Apakah Arti Huruf “T” Pada Dahi Orang-orang yang Berkeluh Kesah di Yehezkiel 9:4-6?

admin
7 Apr 2024 05:46
9 menit membaca

Pertanyaan: Apakah arti huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah di Yehezkiel 9:4-6?

Jawab:

Sebelum kita pelajari mari kita lihat teksnya,

“Firman TUHAN kepadanya: “Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana.”

Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: “Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan.

“Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!” Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.” Yehezkiel 9:4-6.

Untuk memahami arti huruf T dalam ayat ini kita harus membaca ceritanya setidaknya mulai dari pasal 7. Dipasal ini nabi mendapat pesan dari Tuhan tentang kehancuran Yerusalem.

Dia menggunakan tiga kata untuk mengungkapkan hal tersebut: Kini kesudahanmu tiba..( 7:3,6), harinya sungguh datang (7:10), Waktunya datang, harinya mendekat! (7:12).

Kata Ibrani untuk “akhir” berhubungan dengan buah musim panas yang matang dan siap untuk dipanen (lihat Amos 8:1-3). Panen berarti menebang dan membersihkan ladang. Itulah yang akan dilakukan Tuhan, tetapi itu bukan panen syukur.

Ada tiga bencana yang akan menimpat mereka, baik yang ada diluar Yerusalem dan yang di dalam: pedang bagi orang luar, wabah penyakit dan kelaparan bagi orang dalam (7:15).

Kalau pun ada yang lolos dari bencana, “mereka akan tinggal di gunung-gunung seperti burung perkutut di lembah-lembah, semuanya mengerang, masing-masing karena kesalahannya sendiri. Semua tangan terkulai dan semua orang terkencing ketakutan.” (7:16-17).

Penyebab Kehancuran Yerusalem

Apa penyebab mereka akan dihancurkan? Karena kejahatan mereka terhadap Tuhan dan kemanusiaan.

1. Mereka sombong karena kekayaan dan kemakmuran. Hal ini diterangkan diayat 19,

“Mereka menghiasi dirinya dengan emas dan peraknya dan kepermaian perhiasan ini membawa mereka dalam kecongkakan. Dari emas dan perak itu mereka membuat patung-patungnya yang keji dan dewa-dewanya yang menjijikkan; oleh sebab itu Aku akan menjadikan emas dan peraknya cemar bagi mereka.”

2. Penyembahan Berhala di Bait Allah

Selain kesombongan karena kekayaan, mereka juga membuat berhala-berhala untuk disembah. Dan yang sangat menjijikkan, berhala-berhala itu dibawa ke Bait Allah. Ini diterangkan di Yeh 5:11,

“..oleh karena engkau menajiskan tempat kudus-Ku dengan segala dewamu yang menjijikkan dan dengan segala perbuatanmu yang keji, Aku sendiri akan meruntuhkan engkau; Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan.”

Secara rinci kemudian dijelaskan bagaimana mereka menajiskan atau melakukan kekejian Tempat Kudus Allah dipasal 8-11.

1. Membuat Berhala cemburuan.

Kekejian pertama yang dilihat Yehezkiel adalah “berhala cemburuan (8:3).

Sepanjang sejarah Israel, penyembahan berhala merajalela. Dan ada satu orang yang berani menempatkan berhala di Bait Allah, yaitu Manasye ( lihat 2 Raja-raja 21:7).

Tetapi dikemudian hari, raja Yosia menghancurkan berhala itu (2 Raja-raja 23:6). Yosia adalah raja sebelum nabi Yehezkiel.

Karena itu, kekejian yang diihat Yehezkiel mungkin bukan jaman dia. Tetapi dia dibawa dalam perjalanan masa lalu.

Begitu seriusnya hal ini sehingga membuat Allah menjauh dari tempat kudus-Nya.

2. Mengukir gambar-gambar berhala bangsa kafir.

Kekejian kedua yang dilihat Yehezkiel adalah gambar-gambar binatang yang digoreskan di dinding, yang mengingatkan kita akan agama zoomorphic dari bangsa-bangsa kafir, khususnya Mesir (8:10).

Lebih lanjut diterangkan, “Dan di hadapannya berdiri tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dengan Yaazanya bin Safan di tengah-tengah mereka dan masing-masing memegang bokor ukupannya di tangannya, dan keharuman dari asap ukupan itu naik ke atas.” (8:11).

70 orang tua-tua adalah dewan nasional atau majelis tertinggi Israel. Mereka diterangkan sangat rusak.

Teks ini menyebutkan salah satu dari tua-tua ini: Yazanya bin Safan (8:11). Ia berasal dari keluarga yang terhormat pada zaman Yosia.

Safan adalah sekretaris Yosia (2 Raja-raja 22:3). Salah satu putranya (Ahikam) adalah pendukung setia Yeremia (Yer. 26:24). Anaknya yang lain (Gedalya) diangkat menjadi gubernur Yehuda oleh Nebukadnezar (2 Raja-raja 25:22).

Sebagai klimaksnya, ke-70 tua-tua itu semuanya bertindak sebagai imam, dan mempersembahkan kepada berhala-berhala yang mereka gambar, dupa yang tidak seorang pun selain anak-anak Harun yang berhak menggunakannya (2 Tawarikh 26:16-18), dan yang hanya boleh dipersembahkan kepada Allah yang benar.

3. Meratapi dewa Tammuz.

Kekejian ketiga yang Yehezkiel perhatikan adalah para wanita yang meratapi Tammuz.

“Lalu dibawa-Nya aku dekat pintu gerbang rumah TUHAN yang di sebelah utara, sungguh, di sana ada perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus” (8:14).

Tammuz adalah padanan kata Ibrani untuk dewa Sumeria, Dumu-zi, yang namanya berarti “anak yang setia”.

Dia awalnya adalah seorang manusia yang didewakan dan kemudian dibuang ke dunia bawah. Para wanita yang menangisi Tammuz mencerminkan upacara pagan untuk memperingati kematian tahunan Tammuz dan turun ke dunia bawah.

Biasanya upacara ini berlangsung pada bulan keempat (Juni-Juli), tetapi Yehezkiel melihatnya pada bulan keenam (8:1).

4. Penyembahan dewa matahari

Kekejian keempat yang dilihat Yehezkiel adalah 25 orang melakukan penyembahan matahari. Hal ini terjadi di antara serambi dan mezbah, sebuah tempat yang sakral.

“Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan masuk ke bait TUHAN, di antara balai Bait Suci dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur.” (8:16).

5. Kekerasan.

Terakhir, mungkin yang kelima, kekerasan..

“..bahwa mereka memenuhi tanah ini dengan kekerasan dan dengan itu terus menyakiti hati-Ku? Sungguh, mereka berkelakuan tak senonoh di hadapan-Ku.” (8:17).

Jadi, karena semua kekejian yang mereka lakukan maka Allah akan menghukum mereka..

“Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka.” (8:18).

Eksekusi para penyembah berhala

Maka dipasal 9 dimana terdapat tanda “T” adalah eksekusi terhadap mereka para penyembah berhala.

Allah berseru dengan suara nyaring kepada Yehezkiel, “Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!”

Para eksekutor ini digambarkan sebagai manusia 6 orang. Penerapan pertama, mereka mewakili orang-orang Babilon yang akan melaksanakan hukuman Ilahi atas kota itu.

Penerapan kedua, mereka menandakan lembaga-lembaga penghakiman yang, pada akhir zaman, akan menjatuhkan hukuman, pertama-tama kepada mereka yang telah mengaku sebagai penjaga rohani umat, dan kemudian kepada orang-orang jahat pada umumnya.

Salah satu dari enam orang eksekutor itu, “berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis..” (9:2). Itu adalah pakaian biasa yang dipakai seorang Imam.

Ketika kemuliaan Tuhan terangkan (9:3), Dia memanggil eksekutor yang berpakaian lenan, untuk melaksanakan perintah penghakiman dan akan dimulai dari Bait Suci sendiri..

Karena bagi orang Yahudi, Bait Suci adalah jaminan keselamatan mereka..

Arti Huruf T pada dahi

Firman TUHAN kepadanya: “Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana.” (9:3).

Dalam terjemahan bahasa inggris, kata yang digunakan adalah tandai. Bukan huruf T.

“And the LORD said unto him, Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem, and set a mark upon the foreheads …” (KJV).

Bahasa Ibrani:

wayyōmɛr YHWH ʾēlå̄w ʿăḇōr bəṯōḵ hå̄ʿīr bəṯōḵ yərūšå̄lå̄yim wəhiṯwīṯå̄ tå̄w ʿal-miṣḥōṯ hå̄ʾănå̄šīm hannɛʾɛ̆nå̄ḥīm wəhannɛʾɛ̆nå̄qīm ʿal kål-hattōʿēḇōṯ hannaʿăśōṯ bəṯōḵå̄h

Kata mark atau tandai dalam bahasa ibrani adalah huruf Taw. Abjad terakhir huruf ibrani. Jadi arti huruf T adalah Tandai..

Terhadap hal ini, sebagain berpandangan bahwa tandai di dahi adalah sebuah tanda yang memang huruf T yang dituliskan di dahi orang-orang.

Sebagian lagi berpandangan bahwa Tuhan hanya memerintahkan untuk menandai di dahi. Tanda apa yang dituliskan di dahi tidak dijelaskan..

Apa pun itu, tanda itu diberikan kepada mereka yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji yang dilakukan..

Mereka yang termasuk dalam golongan ini digambarkan sebagai orang-orang yang dibedakan oleh kesedihan jiwa mereka atas kemerosotan di antara orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah.

Mereka meratap dan menderita karena kesombongan, ketamakan, keegoisan, dan segala jenis penipuan…

Mereka merasa tidak berdaya untuk menghentikan arus deras kejahatan dan karenanya dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran (lihat 5T 210).

Mereka yang berada di golongan lain berusaha untuk menutupi kejahatan yang ada dan memaafkan kejahatan besar yang merajalela di mana-mana.

Mereka mengklaim bahwa Tuhan terlalu baik dan terlalu berbelas kasihan untuk menghukum kejahatan. Tuhan tidak akan berbuat baik, Dia juga tidak akan berbuat jahat, kata mereka.

Mereka menyatakan bahwa Tuhan tidak mengharapkan standar yang terlalu tinggi, dan akan puas hanya dengan keinginan untuk melakukan yang benar.

Huruf T adalah huruf terakhir dalam alfabet Ibrani. Pada zaman Yehezkiel, huruf Ibrani ini ditulis dalam bentuk X.

Dalam penglihatan itu, tanda itu bersifat harafiah pada dahi orang-orang yang setia. Tidak terlau penting seperti apa tandanya, tetapi tanda itu sepenuhnya mengacu pada karakter.

Tanda itu hanya diberikan kepada mereka yang berduka atas dosa dan kejahatan dan yang menjauhkan diri mereka dari semua kekejian itu penyembahan berhala dan kekerasan.

“Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung!” (9:6a).

Nah, kapan penglihatan ini mencapai penggenapannya?

Nubuatan ini mempunyai penggenapan pada penghancuran Yerusalem oleh bangsa Babilonia yang kafir, Mereka dipakai oleh Allah untuk menjadi algojo-Nya, untuk menghukum Yerusalem yang murtad dan kota-kota Yehuda. Yeremia 25:9, 15-18.

Namun penggenapan serupa akan terjadi lagi pada akhir sejarah dunia, Ketika Yesus datang kembali.

Penglihatan ini sejajar dengan penglihatan dalam Wahyu 7; 15; 16..

Penghakiman ini akan dimulai dari Bait Suci, “Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!” Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.” (9:6b)

Ini merupakan tanda berakhirnya masa pencobaan Yerusalem. Sebab Allah telah sabat menghimbau mereka untuk bertoba dan telah menggunakan semua sumberdaya..

Namun mereka tetap mengeraskan hati mereka dan tidak bertobat..

Maka, tanpa ampun tentara mereka akan melaksanakan hukuman untuk “membunuh semua orang tua dan muda.”

Mereka akan mulai dari tempat kudus, di mana dosa-dosa besar umat terkonsentrasi.

Adegan-adegan ini akan kembali terjadi di akhir zaman. Penghakiman juga akan dimulai di “rumah Allah” (1 Petrus 4:17), dengan mereka yang telah Allah berikan terang yang besar dan yang telah berdiri sebagai penjaga kepentingan-kepentingan rohani umat, tetapi yang telah mengkhianati kepercayaan mereka (lihat 5T 211).

Tidak seorang pun kecuali umat yang sisa yang saleh dibebaskan dari penghakiman ilahi. Jenis kelamin tidak ada bedanya dan begitu juga dengan usia.

Satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan seseorang adalah karakter dan komitmen kepada Allah.

Kesimpulan

Jadi arti dari huruf T yang dituliskan pada dahi orang yang berkeluh kesah adalah “ tandai”, itu adalah tanda kesetiaan atau kepemilikan.

Tanda pengenal, yang menunjukkan orang-orang yang bebas dari hukuman.

Mereka adalah orang-orang yang setia, yang tidak turut dalam kekejian penyembahan berhala dan kekerasan Israel dan Yehuda. Mereka disebut umat yang sisa.

Orang-orang benar ini adalah mereka yang telah melihat bahwa cara hidup kafir di Yerusalem bertentangan dengan perjanjian Musa dan yang ingin melihat perjanjian itu diterapkan dengan benar di kota itu.

Orang ini menandai mereka di dahi mereka dengan tanda perlindungan saat penghakiman yang akan datang semakin dekat

Sehingga mereka luput dari penghakiman Tuhan yaitu kebinasaan yang menimpa orang-orang jahat. Walau demikian mereka turut menderita sebagai akibat dari perbuatan orang-orang jahat..

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *