DAFTAR ISI
“..supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, — bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Matius 4:14-16.
Ditangkapnya Yohanes membuat Yesus menyingkir ke Galilea. Peristiwa itu untuk menggenapi nubuatan Yesaya 9:1.
Setiap nubuatan yang digenapi harus menjadi kebenaran yang mendasari dan memperkuat iman kita kepada Tuhan.
Tuhan akan menggenapi semua nubuatan dalam Alkitab yang belum digenapi.
Kita mengingat kata-kata terakhir Yosua yang sudah lanjut usia. Kata-kata terakhir selalu merupakan kata-kata yang bertahan lama!
“Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.” Yosua 24:14.
Yesaya 8 berisi nubuat tentang datangnya penghakiman, tetapi dalam Yesaya 9 Allah berjanji untuk membebaskan umat-Nya melalui seorang anak yang akan lahir, yang namanya adalah “Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:6)
Referensi tentang nubuatan Mesianik yang digenapi oleh Yesus ini tidak ditemukan di Markus maupun Lukas.
Kepindahan Yesus ke Galilea merupakan penggenapan nubuatan dalam Yesaya 9 dan menandakan keselamatan tidak hanya bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang bukan Yahudi.
Singkatnya, Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Juruselamat semua manusia, karena seperti yang dikatakan Markus 10:45:
“Sebab Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Zebulon adalah putra keenam Yakub dan Lea. Arti namanya, “tempat tinggal” (lih. Kej 30:20). Setelah penaklukan tanah perjanjian, Zebulon mendapat bagian, yang kemudian hari disebut Galiela.
Naftali adalah putra kedua Bilha, pembantu Rahel. Arti Namanya, “bergulat” (lih. Kej 30:8; 35:25). Suku Naftali juga menetap di utara (lih.Ul 33:23; 34:2; Yos 19:32; 20:7).
Ungkapan “jalan ke laut” dan “sepanjang Yordan” mungkin mencerminkan perspektif orang asing dari timur laut menuju melalui Israel ke Mediterania.
Dikatakan, “bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”
Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, tetapi di masa depan akan dihormati. Sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus, negeri ini dikalahkan Asyur.
Merendahkan mengacu pada hukuman atas dosa. Penghormatan mengacu pada fajar terang besar di wilayah mereka, bukan di kota suci Yerusalem.
Terang itu akan jauh lebih efektif menyinari kegelapan dan keputusasaan di Galilea, daripada menyinari para pemimpin negeri yang merasa benar sendiri di Yerusalem.
Dan itu akan dimulai di Galilea bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Penghakiman dari bangsa Asyur pertama kali dimulai di sana; karena itu pemberitaan tentang Mesias akan dimulai di sana juga memanggil orang-orang untuk bertobat.
Yesaya 9, menjelaskan siapa terang besar ini. Dia lah Mesias. Yesus. Dia lah terang bangsa-bangsa.
Dan Matius mengatakan pelayanan publik Yesus dimulai di sekitar Kapernaum, di jantung wilayah Galilea. Ditengah hiruk pikuk dunia di mana orang Ibrani dan orang kafir bertemu dan berbaur.
Ketika Yesus berkhotbah, sebuah terang mulai bersinar dalam kegelapan untuk mengungkap dosa mereka dan menunjukkan jalannya keselamatan. Dan banyak yang menanggapi terang itu, dan percaya kepadanya, termasuk sebagian besar muridnya.
Dia adalah terang besar yang bersinar dalam kegelapan dan kesuraman. Yesus menawarkan keselamatan bagi orang berdosa yang mau bertobat.
Poinya, Terang Yesus masih terus bersinar. Adakah terang itu menyinari hati kita? Terang itu akan terus menyinari bila kita tekun membaca dan merenungkan Firman-Nya yang membawa kepada kebangunan dan pembaharuan.
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105.
———————–
“Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Matius 4:17.
Banyak orang menyamakan Yesus dengan tokoh-tokoh kebajikan dunia ini. Mereka membuat banyak kutipan-kutipan yang memang bagus.
Misalnya Benyamin Franklin. Dalan kutipannya dia tuliskan, “Tuhan membantu mereka yang membantu dirinya sendiri,”
Dia memang seorang yang berjuang untuk “kesempurnaan moral.” Untuk itu, dia membuat resolusi seumur hidup menuju penghematan, kejujuran, industri, dan amal.
Benjamin Franklin memang membawa ajaran moral yang penting bagi generasinya, pelajaran yang masih bisa kita pelajari sampai sekarang.
Tetapi ajaran moralnya tidak dapat disandingkan dengan ajaran Yesus. Dia datang untuk melakukan lebih dari sekadar mengilhami rasa moral kita yang baik.
Kotbah pertama Yesus bukan lah motivasi rohani pribadi.
Setelah dibaptis dan melalui pencobaan, Dia mengkhotbahkan khotbah-Nya yang pertama di sinagog.
Menggunakan teks penting dari Yesaya. Teks itu memiliki implikasi moral dan spiritual. “Kabar baik bagi orang miskin, kebebasan bagi yang tertawan, penglihatan orang buta dan kebebasan bagi yang tertindas.” Ini bukanlah klaim rohani semata.
Yesus tidak hanya memberikan kabar baik bagi orang yang miskin secara rohani, buta, dan tertindas, tetapi Dia juga menyatakan tujuan pelayanan-Nya.
Dia membawa harapan bagi mereka yang tertindas di masyarakat. Pelayanannya bukan hanya moralitas pribadi tetapi penyembuhan rohani dan fisik bagi yang terluka.
Kembali ke Matius 4:17. Sejak waktu itu lah, yaitu Dia meninggalkan Nazaret dan menetap di Kapernaum (Mat 4:13), yang mana menjadi basis operasinya.
Ini adalah frase waktu yang penting dan harus menimbulkan pertanyaan apa yang terjadi sejak saat itu? Ungkapan waktu ini menandai titik balik yang penting dan menunjukkan sesuatu yang baru.
Sejak saat itu Yesus memberitakan. Lihat fokus Yesus adalah memberitakan Firman. Bukan melakukan keajaiban (Mujizat kesembuhan, dll).
Manusia diselamatkan hanya dengan Firman, bukan dengan melihat mujizat. Yohanes 12:37 mengatakan “Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya.”
Pekabaran Yesus sama dengan Yohanes Pembabtis, yaitu panggilan pertobatan karena kerajaan sorga sudah dekat.
Markus 1:15 mengatakan, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”
Dalam kedua Injil, pertobatan adalah keharusan, ini sebuah perintah yang menyerukan gaya hidup pertobatan. Mereka yang mendengar harus membuat keputusan.
Pertobatan melibatkan keputusan intelektual, dan keputusan intelektual harus menghasilkan perubahan dalam perilaku seseorang.
Orang yang bertobat pada dasarnya berbalik 180 derajat dan pergi ke arah lain. Dan perlu diingat bahwa dinamika rohani dari pertobatan sejati diaktifkan oleh Roh Kudus. Pertobatan adalah KARUNIA DARI TUHAN! (lih Kis 5:31)
Paulus mengatakan,
“dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” 2 Timotius 2:25-26.
Dengan kata lain, pertobatan adalah karunia dari Allah kita yang murah hati dan bukan sekadar upaya manusia, meskipun pada akhirnya meminta individu yang bertobat untuk membuat pilihan atas kemauan sendiri.
Pertobatan adalah perubahan sikap dan kehidupan yang radikal. Itu terlihat dari cara hidup. Terutama dalam cara seseorang memperlakukan orang lain.
Poinya, panggilan Yesus untuk bertobat gaungnya terus terdengar hingga hari ini. Alasan bertobat karena kerajaan sorga sudah dekat. Kedatangan Yesus sudah dekat. Ambil atau tinggalkan? Terserah kita saja..
————————-
“Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.” Matius 4:18-20
Tidak mudah berubah profesi atau pekerjaan untuk nafkah dalam waktu yang tiba-tiba. Apalagi kalau pekerjaan itu adalah sumber nafkah hidup.
Belum lagi di pekerjaan baru itu bukan keahlian kita. Tentu perlu penyesuaian dan belajar Kembali mendalami.
Itulah yang terjadi kepada Simon Petrus dan Andreas. Sementara mereka sedang bekerja menangkap ikan, Yesus mengajak mereka untuk melakukan pekerjaan lain. Dan mereka ikut.
Orang mungkin mendapat kesan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dengan Yesus, tetapi sebenarnya mereka telah bertemu dengan-Nya beberapa waktu sebelumnya.
Yohanes 1:35-42 mencatat bawah Simon dan Andreas telah berjumpa dengan Yesus. Mereka sebelumnya adalah murid Yohanes Pembaptis.
Ketika Yohanes Pembaptis berkata, “Lihatlah anak domba Allah yang menghapus dosa dunia..” Merela segera ikuti Yesus untuk mencari tahu dimana dia tinggal. Bahkan disana Yesus menamai Simon dengan Kefas artinya Petrus.
Yesus mengajak mereka dari tempat mereka bekerja mencari nafkah. Mereka pekerja yang rajin. Menjadi nelayan tidak mudah. Itu pekerjaan yang keras. Perlu kesabaran. Penuh resiko.
Maksud Yesus memilih mereka, mungkin satu atau lebih dari hal-hal berikut: kesungguhan, etos kerja yang dibutuhkan, ketekunan dan dedikasi pada tugas.
Sifat-sifat itu sangat diperlukan untuk menjadi penjala manusia.
Jika melihat motif terakhir ini, maka penjala manusia adalah kebalikan dari penjala ikan: Ikan akan ditangkap, dibunuh, dimasak, dan dimakan..
Orang akan ditangkap untuk menyingkirkan mereka dari kehancuran kekal dan memberi mereka kehidupan baru.
Yesus mengatakan, “Ikutlah Aku..” artinya mereka akan menjadi pengikutnya. Mereka akan mengikuti Yesus. Cara mereka mengikut Yesus digambarkan dalam Tulisan-tulisan Yahudi awal.
Seorang pengikut rabi, dia harus “menutupi dirinya dengan debu kaki rabi.” Dengan kata lain dia harus mengikuti begitu dekat di belakang rabi sehingga dia akan berjalan di atas debu yang diaduk oleh sandal rabi!
Gambarannya adalah seorang murid berjalan begitu dekat sehingga dia dapat mengamati dan meniru setiap kata dan tindakannya.
Contohnya bila seorang rabi tua berambut putih berjalan terpincang-pincang, membungkuk, diikuti oleh para pemuda yang juga tertatih-tatih membungkuk meskipun masih muda dan kuat!
Mereka meniru rabi mereka bahkan sampai pincang seperti dia! Dan ini adalah gambaran literal dari panggilan Yesus kepada Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes untuk dilakukan selama tiga tahun ke depan sehingga mereka dapat menjadi semakin seperti Dia!
Kita juga dipanggil menjadi murid Yesus. Kita tidak perlu meninggalkan pekerjaan kita. Kita dipanggil untuk berjalan dekat dan menghabiskan waktu berkualitas bersama Yesus.
Kita dipanggil untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menghabiskan waktu tanpa gangguan dalam Firman-Nya yang hidup dan aktif dan berbicara dengan-Nya dalam doa.
Apakah sandal Anda tertutup debu sandal Yesus atau apakah Alkitab Anda tertutup debu?
————————-
“Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.” Matius 4:21-22
Tidak mudah membangun sebuah tim. Salah memilih personil dapat mengganggu soliditas tim tersebut. Membangun tim yang kuat, diperlukan orang-orang yang punya etos kerja. Rajin. Mau belajar. Tidak indivisualis.
Yesus sementara membangun tim. Dia mencari para personil. Mula-mula dia mencari diantara para nelayan. Sebelumya sudah menemukan Petrus dan Andreas.
Selanjutnya dia menemukan dua orang bersaudara, Yakobus dan Yohanes. Mereka ditemukan sementara bekerja diatas perahu bersama ayah mereka Zebedeus.
Orang-orang yang dipanggil oleh Yesus ini tidak sedang melamun, atau mengganggur. Tetapi orang yang aktif bekerja, tekun dalam pekerjaannya sebagai nelayan.
Yesus hanya akan mengubah fokus pekerjaan mereka, dari menjala ikan duniawi kepada jiwa yang kekal.
Karena Tuhan tidak menyelamatkan ikan. Ikan akan binasa. Manusia yang diselamatkan Tuhan, dan jiwa itu yang akan bertahan selamanya!
Salah satu tugas rutin seorang nelayan adalah memperbaiki jala dan mempersiapkannya untuk menangkap ikan. Itu membutuhkan kesabaran.
Kata “membereskan atau memperbaiki” sama dengan yang digunakan di Efesus 4:11-12, dimana Paulus menjelaskan pekerjaan Gembala “memperlengkapi (memperbaiki) orang kudus bagi pelayanan.
Sama seperti Yakobus dan Yohanes yang sedang memperlengkapi jala menyiapkannya, ketika Yesus memanggil mereka, seperti itu lah pekerjaan yang akan mereka lakukan sebagai penjala manusia.
Mereka akan menjadi guru, memperlengkapi orang-orang kudus bagi pelayanan.
Ini menunjukkan bahwa ketika Tuhan memanggil kita, Dia akan memperlengkapi kita, mengajari kita semua yang perlu kita pelajari untuk memenuhi panggilan itu.
Jadi prinsip pekerjaan penjala ikan sama dengan penjala manusia, hanya fokusnya yang berbeda. Dari ikan kepada manusia.
Mungkin kita bukan penjala ikan, tetapi apakah prinsip pekerjaan kita sama dengan penjala manusia? Tentu sama. Kita dapat menterjemahkan jenis pekerjaan kita kepada penjala manusia.
Ketika Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes, kata yang digunakan adalah “Kaleo” yang berarti “memanggil dengan suara keras, mengucapkan dengan suara keras.”
Itu bukan suara sayup-sayup, tetapi terdengar jelas dan tegas ditelinga. Karena memang mereka sedang berada di perahu besar yang ditambatkan agak jauh dari pantai.
Yesus menyeberangi hamparan air tepi pantai untuk menjangkau mereka. Panggilannya sangat efektif. Langsung membawa ketaatan, seperti yang dilakukan Andreas dan Simon dalam Mrk 1:18.
Segera mereka meninggalkan perahu dan ayah mereka, meninggalkan harta benda dan orang tua mereka.
Berapa banyak kerugian materiil yang akan dialami Zebedeus dengan mengijinkan dua anaknya pergi meninggalkan pekerjaan mereka? Secara materi sangat banyak.
Tetapi mereka melihat keuntungan yang nilainya melampui materi yang hanya sementara, yaitu kekekalan.
Itu adalah kehendak mereka yang secara sadar mereka putuskan. Roh Allah memberi mereka keinginan dan kuasa untuk mengikuti Yesus.
Sudahkah Anda menghitung biaya untuk menjadi pengikut Yesus? Sudahkah Anda menyerahkan semuanya untuk kemuliaan Tuhan?
Jika ya, yakinlah bahwa Anda tidak akan menyesal, karena pada waktunya nanti kita akan menerima upah kekal di Kerajaan Sorga.
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” Lukas 9:23
—————
“Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.” Matius 4:23.
Zaman sekarang sangat mudah membuat sesuatu menjadi viral. Viral adalah istilah yang beken untuk sesuatu atau seseorang yang diberitakan dan dibicaran secara luas.
Sebagian orang menjadi viral karena prestasi. Sebagian karena kasus kejahatan, yang lain karena kebaikan yang menginspirasi.
Semenjak Yesus memulai pelayanan-Nya, semua yang Dia lakukan dan katakan selalu viral. Diberitakan dan dibicarakan.
Dia berkeliling di seluruh Galilea. Di sini Matius memberikan ringkasan singkat tentang perjalanan misionaris pertama yang dilakukan oleh Yesus di kota-kota, desa-desa, dan desa-desa di Galilea selama musim panas tahun 29 M (lihat Markus 1:39).
Kata kerja “berkeliling”, menunjukkan perjalanan yang cukup panjang. Karena untuk mencapai seluruh Galilea tidak mungkin ditempuh dalam waktu singkat.
Menurut Josephus, Galilea adalah daerah berpenduduk padat, yang terdiri dari lebih dari 200 kota dan desa.
Satu-satunya kejadian khusus yang dicatat dari peristiwa-peristiwa pada perjalanan misionaris pertama adalah penyembuhan seorang penderita kusta, yang Matius ceritakan di pasal 8:2–4.
Dalam catatan injil Matius, rangkaian peristiwa tidak selalu ditulis dalam urutan kronologis. Kecenderungannya adalah mengelompokkan peristiwa menurut jenisnya dari pada waktu.
Misalnya penyembuhan ibu mertua Petrus, penyembuhan orang-orang yang dirasuk setan. Kalau secara kronologis, cerita itu harus disisipkan di Matius 4:22-23.
Perhatikan apa yang lagi viral disini? Tentang Yesus, yang dapat menyembuhkan penyakit. Viralnya sampai ke Syria.
Mungkin mengacu pada wilayah paling utara Galilea yang berbatasan langsung dengan Suriah. Mengingat fakta bahwa mereka yang datang kepada-Nya dari Galilea, Dekapolis, Yudea, dan Perea (ay. 25)
Mereka membawa semua yang sakit, orang yang kerasukan setan, epilepsi, lumpuh; dan Dia menyembuhkan mereka. Mereka yang datang adalah orang Syria, non Yahudi!
Teks ini tidak mengatakan secara khusus Dia mengajar dan mewartakan Injil, tetapi tidak mungkin Yesus menyembuhkan tubuh mereka, tanpa berbicara kabar baik injil.
Selanjutnya, kita perhatikan urutan misi Yesus, mulai dari yang paling utama berdasarkan Matius 4:23 Sbb: Mengajar. Memberitakan. Menyembuhkan.
Perhatikan bahwa penyembuhan adalah yang paling tidak penting, karena hanya untuk tubuh. Sedangkan pengajaran dan pewartaan adalah untuk pikiran dan hati.
Penyembuhan itu hanya untuk membuktikan kebenaran pengajaran dan pemberitaan-Nya.
Karena sering orang mengira mukjizat akan menarik perhatian orang Yahudi dan seluruh Israel akan bertobat terima Yesus..
Tetapi faktanyan tidak demikian. Banyak orang tidak percaya kepada Yesus. Ini menunjukkan kepada kita bahwa keajaiban tidak menyelamatkan siapa pun!
Mungkin saja banyak orang yang disembuhkan dan yang menyaksikan itu tidak menerima Yesus. Mereka hanya mau kesembuhannya saja.
Karena itu hanya ada satu mujizat terbesar dari semuanya, yaitu kelahiran baru oleh kasih karunia melalui iman! (Ef 2:8-9).
Kita membutuhkan mujizat kesembuhan fisik. Kita butuhkan mujizat kebangkitan ekonomi. Tetapi mujizat yang sejati yang perlu kita harapkan adalah sembuh dari sakit rohani yang membelenggu jiwa kita.
Diagnosis dan daftarkan dicatatan penyakit rohani yang kita alami. Bawa kedokter Agung Yesus. Dapatkan resepnya dan makan obatnya – Wahyu 3:18.
“Disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.” Mazmur 107:20
Tidak ada komentar