Naomi tidak sanggup lagi hidup di Moab. Tidak ada lagi yang dia harus perjuangkan. Dia memutuskan untuk pulang. Bersama dua menantunya, dia pulang. Tetapi ditengah jalan dia menyuruh pulang kedua menantunya itu..
Orpa adalah menantu pertama yang dia suruh pulang. Awalnya dia tidak mau. Tetapi permintaan ketiga, dia tidak kuasa menolak Naomi untuk kembali kerumah orang tuanya.
Setelah dia renungkan, dia menurut ibu mertuanya, sebab Moab lebih menjanjikan dibanding mengikuti Naomi.
Saat yang sama, dia tidak ingin menjadi beban bagi ibu mertuannya. Karena hidup Naomi jauh lebih pahit dari pada hidupnya.
Dia pamit. Mereka menangis dan berpelukan erat. Tangisan dan pelukan perpisahan terakhir.
Orpha merasa kata-kata Naomi benar, masuk akal, adalah lebih baik dia kembali kerumah orang tuanya dan menikah kembali, siapa tahu hidupnya akan lebih baik.
Namun Penurutan Orpa untuk pulang, membuat ceritanya berakhir sampai disini. Setelah itu, Namanya tidak lagi disebut sampai akhir buku Rut.
Orpa pulang, Naomi meminta Rut untuk pulang juga dan ini permintaan keempat kalinya, “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.”
Mengapa Naomi menyebut bangsanya dan allahnya? Itu untuk memperjelas asal usul dan identitas mereka sebagai orang Moab.
Bahwa mereka orang Moab, tidak dapat bersatu dengan orang Israel. Sesembahan mereka dewa kamos, tidak akan berterima di Israel. Budaya dan tradisi sangat berbeda..
Jadi ada banyak alasan untuk mereka harus kembali ke asal-usulnya, dari pada mengikuti Naomi ke Israel, negeri yang belum pernah dia kunjungi.
Karena itu, Naomi berharap Rut akan pulang mengikuti Orpa, karena beberapa alasan: alasan ekonomi, kebangsaan dan agama.
Tetapi Rut tidak beranjak. Dia tetap berdiri ditempat. Sambil menatap Naomi dengan tajam, Rut menjawab Naomi,
“Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” (16-17)
Rut memohon agar Naomi tidak mendesak dia pulang. Untuk mengakhiri desakan Naomi, Rut mendeklarasikan 5 komitmen totalnya kepada Naomi.
Apa yang ingin ditunjukkan Rut melalui komitmen ini? dia tidak ingin berpisah dari Naomi. maka dia mengikat dirinya dengan Naoimi menjadi satu..
Identitas Naomi akan menjadi identitasnya: Kebangsaan dan Tuhannya Naomi. Mengapa Rut membuat deklarasi seperti itu?
Karena sebelumnya, Naomi mengatakan bila Orpa telah pulang kepada bangsa dan allahnya, maka dia juga harus pulang mengikuti Orpa.
Perhatikan, Rut memulai dari permohonan, berlanjut kepada komitmen, dan ditutup dengan sumpah. Dan sumpah ini sangat mengejutkan.
Sebab dia bersumpah dengan nama Yahweh, bukan nama tuhannya, kamos. Artinya Rut beriman kepada TUHAN.
“Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”
Dia menyegel komitmennya dengan nama Yahweh. Rut tidak sedang bermain-main atau karena dorongan emosional sesaat. Dia membuatnya secara sadar. Sebab sumpah itu memiliki konsekuensi bila tidak ditepati.
Ini lah yang membedakan Rut dengan Orpa. Orpa belum sampai hitungan Ketiga dia langsung menurut. Menjadi orang penurut itu bagus. Dan kita diajari dari kecil untuk menurut..
Kita harus menurut bila itu menyangkut masalah prinsip kebenaran, moral dam etika, hukum atau Perintah Tuhan. Namun bila itu sudah keluar dari prinsip diatas, tidak wajib menurutinya.
Rut menolak permohonan Naomi. Artinya dia tidak menuruti perintah Naomi. Tidak ada yang dilanggar Rut. Sebab ini tidak menyangkut prinsip moral, etika, hukum, dll
Rut seorang yang memiliki temperamen yang keras. Apa yang menurut dia benar dan layak diperjuangkan dia akan perjuangkan sampai mati. Dia seorang yang bertekad dan nekad.
Mau dilarang berapa kali pun dia tidak akan mundur. Sebab dalam batinnya, Naomi layak diperjuangkan. Dalam iman dia melihat ada berkat yang menantinya..
Sementara Orpa, lemah dalam prinsip, dia mudah menyerah. Dia tahu Naomi layak untuk diperjuangkan, tetapi dia tidak kuasa menolak permintaan Naomi.
Sekiranya, Oprha bersikeras seperti Rut, maka cerita tentang dia masih akan berlanjut, dan dia akan masuk dalam daftar pahlawan iman..
Aplikasi:
Mari kita mendidik anak-anak kita untuk memiliki ketegaran hati sepert Rut. Dan mari kita memperjuangkan apa pun yang bernilai. Jangan pulang sekali pun ada suara “Naomi” yang meminta kita untuk pulang..
Pada waktu saya hendak menikahi istri saya, ada banyak suara “Naomi” yang menyuruh saya untuk meninggalkannya. Misalnya dari dua orang kakaknya dan ibunya.
Berkali-kali mereka telepon saya supaya pergi meninggalkan dia dan mencari yang lain saja. Ibunya bahkan menolak permintaan ibu saya sebanyak 5 kali..
Dan saya punya banyak alasan untuk menuruti permintaan mereka berdasarkan ketidaknyamanan yang saya terima.
Tetapi saya merasa dia layak diperjuangkan. Sehingga saya tidak menuruti suara”Naomi” itu. sekiranya saya menurutinya, saya tidak akan tahu menikah sama siapa..
Seperti halnya Orpa, yang kehilangan berkat sebagai umat Tuhan, karena menyerah kepada suara “Naomi” kita pun dapat kehilangan berkat Tuhan bila kita mudah menyerah..
Segala sesuatu yang membuat kita mundur, berbalik arah atau menyimpang kearah lain, apakah itu karena tekanan, omongan yang kasar yang dilontarkan ke wajah kita, itu bisa terdengar seperti suara Naomi yang menyuruh kita pergi..
Diluar sana banyak suara “Naomi” yang menyuruh kita pergi meninggalkan kebenaran. Boleh jadi itu adalah tawaran jabatan, asal kita meninggalkan iman kita..
Boleh jadi itu adalah meninggalkan Yesus untuk menikah dengan laki-laki atau perempuan. Atau menyerahkan keperawanan karena bujukan pacar..
Bahkan digereja pun suara “Naomi” juga banyak terdengar. Suatu kali ada anggota yang pergi meninggalkan gereja karena perkataan kasar seorang anggota.
Banyak juga anggota meninggalkan gereja karena melihat kemunafikan pendeta dan tua-tua gereja, bahkan karena bisikan ajaran-ajaran palsu. Mereka pergi seperti Orpa pergi meninggalkan Naomi..
Dari pada menjadi Orpa, mari kita menjad Rut. Tidak akan pergi, apa pun yang terjadi. Tetap tinggal dalam kebenaran dalam segala keadaan.
Rut telah mempersatukan dirinya kepada Naomi dengan sumpah tidak akan dipisahkan kecuali oleh kematian.
Karena tekad Rut yang total itu, akibatnya, Naomi berhenti berbicara dengannya, dia tidak lagi berusaha meyakinkan Ruth untuk kembali ke Moab.
Di ayat 19 dikatakan, mereka berdua berjalan hingga tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, kota itu gempar. Kata gempar, dari kata ‘hum’ (ibr), artinya bergemuruh, mengaum..
Kata ini menekankan kegembiraan yang luar biasa atas kembalinya Naomi. Kenapa? 10 tahun mereka tidak pernah berjumpa dengan Naomi.
Tiba-tiba dia muncul dan anehnya, tidak lagi bersama Elimelek dan dua anaknya. Mereka semua terharu. Dulu mereka mengenal Naomi sebagai wanita yang segar, cantik. Ceria.
Sekarang mereka melihat dia begitu hancur, berubah karena penderitaannya, wajahnya menjadi sangat tua, tidak terawat, karena itu mereka hampir samar-samar mengenalnya..
Itu sebabnya mereka bertanya, Naomikah itu?
Seringkali penderitaan membuat banyak perubahan besar dalam hidup seseorang, terutama dibagian wajah.
Naomi menjawab, “Jangan panggil aku lagi Naomi..” arti nama Naomi adalah menyenangkan. Panggil aku Mara, artinya pahit. Ini mengacu pada intensitas penderitaan pikiran dan tubuh, sesuatu yang sulit ditanggung..
Karena kehidupannya di Moab lebih banyak menderitanya daripada menyenangkan. Lebih banyak pahitnya daripada manisnya.
“Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.”
“Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.”
Lalu Naomi menjelaskan tentang nama barunya dengan melemparkan 4 tuduhan kepada Tuhan. Masing-masing tuduhan menggunakan nama Tuhan, 2 kali menyebut elshaddai dan 2 kali YHWH.
Mengapa Naomi mengatakan Tuhan yang melakukan yang pahit? Naomi mendapat kesan bahwa ini semua adalah tanggung jawab Tuhan..
Dia merasa bahwa Tuhan yang membuat dia menderita, dan Ini menunjukkan keterbatasan Naomi memahami cara Tuhan bekerja..dan itu normal..
Sama seperti Ayub, dia merasa Tuhan yang menimpakan penderitaan..dan yang hebat baik Naomi dan Ayub, mereka merespon Tuhan secara positif..
Dengan menerima dan menjalani semua dengan berserah dan taat pada kedaulatan Tuhan. itu sebabnya, Ketika dia pulang dengan tangan kosong, dia percaya Tuhan yang bekerja disana..
Waktu dia pergi ke Moab lengkap dengan suami dan dua anaknya. Saat dia kembali, tidak lagi bersama dengan mereka. Karena mereka telah mati.
Tetapi sekiranya dia penuh terus, mungkin dia tidak akan kembali. Namun dengan kehilangan seluruh anggota keluarganya, itu memaksa dia untuk pulang..
Sebenarnya dia tidak sepenuhnya kosong, dia memiliki Rut, yang kemudian hari menjadi penolong baginya di hari tuanya. Dan melaui Rut Tuhan akan kembali mengisi kekosongannya..
Hanya pada tahap ini dia belum melihat Rut sebagai berkat..
Saat kita terlalu fokus kepada penderitaan, kita tidak menyadari bahwa ada berkat disamping kita..dalam hidup ada masanya kita penuh dan kosong.
Ada kalanya hidup kita dibuat kosong, supaya Tuhan dapat mengisi kita dengan berkat-Nya yang baru. Karena hanya dengan cara itu mata kita tertuju kepada Tuhan dan kembali pada-Nya..
Selanjutnya didalam keterbatasannya memahami cara kerja Tuhan, dia marasa Tuhan menindas dia dan mendatangkan malapetaka..
Naomi menggambarkan dirinya sebagai terdakwa dalam sebuah persidangan. Dia bilang, “karena TUHAN telah naik saksi menentang aku..”
Maksudnya adalah bahwa Allah telah bersaksi melawan dia dengan penderitaan yang telah Dia timpakan kepadanya, mungkin karena meninggalkan Tanah Israel ke Tanah Moab.
Sekali lagi ini adalah ungkapan manusiawi, ditengah keterbatasan memahami kehidupan..
Tetapi, apakah ungkapan ini sebagai kegagalan Naomi menghadapi kenyataan hidup? Lalu melemparkan tuduhan kepada Tuhan sebagai penyebab kepahitan hidupnya? Jawabanya tidak..
Sebaliknya ini merupakan kunci bagi Naomi untuk mengatasi rasa sakit dan ketidakpastian dari kesengsaraan hidup. Sebab Naomi mengenal Tuhan, sebagai Elsaddai, Tuhan yang maha kuasa..
Dengan menyebut yang Maha Kuasa atau Elsaddai, dia sementara mengakui kuasa Tuhan atas segala keadaan. Bahwa Tuhan yang mengendalikan keadaan dan Dia sanggup memelihara umatnya..
Maka bukan kebetulan ketika Naomi menggunakan nama Tuhan elshaddai dan Yahweh. Dengan mengetahui nama Tuhan yang spesifik, itu berarti dia mengetahui Karakter dan sifat Tuhan yang melekat dalam nama itu..
Naomi mengenal Shaddai sebagai Allah yang dengan-Nya kita harus berurusan, yang mengizinkan penderitaan, tetapi di dalam penderitaan itu, ada TUHAN yang selalu setia..
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10:13
Naomi mengenal Tuhan sebagai Setia akan perjanjian-Nya. Dia akrab dengan TUHAN walau dia mengalami keadaan pahit..
Bila kita mengenal Tuhan sebagai Elshaddai, akrab dengan-Nya, kita akan mengerti bahwa semua penderitaan berada dalam kendali Tuhan, dan itu dapat diatasi bila kita menempatkannya ditangan El Shaddai..
Yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa semua pengalaman pahit yang kita alami, Allah mengaturnya dan merencanakannya bagi kebaikan kita dan kemuliaan bagi Tuhan..
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28.
Jika kita mempercayai prinsip ini dan mengingatnya ketika kesulitan datang, kita tidak akan buta terhadap tujuan-tujuan-Nya seperti yang terlihat oleh Naomi..
Dia tidak menyadari bahwa Allah telah menyatakan kasih karunia-Nya dengan dimulainnya musim menuai jelai.. Penderitaan membawa Naomi Pulang. Penderitaan membawa Ruth ke Israel.
Pemazmur mengatakan, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu..” Mazmur 119:71. Artinya, penderitaan membawa dia kepada Tuhan.
Jadi, adalah baik bahwa kita menderita, supaya kita lebih banyak belajar tentang tujuan Tuhan dan kasih karunia-Nya.
Penderitaan adalah alat ditangan Tuhan untuk memperhalus karakter kita. Mengikis sifat-sifat yang kasar, kesombongan, agar kita rendah hati..
Tidak ada komentar