“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Matius 22:39.
Rabi Akiba, seorang rabi yang hidup sekitar 50 – 135 M, adalah seorang rabi Yahudi termasyhur dari abad ke-2. Ia sangat berwibawa dalam masalah tradisi Yahudi.
Dia mengatakan imamat 19:18 sebagai prinsip besar dalam Taurat. Apa yang dia sampaikan, kemungkinan besar juga diucapkan pada zaman Yesus..
Berarti sebenarnya orang-orang pada jaman itu sudah mengetahui hukum mana yang terbesar.
Seperti halnya hukum pertama, prinsipnya adalah kasih, bukamn sekedar keterikatan emosional..
Kasihi sesamamu, artinya menjadi berguna bagi sesama, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Mengasihi berarti memberi kepada seseorang apa yang dibutuhkannya.
Memperlakukan orang lain seperti memperlakukan diri sendiri.
Apakah ukuran dalam mengasihi sesama? Sebagaimana kita mengasihi diri sendiri, begitulah kita mengasihi sesama. Itulah ukurannya.
Kecenderungan alamiah manusia adalah mengutamakan diri sendiri.
Untuk benar-benar tidak mementingkan diri sendiri dalam berurusan dengan sesamanya, manusia pertama-tama harus mengasihi Tuhan.
Ini adalah hal yang paling penting dasar dari semua perilaku yang benar.
Artinya, bukti bahwa kita mengasihi Tuhan, ditunjukkan melalui cara kita memperlakukan sesama. Apakah sesama kita perlakukan seperti diri kita sendiri..
Mereka yang mengasihi diri sendiri, akan melakukan apa pun untuk kebaikan dirinya, karena dia mengasihi dirinya.
Maka mengasihi sesama manusia seperti itu. Merawat kehidupan. Tidak menyakiti orang lain. Tidak merugikan. Tidak merusak orang lain, dll..
Seperti kita menyayangi diri kita, demikianlah kita lakukan kepada orang lain. Dan itu bukti kita mengasihi Tuhan..
Dalam hal mengasihi sesama, Yesus memperluas definisi “sesama” dengan mencakup semua orang yang membutuhkan bantuan.
“Sesama manusia tidak berarti hanya orang yang satu agama dengan kita. Ia tidak memandang kebangsaan, warna atau perbedaan tingkat. Sesama manusia adalah setiap orang yang memerlukan pertolongan kita. Sesama manusia adalah setiap jiwa yang dilukai dan cedera oleh musuh. Sesama manusia adalah setiap orang yang menjadi milik Allah.” Membina kehidupan Abadi, 292.1
Kasih adalah komitmen tanpa syarat kepada seseorang yang tidak sempurna di mana seseorang memberikan dirinya kepada orang lain untuk membawa hubungan tersebut sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan Tuhan.
Lebih jauh lagi, mencintai sesamanya seperti dirinya sendiri berarti ia memberikan dirinya kepada manusia lain untuk membantu mereka hidup sebagaimana rencana Tuhan..
Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, dijabarkan dalam 10 hukum, yaitu hukum ke 5-10. Mencakup: menghormati orang tua. Merawat mereka dimasa tua.
Menjaga hidup orang lain dengan tidak mengambil nyawa mereka. Tidak memfitnah, mengejek, melecehkan atau marah tanpa alasan, dll
Mengasihi juga menjaga kekudusan hidup. Tidak mengkhianati pasangan hidup. Tidak mengambil kepunyaan orang lain atau merugikan orang.
Mengasihi juga tidak menipu sesama, mengelabui, untuk keuntungan pribadi. Tidak membohongi dan bersaksi dusta tentang sesama.
Mengasihi juga menghormati kepemilikan setiap orang. Tidak mengingini.
Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya? Siapakah sesamaku? Bagaimana cara kita mengasihi sesama?
Aplikasi: Apa kebenaran yang saya temukan dalam ayat ini? Pikirkan dan lakukan perintah mengasihi sesama seperti diri sendiri dalam tindakan praktis setiap hari.
Tidak ada komentar