah mempercayai Tuhan bukan mencobai Tuhan! Jadi Setan benar-benar salah mengutip Kitab Suci dan salah menerapkan. Lagi pula dia menghilangkan kalimat, “disegala jalanmu.”
Dengan ayat ini, setan berusaha merayu Anak Allah untuk berbuat dosa terhadap Bapa-Nya. Setan ingin menyiratkan Yesus sebagai orang yang tidak menuruti perintah Bapa-Nya.
Tentu saja Yesus dapat melompat dari ketinggian itu dan bisa mendarat dengan selamat. Tetapi itu bukan kehendak Bapa.
Apa yang Setan katakan adalah agar Yesus melompat jika dia benar-benar percaya janji Tuhan dalam Mzm 91:11-12 untuk melindungi Dia.
Sekali lagi Yesus mematahkan siasat Setan dengan “pedang Roh, yaitu Firman Allah”. (Ef 6:17). Yesus katakan, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Yesus mengutip Ulangan 6:18. Kepada Israel Allah telah memberikan banyak bukti pimpinan Tuhan kepada mereka. Dibebaaskan dari Mesir, Laut merah dibelah, manna dari sorga, dll.
Terlepas dari bukti kepedulian ilahi terhadap kebutuhan mereka. Mereka “mencobai Tuhan, berkata, Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?”
Israel telah melihat melihat kuasa Tuhan, tetapi mereka masih mengatakan, “adakah Tuhan ditengah-tengah kita? Mereka menantang Tuhan untuk membuktikan kuasa ilahi-Nya.
Sama seperti Israel, setan sudah tahu dan melihat kuasa Tuhan, pemeliharaan Tuhan kepada bayi Yesus luput dari pembunuhan Herodes, tetapi dia masih mau menantang Yesus membuktikan perlindungan Tuhan!
Itulah artinya perkataan Yesus, “Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu.”
Kita juga terkadang seperti itu, kita sudah tahu kuasa pemeliharaan Tuhan, tetapi kita menantang Dia membuktikan kuasa-Nya dan mengatakan, dimana Tuhan..
Apakah kebenaran yang dapat kita temukan dalam ayat ini? Kita tidak perlu menantang Tuhan membuktikan pemeliharaan dan perlindungan-Nya kepada kita.
Jika kita menempatkan diri kita untuk memaksa Tuhan melindungi kita, kita sedang mencobai Dia.
Ambil contoh seorang penderita diabetes yang menolak untuk mengambil insulin dengan mengatakan Tuhan berjanji Dia akan menjaga saya dan dengan demikian dia telah mencobai Tuhan.
Apakah kita pernah menguji Tuhan? Saya khawatir kita melakukannya, ketika kita melakukan sesuatu dengan lancang, dengan anggapan itu adalah kehendak-Nya..
Ketika kita tidak meluangkan waktu untuk bersekutu dengan-Nya dalam doa untuk memastikan bahwa itu adalah kehendak-Nya, kita telah mencobai Tuhan.
Setan akan terus menerus mencobai kita. Dia akan menggunakan godaan seksual, bujukan keuangan, gossip, jabatan, dll..
Kita akan selamat dari semua godaan itu, bila kita berjalan selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan berharap Tuhan akan menyelamatkan dari godaan, bila kita berjalan menuju jalan yang kita tahu itu bahaya.
Saat pencobaan itu muncul, lakukan apa yang Yesus lakukan. Katakan, “ Ada tertulis..”
—————–
“Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Matius 4:8-10
Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Bila gagal sekali, coba lagi dan lagi. Nampaknya iblis mengaplikasikan pepatah tersebut Ketika mencobai Yesus.
Sudah dua kali dia gagal. Dia masih ingin mencoba, siapa tahu kali ini berhasil. Atau sebenarnya dia sudah tahu berapa kali pun dia mau mencobai Yesus pasti akan gagal. Entahlah..
Kali ini dia membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi. Lebih tinggi dari bubungan Bait Suci. Dari puncaknya dia perlihatkan kemegahan kerajaan dunia. Beberapa orang menyebut itu gunung Nebo, dari mana Musa melihat seluruh tanah perjanjian. (Ul 31:1-4).
Setelah itu, iblis mengatakan, bahwa semua itu akan dia berikan kepada Yesus kalau sujud menyembah dirinya.
Iblis telah diberikan hak dan kekuatan atas kerajaan dunia (1 Yoh 5:19). Namun klaim iblis bahwa dia berkuasa atas segala sesuatu adalah klaim yang benar-benar merupakan “setengah kebenaran” (seluruhnya bohong!)
Allah berdaulat atas seluruh Langit dan Bumi. Dia memerintah atas semua ciptaan. Apa pun yang dikuasai Setan, dia hampir seperti “penghuni liar” di sebidang tanah.
Kristus lah pemilik sesungguhnya, itu didasarkan pada fakta Dia yang menciptakan (Yoh 1:3).
Iblis tahu bahwa Yesus datang untuk menggugat hak-Nya, maka dia menawarkan untuk menyerahkannya tanpa konflik, tetapi dengan syarat. Yesus harus menyembah dirinya.
Sekarang terungkap tujuan tertinggi setan adalah keinginan untuk disembah. Serasa dia belum puas sudah mendapat penyembahan dari Sebagian manusia.
Dia juga ingin mendapat pemyembahan dari raja alam semesta pemilik dunia ini.
Yesus tidak berdebat dengan Setan tentang siapa yang memiliki dunia, tetapi Yesus menolak untuk membenarkan klaim Setan dengan tidak menyembahnya.
Yesus tahu bahwa dia akan menebus dunia dengan menyerahkan nyawanya di kayu salib, bukan dengan bersekutu dengan malaikat yang rusak.
Untuk mematahkan godaan Iblis ini, Yesus mengutip Firman Allah, mengatakan, ada tertulis, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Yesus mengutip Ulangan 6:13. “
Setan tidak mengatakan apa-apa tentang pelayanan, tetapi Yesus tahu bahwa apa pun yang kita sembah, kita akan layani.
Pelayanan kepada Tuhan adalah kebebasan sejati, tetapi pelayanan kepada Setan adalah belenggu yang mengerikan.
Pola Allah dimulai dengan penderitaan dan diakhiri dengan kemuliaan (1 Petrus 5:10).
Sementara pola Setan adalah mulai dengan kemuliaan dan diakhiri dengan penderitaan. Setan ingin kita mengorbankan hidup kekal untuk hidup yang sementara dan mengambil “jalan yang mudah.” kenikmatan dosa.
Karena kekuatan Setan saat ini hanya atas izin Tuhan, ketika Yesus memerintahkannya untuk pergi, Setan tidak punya pilihan selain menurut.
Yesus mendemonstrasikan kedaulatan-Nya, yang diinginkan Setan untuk disalahgunakan-Nya! Di pencobaan ketiga ini, setan kalah telak 3-0.
Tujuan Setan dalam ketiga pencobaan itu adalah membuat Yesus bertindak secara mandiri terlepas dari kehendak Bapa-Nya.
Jadi, cara setan mencobai kita sama seperti dia mencobai Yesus.
Pertama, dia mencoba membuat kita tidak mempercayai pemeliharaan Allah dan mencoba menyelesaikan setiap masalah dengan kekuatan kita sendiri.
Kedua, dia akan mencoba membuat kita menganggap remeh pemeliharaan dan pengampunan Tuhan dengan menempatkan diri kita dalam bahaya-baik fisik, ekonomi, moral, spiritual, atau lainnya.
Ketiga, dia merangsang ambisi egois kita dan mencoba membuat kita menggunakan rencana kita sendiri untuk memenuhi janji Allah. Artinya, mencoba menggenapi rencana Tuhan dengan cara Setan.
Apakah kita menyembah Tuhan dengan benar? Berhala adalah segala sesuatu yang menggantikan tempat Tuhan. Siapakah yang kita utamakan?
Jika ada godaan untuk tidak menyembah Tuhan, atau menomor duakan Tuhan, katakan, “Ada tertulis.”
Untuk dapat mengatakan, “Ada tertulis..” tentu saja kita harus tekun membaca Alkitab. Kalau tidak, kita akan menyerah terhadap godaan Iblis.
————
“Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.” Matius 4:11
Sangat memalukan kekalahan Iblis. Tiga kali berturut-turut semuanya dimenangkan Yesus. Senjata mematikan Yesus mengalahkan cobaan iblis adalah Firman Allah, yang tertulis.
Yesus memenangkan pertempuran atas tiga pencobaan sengit dari iblis yang pasti tidak akan pernah dihadapi oleh orang percaya, meskipun mereka akan terus menerus diserang oleh gerombolan iblisnya yang juga licik.
Perhatikan bahwa Yesus menang karena Ia bergantung pada kekuatan Roh Allah dan kuasa Firman Allah.
Ini adalah “senjata” yang sama yang Tuhan telah berikan kepada setiap orang percaya agar kita juga dapat mengalami kemenangan atas godaan yang berlipat ganda dan tak henti-hentinya dari dunia, daging dan iblis.
Oleh karena itu kita harus melakukan dua hal setiap pagi sebelum kita pergi ke pertempuran, karena Petrus mengatakan:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu… kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” (1Pet 2:11).
Itu artinya kita harus dipenuhi dengan Roh Kudus (Efesus 5:18) dan biarkan Firman Allah tinggal di dalam kita (Kolose 3:16).
Jika goyah di salah satu poin ini, maka yakinlah kita akan sangat rentan akan mengalami kekalahan hari itu.
Seperti iklan slogan kartu kredit American Express, “Jangan tinggalkan rumah tanpanya!”
Dalam arti rohani, “jangan meninggalkan rumah tanpa Roh dan Firman Allah, yang akan memberikan kuasa kepada mu!”
Ayat 11 mengatakan, Ibils meninggalkan Yesus. Bukan berarti dia menyerah sepenuhnya. Karena dalam Lukas 4:13, “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”
Artinya, iblis akan mencari peluang diwaktu yang lain mencobai Yesus.
Kata “meninggalkan” diterjemahkan sebagai “mengampuni.” Kata itu 47 kali digunakan di perjanjian Baru. Tetapi untuk menemukan arti yang tepat, kita harus lihat konteksnya.
Jadi, Iblis tidak “memaafkan” Yesus karena tidak jatuh ke dalam pencobaannya! Maka Lukas menambahkan, dia akan kembali pada “waktu yang tepat”.
Tentu saja, dia tidak akan pernah menemukan “waktu yang tepat” untuk menjatuhkan Yesus. “Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” (Ibrani 4:15).
Ingat, iblis tidak akan berhenti untuk mencobai kita. Karena itu kita pun tidak boleh berhenti lepas dari pengaruh Roh Kudus dan Firman-Nya.
Ingat, setan sudah pengalaman 6000 tahun menggoda manusia. Dia tahu dimana kelemahan kita. Karena itu jangan sombong dengan merasa kita pasti kuat dan tidak jatuh..
Sekarang, para malaikat surgawi datang dan melayani Yesus di jalan ketaatan. Jaminan kasih Bapa dan penghargaan dan sukacita seluruh surga dalam kemenangan-Nya pasti sangat menghibur dan menguatkan Juruselamat.
Poinnya, lawan iblis dengan mengacu pada Firman Allah, seperti yang Yesus lakukan tiga kali berturut-turut.
Kemenangan kita melawan cobaan iblis adalah sukacita seluruh warga sorga. Malaikat bersorak-sorak. Namun setiap kali kita takluk kepada cobaan iblis, sorga bersedih.
Tuhan telah berikan kepada kita segala alat untuk mengalahkan cobaan iblis. Bacalah Efesus 6:11-18.
————-
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, Matius 4:12-13
Berakhirnya cerita pencobaan Yesus, membawa kita Kembali ke cerita berikutnya. Cerita lain lagi. Yesus menyingkir ke Galilea waktu Ia mendengar Yohanes ditangkap.
Kalimat, “Tetapi waktu..” adalah ungkapan waktu yang penting. Mengapa? Karena ada peristiwa-peristiwa penting pada tahun pertama pelayanan Yesus sejak pencobaan yang dilewatkan oleh Matius dan 2 injil lainnya – Markus dan Lukas.
Artinya, antara Matius 4:11 dan Matius 4:12, ada jangka waktu 12-14 bulan, periode awal pelayanan Yesus yang hilang atau tidak dicatat di Injil Matius. Periode yang hilang itu disebut sebagai TAHUN KETIDAKJELASAN.
Tetapi injil itu saling melengkapi. Tahun ketidakjelasan ini menjadi jelas, karena dicatat di injil Yohanes 1:19-4:44,45. Kita menjadi tahu peristiwa yang terjadi pada periode tersebut.
Kita juga menjadi tahu sebagain besar pelayanan Yesus mula-mula terjadi diwilayah Yudea, juga Samaria dan Galilea.
Maka urutan waktunya adalah Yesus dibaptis, kemudian pencobaan, permulaan pelayanan di Galileas. (Lihat Markus 1:13, Lukas 4:13)
Matius 4:12 memberitahu kita mengapa Yesus meninggalkan Yudea dan pergi ke Galilea. Karena Yohanes ditangkap. Tetapi kenapa baru sekarang?
Mengapa tidak sejak awal dia memulai pelayanan publiknya? Yesus tidak mau memberikan kesan bersaing dengan Yohanes.
Jika Yesus memulai pelayanan-Nya dengan kekuatan penuh sebelum pelayanan Yohanes selesai, kesetiaan orang-orang akan terbagi.
Yohanes diutus untuk mempersiapkan jalan dan jalannya belum sepenuhnya siap sampai Yohanes disingkirkan dari tempat kejadian.
Orang percaya bukanlah saingan. Mereka adalah hamba Tuhan yang bekerja sama dalam pelayanan masing-masing.
Mereka tidak untuk bersaing satu sama lain. Dan ketika saatnya tiba, ketika pelayananan seorang hamba selesai, dia harus dengan rela menyingkir untuk pelayanan yang baru.
Dalam Yosua 1:2 Tuhan berbicara kepada Yosua dan berkata, “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini.”
Dengan kata lain, Ketika Musa sudah mati, tetapi pekerjaan harus dilanjutkan. Musa telah mempersiapkan Yosua untuk mengambil alih ketika dia pergi.
Elia diangkat ke surga, jadi Elisa akan melakukan pekerjaan itu.
Setelah suara Yohanes Pembaptis, maka Suara Yesus akan didengar. Itu telah terjadi sepanjang sejarah Gereja.
Setelah Yohanes dipenjarakan, Yesus datang memberitakan Injil di Galilea. Yohanes di penjara selama satu tahun sebelum dia dipenggal oleh Herodes karena dia berkhotbah menentang dosanya mengambil istri saudara laki-lakinya Filipus.
Ketika Yohanes dimasukkan ke dalam penjara, maka Yesus tampil memberitakan injil dan ini lah tanggal perkiraan Yesus mulai melayani di Galilea.
Poinya, setiap pelayanan harus ada regenerasinya. Pemimpin menciptakan pemimpin lainya. Kesinambungan pekerjaan itu tidak boleh berhenti dengan alasan tidak ada lagi yang melanjutkan.
Karena itu dididik setiap orang untuk dipersiapkan melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Tidak ada komentar