Mengenal Yohanes Markus Penulis Kitab Markus

admin
1 Jul 2024 19:08
12 menit membaca

Baca: Kis. 13: 1-5, 13; Kis. 15: 36-39: Mrk. 1: 1-15: Yes. 40: 3; Dan. 9: 24-27.

1. Markus: Missionaris Gagal

Nama Yohanes Markus diperkenalkan pertama kali di Kisah Para Rasul 12:12 pada peristiwa persekusi dan penganiayaan Herodes kepada orang-orang Kristen.

Pada waktu itu Petrus dipenjarakan Herodes. Tetapi seorang malaikat datang melepaskan dia dari sana. Selanjutnya Petrus pergi kerumah Yohanes Markus..

“…pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus…” (Kisah 12:12).

Disana sudah banyak orang Kristen berkumpul dan berdoa. Kemungkinan Yohanes Markus juga ada disana. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 40-an M.

Petrus pasti bersaksi tentang mujizat pembebasan Tuhan atas dirinya dari penjara. Markus terkesan dengan pembebasan ajaib Tuhan kepada Petrus.

Ibunya bernama Maria. Seorang ibu yang beriman. Rumah mereka menjadi tempat perkumpulan doa umat-umat percaya. Dan Markus kemungkinan aktif terlibat disana.

Maka dari sinilah titik awal bagi Markus memiliki hubungan dikemudian hari dengan Barnabas dan Paulus. Dari sini Roh Misionarisnya mulai bertumbuh.

Kedekatan Markus dengang Saulus dan Barnabas: Kisah 13: 1-5, 13.

Kisah Para Rasul 13 menerangkan perjalanan misionaris pertama Saulus dan Barnabas, dimulai sekitar tahun 46 Masehi.

Dan di ayat 5 disebutkan Yohanes Markus turut bersama dengan mereka sebagai pembantu mereka. Apakah dia diajak atau dia mengajukan diri tidak ada informasi.

Kemudian di ayat 13 ketika Saulus dan Barnabas akan berlayat ke Perga, Yohanes Markus tiba-tiba mengundurkan diri dari membantu mereka dalam pelayanan berikutnya.

“Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem.”

Markus sendiri yang meninggalkan Saulus dan Barnabas. Tidak ada informasi apa penyebabnya.

Dalam buku Kisah Para Rasul, hal, 143, dikatakan,

“Markus, diliputi dengan ketakutan dan kekecewaan, ragu-ragu untuk sementara waktu dalam maksudnya untuk memberikan dirinya dengan sepenuh hati kepada pekerjaan Allah. Tidak biasa dengan kesukaran, Ia putus asa oleh bahaya dan penderitaan di perjalanan..”

Intinya, segalanya menjadi terlalu sukar baginya, dan karena itu dia pun ingin keluar.

Jadi Markus menarik diri dari Pelayanan karena tidak tahan dengan tantangan yang dihadapi dalam pelayanan.

2. Kesempatan Kedua Markus: Kisah 15: 36-39

Pada perjalanan Missionari yang kedua, entah bagaimana Barnabas ingin mengajak Yohanes Markus. (Kis 15:36-37).

“tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.” (Kis 15:38).

Dari komentar yang diberikan Saulus, kita dapat poin bahwa alasan kepergian Markus meninggalkan mereka dalam pelayanan sifatnya negatif..

Tentu saja Paulus sakit hati dengan cara Markus meninggalkan mereka, justru pada saat dirinya sangat diperlukan.

Itu sebabnya, dia tidak setuju Markus ikut dengan mereka lagi. Karena Kehidupan misionaris, khususnya di dunia kuno, sangat keras dan penuh tantangan (bandingkan dengan 2 Kor. 11: 23-28).

Dari sudut pandangnya, seseorang yang meninggalkan tugas begitu cepat tidak layak mendapat sebuah tempat dalam tim misionaris yang memerlukan kekompakan melawan kekuatan jahat.

Barnabas tidak setuju dengan pendapat Saulus. Dia ingin Markus diberi kesempatan kedua. Dia melihat potensi dalam diri Markus dan tidak ingin meninggalkan pemuda itu.

Barnabas mengenal Markus lebih baik dari Saulus, karena itu keponakannya..

Akhirnya timbul perselisihan yang dalam di antara Paulus dan Barnabas karena Yohanes Markus. Mereka akhirnya pecah kongsi.

Sehingga mereka pun berpisah jalan. Paulus memilih Silas untuk pergi bersamanya, dan Barnabas tetap membawa Markus.

Demi Markus, Barnabas mengorbankan tim pelayanan yang dia telah bangun dengan Paulus. Perselisihan Paulus dan Barnabas tidak berakhir negative.

Mereka tetap melakukan tugas penginjilan dengan tekun. Artinya, perbedaan pendapat tidak boleh mengorbankan inti dari pekerjaan itu: Pemberitaan Injil.

Disini tidak dijelaskan mengapa Barnabas memilih untuk membawa Markus bersamanya. Faktanya, pasal ini adalah tempat terakhir di mana kedua pria tersebut muncul dalam Kisah Para Rasul.

Namun menariknya, ini bukanlah tempat terakhir Markus disebutkan dalam Perjanjian Baru. Karena kita akan menemukannya dalam surat kepada jemaat Kolose, Surat Filemon, dan Timotius.

Perubahan Yohanes Markus: Kolose 4: 10, 2 Timotius 4: 11, Filemon 24, dan 1 Petrus 5: 13

Kita akan menemukannya bersama Paulus di penjara, suatu penghiburan dan berkat bagi Paulus.

Di ayat-ayat berikut kita menemukan Markus telah berubah total, dari pengecut menjadi pemberani.

• Kolose 4: 10 – Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas

• 2 Timotius 4: 11 – Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.

• Filemon 24 – dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku

• 1 Petrus 5: 13 – Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku.

Dari ayat-ayat diatas kita temukan Markus melayani kembali dengan Paulus. Dia melayani dengan baik, itu sebabnya Paulus menyebut dia teman sekerja, dan anaknya.

Suatu perubahan yang luar biasa ternyata terjadi dalam diri Markus.

Markus jelas sudah pulih dari kegagalannya, hampir dapat dipastikan dia berubah dibawah bimbingan Barnabas.

Jadi pentingnya kesempatan kedua dan ketiga diberikan kepada orang-orang yang gagal. Tetapi jauh lebih penting membimbing mereka yang gagal dengan baik hingga berhasil.

Bila kita telah gagal dalam pelayanan atau yang lainnya, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri.

3. Pendahuluan Markus: Markus 1:1-8

Dalam prolog pembuka, Markus memberitahukan para pembacanya bahwa isi Injilnya adalah Yesus Kristus, Anak Allah (1:1), dan 1:1-13 merupakan awal dari kabar baik tentang Dia..

Ayat-ayat ini berfungsi sebagai lensa yang melaluinya seluruh kitab Markus harus dilihat dan mempersiapkan pembaca untuk memahami kisah Yesus dari Nazaret yang terdapat dalam 1:14-16:8.

Ayat-ayat ini menjadi kunci memahami Kristologi dalam 1:1, 2-3, 7-8, 9-11, dan 12-13.

Di Markus 1:2-3 dikatakan, Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya:

“Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”

Markus Mengutip Perjanjian Lama untuk memperjelas bahwa Injil terikat erat dengan janji Allah dalam Perjanjian Lama dan merupakan kelanjutan dari kisah kegiatan penyelamatan Allah.

Sebelum khotbah Yohanes Pembaptis yang penuh dengan janji, ada khotbah Yesaya yang penuh dengan janji, yang menunjukkan bahwa Allah telah merencanakan segala sesuatunya jauh sebelum Yohanes muncul.

Perikop ini terdiri dari gabungan ayat-ayat dari Keluaran 23:20; Maleakhi 3:1; dan Yesaya 40:3.

Keluaran 23:20 berisi janji Allah untuk mengirimkan utusan-Nya kepada bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari padang gurun menuju Kanaan.

Yesaya 40:3 berbicara tentang eksodus kedua melalui padang gurun menuju pembebasan akhir yang disiapkan untuk umat Allah.

Maleakhi 3:1 memperingatkan bahwa Tuhan akan mengutus seorang utusan untuk mempersiapkan jalan di hadapan-Nya sebelum datangnya hari penghakiman.

Dengan menggunakan teknik yang lazim digunakan dalam Yudaisme pasca-alkitabiah, Markus memadukan teks-teks yang pada mulanya tidak ada hubungannya satu sama lain.

Dengan mengutip ayat-ayat ini, Markus menyatakan bahwa Taurat (Keluaran), Nabi-nabi Besar (Yesaya), dan Nabi-nabi Kecil (Maleakhi) menegaskan apa yang akan ia ceritakan.

Markus mungkin mengaitkan seluruh kutipan ini dengan kitab Yesaya bukan untuk menunjukkan sumbernya, melainkan karena nabi tersebut memiliki arti khusus baginya.

Ini adalah sebuah petunjuk bahwa “seluruh kisahnya tentang ‘permulaan Injil’ harus dipahami dengan latar belakang tema-tema Yesaya.

Dalam Markus 1: 2-3, dituliskan 3 tokoh utama: Yesus Kristus, Allah Bapa, Yohanes Pembaptis.

Dia yang akan mengutus utusan (Bapa), utusan yang akan merintis jalan (Yohanes), dan Dia yang jalan-Nya telah dipersiapkan (Yesus).

Aku (Tuhan) menyuruh utusan-Ku (Yohanaes) mendahului Engkau (Yesus), ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu..

Tiga orang juga disebutkan dalam Markus 1:3: orang yang berseru-seru di padang gurun, Tuhan yang meluruskan jalan, dan orang yang dituju.

Ayat dalam Yesaya mempunyai banyak kaitan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis dan juga berfokus pada Perjalanan Tuhan.

Dalam Injil Markus, Tuhan Yesus sedang dalam sebuah perjalanan. Narasi yang bergerak cepat memperkuat makna perjalanan ini, sebuah perjalanan yang akan menggiring ke salib dan kepada kematian pengorbanan-Nya bagi kita.

Markus berpendapat bahwa penyebutan jalan tersebut mengandung pengharapan apokaliptik.

Ia berpendapat bahwa dalam Yesaya “jalan Tuhan” mengacu pada “pawai kemenangan” Allah dan merupakan demonstrasi yang luar biasa dari kuasa-Nya.

Dalam keseluruhan kisah Markus, jalan itu merujuk kepada jalan kemenangan yang akan ditempuh oleh Yesus yang akan memimpin umat-Nya.

Sesuai dengan kutipan Perjanjian Lama dalam Markus 1: 2-3, Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan, suatu tindakan berbalik dari dosa, dan kembali kepada Allah (Mrk. 1: 4).

Khotbahnya berkaitan dengan janji akan datangnya Dia yang lebih berkuasa, yang akan segera membenamkan mereka ke dalam Roh Kudus.

Yohanes mengumumkan kedatangannya dan berusaha mempersiapkan hati orang-orang agar mereka dapat merespons ketika ia tiba.

Ia tahu bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar percikan air sungai Yordan yang berlumpur pada tubuh mereka untuk menciptakan di dalam diri mereka hati dan roh yang baru

Ia mengakui bahwa baptisan air yang ia lakukan hanyalah sebuah persiapan, baptisan Roh Kudus yang akan menentukan.

Berpakaian seperti Nabi Elia zaman dahulu (bandingkan dengan 2 Raj. 1: 8), dia berbicara dalam Markus 1: 7-8 mengenai Seseorang yang datang setelah dia yang lebih berkuasa daripada dia.

Pernyataannya bahwa dia tidak layak melepaskan tali kasut dari Seorang yang Datang itu menunjukkan betapa mulianya pandangannya terhadap Yesus.

4. Baptisan Yesus: Markus 1:9-13.

Setelah memperkenalkan pendahulu dari Dia yang akan datang, Markus mengarahkan perhatian pembacanya kepada Yesus.

Dia menceritakan tentang kedatangan Yesus dari Nazaret (1:9) dan baptisan-Nya di mana Dia yang Diurapi (Mesias) diurapi oleh Roh Kudus (1:10).

Markus tidak memberi tahu kita mengapa Yesus pergi untuk dibaptis. Ia hanya tertarik untuk menceritakan apa yang terjadi pada baptisan itu.

Di Markus 1: 9-13. Siapakah yang hadir di baptisan Yesus, dan apakah yang terjadi?

Yohanes membaptiskan Yesus di Sungai Yordan, tetapi ketika Dia keluar dari air, Dia melihat langit koyak terbuka dan Roh Kudus turun ke atas-Nya seperti burung merpati.

Dia mendengar suara Allah dari surga. “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk. 1: 11).

Tentang langit terkoyak, Markus tidak menggunakan kata “terbuka” (anoigo), seperti yang digunakan injil lainnya.

Sebaliknya, ia menggambarkan bahwa langit terkoyak atau robek(schizo), seperti kilat yang mengoyak kain.

Ada perbedaan antara terbuka dan terkoyak. Sesuatu yang dibuka dapat ditutup. Tetapi apa yang terkoyak tidak dapat dengan mudah kembali ke keadaan semula.

Ketika Yesus keluar dari air, Markus mengatakan kepada kita, seluruh langit terkoyak. Ini berbicara tentang akses kita kepada Allah. Penghalang-penghalang telah dikoyakkan.

Tentang burung merpati yang turun keatas Yesus adalah Roh Kudus. Ini adalah kuasa dari surga yang meresmikan pemerintahan Allah.

Burung merpati tidak menukik turun seperti burung rajawali atau elang, tetapi turun dengan tenang dan lembut seperti burung merpati yang melayang-layang.

Roh yang sama yang pernah melayang-layang di atas air purba pada permulaan zaman (Kej. 1:2) sekarang turun ke atas Yesus “untuk membebaskan bumi dari cengkeraman kekacauan..

Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan pentingnya baptisan Yesus. Bapa, Anak, dan Roh Kudus hadir, bersama-sama meneguhkan awal pelayanan Yesus.

Pentingnya peristiwa ini menemukan gemanya pada adegan salib dalam Markus 15. Banyak elemen yang sama dari kisah itu akan muncul kembali dalam adegan itu.

Selanjutnya, Roh memimpin Yesus ke padang belantara. Kata “memimpin” berasal dari kata Yunani ekballő, kata umum yang digunakan dalam Injil Markus untuk mengusir roh-roh setan.

Kehadiran Roh di sini mengilustrasikan kuasa Roh Kudus di dalam kehidupan Yesus. Tuhan sudah memulaikan perjalanan pelayanan-Nya, dan Dia segera berhadapan dengan Iblis.

Nuansa pergumulan dalam adegan tersebut ditampilkan oleh referensi 40 hari pencobaan, kehadiran binatang liar, dan malaikat yang melayani Yesus.

Ciri yang tidak biasa dari adegan pembuka Injil Markus adalah bahwa Yesus diperkenalkan sebagai satu tokoh yang memiliki baik keilahian dan kemanusiaan.

Di sisi keilahian: Dia adalah Sang Kristus, Sang Mesias (Mrk. 1: 1), Tuhan diumumkan melalui seorang utusan (Mrk. 1: 2-3), lebih berkuasa dari Yohanes (Mrk. 1:7).

Namun pada sisi kemanusiaan, kita melihat hal berikut: Dia dibaptis oleh Yohanes (bukan sebaliknya, Mrk. 1: 9),

Dia digiring oleh Roh (Mrk. 1; 12). dicobai oleh Iblis (Mrk. 1: 13), dengan binatang liar (Mrk. 1: 13), dan dilayani oleh para malaikat (Mrk 1:13).

Hal ini menunjuk kepada kenyataan menakjubkan mengenai Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita, Allah kita, namun juga adalah seorang manusia, saudara kita dan teladan kita.

5. Injil Menurut Yesus: Markus 1:14-15

Setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus memulai khotbah-Nya di depan umum dan mengadakan mukjizat di Galilea.

Seperti dalam 1:1, istilah injil membawa gagasan tentang pernyataan kerajaan: kedatangan seorang raja dan kerajaannya. Pemberitaan Injil Yesus tidak terkecuali.

“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Kristus menawarkan kepada para pendengar-Nya sebuah tempat di dalam kerajaan keselamatan-Nya yang kekal

Pernyataan Kristus bahwa waktunya telah genap menunjukkan bahwa kedatangan-Nya menandai titik balik sejarah keselamatan.

Kata waktu adalah kairos. Kata ini tidak mengacu kepada waktu jam atau waktu kalender (seperti kata Yunani chronos), tetapi berbicara tentang titik puncak dalam sejarah ketika suatu peristiwa terjadi.

Seperti yang Paulus jelaskan dalam Galatia 4:4, “Ketika genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya” (bdk. Efesus 1:10)..

Pelayanan Yesus terjadi sesuai dengan jadwal Allah yang berdaulat, dan inilah saat yang telah lama dinanti-nantikan oleh dunia, yaitu saat yang paling penting dalam sejarah dunia.

Janji-janji dalam Perjanjian Lama tentang Mesias dan kerajaan keselamatan-Nya akan segera direalisasikan.

Kristus telah datang bukan hanya untuk menaklukkan Iblis, tetapi juga untuk menghancurkan dosa itu sendiri, dan akibat-akibatnya bagi umat-Nya.

Kerajaan Allah sudah dekat. Pada intinya, Yesus berkata, “Karena Akulah Raja, di mana pun Aku berada, di situlah kerajaan-Ku hadir.”

Kerajaan yang Yesus beritakan harus dipahami dalam tiga dimensi: sebagai kerajaan rohani, kerajaan seribu tahun, dan kerajaan kekal.

Di Markus 1: 14-15. Apakah tiga bagian dari pekabaran Injil yang Yesus proklamasikan?

Di sini Markus merangkum pekabaran sederhana dan langsung dari Yesus. Tiga bagiannya diilustrasikan dalam tabel berikut:

Waktu nubuatan yang Yesus maksudkan adalah nubuatan 70 pekan dalam Daniel 9: 24-27. Nubuatan ini menemukan penggenapannya pada baptisan Yesus, di saat Dia diurapi oleh Roh Kudus dan memulaikan pelayanan-Nya (Kis. 10: 38).

Nubuatan 70 pekan yang menakjubkan ini diilustrasikan di dalam bagan berikut:

Dalam nubuatan ini, satu hari berarti satu tahun (Bil. 14:34. Yeh. 4: 6). Nubuatan ini dimulai pada tahun 457 Sebelum Masehi dengan dekrit yang dikeluarkan oleh Artahsasta, raja negeri Persia, yang menyelesaikan pekerjaan pembangunan Yerusalem (lihat Ezra 7).

Enam puluh sembilan pekan nubuatan akan berlangsung hingga tahun 27 Masehi, tatkala Yesus dibaptiskan dan diurapi dengan Roh Kudus di awal pelayanan-Nya.

Penyaliban-Nya akan terjadi tiga setengah tahun kemudian.

Akhirnya, penggenapan pekan ketujuh puluh akan terjadi pada tahun 34 Masehi ketika Stefanus dirajam dan pekabaran Injil mulai disampaikan kepada bangsa-bangsa lain, juga kepada orang-orang Yahudi.

Penutup:

Betapa memukaunya bahwa Wahyu 14: 6-7, pekabaran malaikat pertama,sejajar dengan pekabaran Injil Yesus dalam Markus 1: 15.

Malaikat pertama membawa Injil yang kekal ke dunia pada hari-hari terakhir dalam persiapan bagi Kedatangan Kedua.

Sama seperti pekabaran Yesus, Injil malaikat akhir zaman memiliki tiga unsur yang sama seperti yang diilustrasikan dalam tabel di bawah ini:

Pekabaran malaikat yang pertama mengumumkan permulaan penghakiman pra-Advent, dinubuatkan dalam nubuatan 2.300 hari dari Daniel 8: 14

Penghakiman tersebut membawa kerajaan Allah kepada umat-Nya yang teraniaya (Dan. 7: 22). Seruan malaikat pertama untuk takut, memuliakan, dan menyembah Allah adalah panggilan kepada pemuridan, disampaikan kepada dunia pada hari-hari terakhir ketika kuasa binatang dari Wahyu 13 menghadirkan allah palsu untuk ditakuti, dimuliakan, dan disembah.

Seperti halnya pekabaran Yesus dalam Markus 1 terkait erat dengan nubuatan Daniel pada awal proklamasi Injil, demikian pula pekabaran malaikat pertama juga terkait dengan Daniel pada penutupan sejarah bumi.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *