Ruth 1:1-5 – Dari Tragedi Menuju Tragedi

admin
11 Apr 2024 11:09
8 menit membaca

Outline:

  1. Kelaparan ditanah Israel (ayat 1) – Tragedi
  2. Keluarga Elimelek pindah ke Moab – Komedi (sukacita)
  3. Kematian Elimelek, Naomi janda – Tragedi
  4. Menikahkan dua anaknya – Komedi
  5. Kematian dua anaknya – Tragedi

Latar Belakang Cerita

Bangsa Israel telah tinggal di Tanah Perjanjian selama beberapa generasi, pada masa yang dikenal sebagai masa Hakim-hakim. Pada masa hakim-hakim ini terjadi krisis rohani. Kemurtadan nasional. Mereka menyimpang dari Tuhan dengan menyembah dewa-dewa Baal.

Krisis ini diungkapkan dalam Hakim-hakim 21:25,

“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”

Kemudian suatu ketika tanah Yehuda mengalami kelaparan. Tidak ada penjelasan mengenai krisis ini. Namun kita tahu bahwa krisis ini cukup parah hingga membuat seorang pria bernama Elimelekh memindahkan keluarganya ke tanah Moab, di sebelah timur Laut Mati.

Orang Moab adalah keturunan Lot dari hubungan inses dengan putri sulungnya (lihat Kejadian 19). Hubungan mereka dengan Israel tidak baik, dan Tuhan telah melarang orang Moab memasuki perkumpulan itu. Namun Elimelekh memindahkan istri dan kedua putranya ke sana—dan menikahkan anak-anaknya dengan wanita Moab.

Bertahun-tahun kemudian, setelah kematian Elimelekh, jandanya, Naomi, kembali ke Yehuda dan tiba pada musim panen jelai. Setidaknya muncul lagi harapan akan hidup yang lebih baik.

PENGAMATAN (OBSERVASI) Apa yang saya lihat?PENAFSIRAN Apa artinya?PENERAPAN Bagaimana melakukannya? Apa artinya buat saya?
1. Kelaparan di tanah Israel – Tragedi (ayat 1a)
Terjadi kelaparan ditanah Israel pada zaman para hakim.                                             Kelaparan yang terjadi saati itu, sangat parah. Tidak diterangkan sudah berapa lama. Dan apa penyebabnya.  Jaman para hakim adalah jaman dimana Israel mengalami kemunduran karena kompromi dengan orang Kanaan. Setelah Yosua mati, mereka jatuh kepada penyembahan berhala. Suatu waktu mereka bertobat, namun jatuh lagi. siklus itu terus berganti. Selama itu Tuhan membangkitkan orang-orang yan dikenal sebagai hakim untuk memimpin mereka menuju kemenangan atas musuh-musuh mereka: Simson, dll. Pada suatu masa terjadi kegelapan rohani, akibatnya seperti yang digambarkan ayat ini, “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Hakim 21:25   Kemungkinan kelaparan dipicu oleh kekeringan. Hujan tidak turun dalam waktu lama.   
Bencana serupa pernah terjadi pada  zaman Abraham (lihat Kejadian 12), Ishak (lihat Kejadian 26), dan Yakub (lihat Kejadian 46). Teks ini tidak merinci apakah kelaparan ini merupakan penghakiman Tuhan atau bukan?     Namun di Hakim-hakim kita melihat mereka tidak setia kepada Tuhan..Berkat dan kutuk tergantung setia atau tidak kepada Tuhan. kalau setia mereka akan diberkati. Berkat Tuhan kepada mereka turun dalam bentuk hujan awal dan hujan akhir, tergantung kesetiaan mereka beribadah kepada Tuhan (Baca Ulangan 11:13-17).   Karena mereka beribadah menyembah Baal, maka Tuhan murka dan menutup langit (Ul 11;17), sehingga hujan tidak turun, maka tidak ada air untuk mengairi tanah mereka. Akibatnya semua ladang pertanian kering. Sumber air mereka juga kering. Ini menyebabkan kelaparan massal diseluruh tanah Israel.  Sering berkat Tuhan terhalang karena dosa-dosa kita. Sering Tuhan menunda mencurahkan berkatnya, karena kita tidak siap secara rohani menerima berkat-Nya, karena kita masih hidup dalam dosa. Krisis rohani dapat memicu terjadinya krisis ekonomi, karena itu kita harus setia kepada Tuhan..  
Bagaimana dampak kelaparan ini jangka panjang?  Kelaparan ini menyebabkan persediaan dan tabungan habis. Setiap orang mulai mengirit. Membatasi makan. Dari tiga kali sehari menjadi 1 kali sehari. Bahkan 1 hari makan, 1 hari puasa. Bahkan pada akhirnya lebih banyak puasa. Orang-orang menjadi kurus kering. Kurang gizi dan banyak yang mati karena kelaparan. Ini menjadi tragedi kemanusiaan yang sangat mengerikan.   
Peristiwa serupa pernah terjadi pada masa raja Ahab. Selama 3 tahun, Tuhan menahan hujan dari mereka. karena mereka menyembah Baal. Terjadi kekeringan yang diikuti dengan kelaparan. (1 Raja 17). Kekeringan itu juga menimpa orang benar, Elia. Tetapi Allah meluputkan dia melalui seorang janda miskin di Sarfat.  Dosa bangsa membuat berkat Tuhan terhalang. Dosa orang lain dapat menyebabkan umat Tuhan yang setia turut menderita, tetapi Allah akan memelihara mereka. Elia dipelihara Tuhan melalui janda sarfat.   
2. Keluarga Elimelek pindah ke Moab – Komedi (kabar baik – sukacita) – ayat 2b
Mengapa Elimelek pindah ke Moab? Mungkin, karena tidak tahan dengan kelarapan yang terjadi, daripada mati kelaparan, mungkin banyak orang-orang yang pindah kedaerah lain disekitar Israel. Salah satunnya Elimelek. Dia membawa istrinya, Naomi dan dua anaknya, Mahlon dan Kilyon, pindah dari Betlehem ke daerah Moab.  Arti nama Elimelek, Tuhanku  adalah Raja. Nama ini menandakan komitmenya setianya kepada Allah.  Naomi artinya menyenangkan. Arti nama Mahlon dan Kilyon, sakit dan merindukan. Kemungkinan nama ini dibuat sebagai ungkapan penderitaan akibat krisis yang terjadi. Betlehem artinya rumah roti. Sekarang kota itu berubah menjadi rumah lapar dan kemiskinan. 
Dimanakah tanah Moab?  Tanah Moab terletak di sebelah timur Laut Mati. Moab adalah tempat tinggal orang-orang Moab, mereka keturunan Lot dari hasil inses dengan dua putrinya. Mereka orang-orang kafir penyembah berhala.  Daerah ini secara Khusus dilarang Tuhan untuk mereka tinggali. Tetapi karena keadaan, tidak ada pilihan lain, terpaksa mereka pergi kesana.  Ketika situasi sulit sering kita bertindak diluar ketentuan Allah. Kita berpikir bahwa itu jalan terbaik. Perlunya kita berdosa sebelum mengambil tindakan radikal dalam hidup..  
Mereka tiba disana dan tinggal sebagai pendatang. Mungkin orang-orang Moab bertanya-tanya, mengapa mereka meninggalkan Israel? Kemungkinan Elimelek bercerita kalau dinegerinya terjadi kelaparan. Orang Moab pasti menduga kalau Allahnya orang Israel lemah. Allah mereka jauh lebih kuat.  Tetapi dinegeri orang kafir ini mereka menemukan secercah harapan untuk hidup yang lebih baik. sementara Tanah perjanjian Tuhan seolah tidak menjanjikan hidup. Sekilas Moab menjanjikan untuk masa depan yang lebih baik.   
Di Moab, anak-anak mereka bertumbuh mulai dewasa. Mereka mulai bergaul dengan orang-orang Moab. Memiliki banyak teman, semuanya orang Moab. Sekarang hidup mereka sudah jauh lebih baik.  Di Moab mereka memulai hidup baru. Tidak dijelaskan kehidupan seperti apa yang mereka jalani. Apa pekerjaannya. Boleh jadi menggarap ladang, atau bekerja sebagai buruh atau berdagang, yang pasti sekarang mereka bisa makan 3 kali sehari, bisa menabung sedikit dan kemungkinan bisa membeli sebidang tanah dan mendirikan rumah diatasnya. 
3. Kematian Elimelek, Naomi janda – Tragedi – ayat 3
Ketika hidup mereka sedang membaik, tiba-tiba Elimelek Mati. Tidak ada informasi mati karena apa? Apakah sakit, kecelakaan? Teks hanya mengatakan mati, tanpa memberitahukan penyebab matinya. Kembali tragedi menimpa Naomi. Sekarang dia menjadi janda dan harus mengurus dan membesarkan dua orang anak. Apakah sumber nafkah selama ini hanya Elimelek kita tidak tahu.    Pastinya kematian Elimelek, secara ekonomi membuat Naomi kurang kuat. Itu juga mempengaruhi semangat hidupnya. Sekarang Naomi menjadi andalan satu-satunya untuk sumber nafkah hidup. Dia harus bekerja lebih keras untuk mencari nafkah. 
4. Menikahkan dua anaknya – Komedi – ayat 4
Kematian suaminya membuat Naomi menjadi wanita yang tangguh. Dia berhasil membesarkan kedua anaknya hingga dewasa. Masa-masa dukacita telah berlalu. Sekarang dia menatap hari esok yang penuh harapan. Paling tidak dia masih mempunyai anak dua dan mereka akan mandiri. Tanggungannya akan berkurang.    Naomi berharap anak-anaknya setelah dewasa akan menikah dan keturunannya akan bertambah.   
Kemudian, kedua anaknya Mahlon dan Kilyon akhirnya menikah dengan wanita Moab, bernama Orpha dan Rut.Pernikahan kedua anaknya tersebut membawa sukacita bagi Naomi. Dua kali dia mengadakan pesta. Sekarang dia punya dua anak mantu. Sebentar lagi dia akan memiliki cucu. Terbayang diwajah Naomi, masa-masa indah akan memenuhi hidupnya. Dia akan menimang cucu.   
5. Kematian dua anaknya – Tragedi – ayat 5
Tetapi kembali tragedy terjadi, menimpa Naomi. Kedua anaknya Mahlon dan Killyon mati. Tidak ada informasi apakah kematiannya serentak atau bergantian? Tidak ada info juga apa penyebab kematian? apakah sakit atau kecelakaan? Yang pasti sekarang Naomi kehilangan 3 orang yang dicintainya, suami dan dua anaknya. Tragedy beruntun yang sangat memilukan.  Artinya, belum sempat dia menimang cucu, kematian telah merenggut dua anaknya. Harapannya untuk memiliki keluarga besar sirna. Sekarang dia tinggal sendirian. Orpha dan Rut menantu yang baik. Mereka mendampingi ibu mertua mereka. Mereka sangat mengasihinya, karena Naomi juga mengasihi mereka.   
Total Naomi tinggal di Moab 10 tahun. Selama itu tragedy dan komedi silih berganti datang. Pertama suaminya mati – dukacita. Kedua anaknya menikah – sukacita. Kedua anaknya mati – tragedi.  Selama 10 tahun di Moab, hidupnya minus. Dari empat menjadi satu. Dia merana, hidup menderita dalam kemiskinan. Semua yang dia bawa dari Betlehem, hilang lenyap di Moab.Terkadang harapan, cita-cita, impian kita kandas ditengah jalan. Masalah dapat membuat apa yang kita miliki hilang. Namun kita harus bersabar menjalani semua persoalan.   Seperti Naomi, kita ingin keluar dari krisis, tetapi kita malah jatuh kedalam krisis yang beruntun. Dari satu tragedy kepada tragedy lainnya. Hidup kita minus, kandas, tetapi kita harus teguh berdiri, menatap masa depan..   Dari pendahuluan kisah Naomi, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa tragedy bisa terjadi setiap saat. Tragedy dan komedi akan datang silih berganti. Bahkan mungki tragedy lebih sering daripda komedi. Kita harus bersandar kepada Allah. Ketika tragedy datang, kita harus teguh seperti Naomi. Dia tidak putus asa.  
Mungkin kesalahan Elimelek dulu, terlalu terburu-buru memutuskan untuk pindah. Dalam keadaan sulit, kita tidak boleh mengambil keputusan yang terburu-buru. Sekiranya Elimelek bertahan, mungkin mereka akan terhindar dari tragedy kematian.   Tetapi tidak ada yang perlu disalahkan, semua sudah terjadi. Bila sepenuhnya bergantung kepada Allah, Dia dapat menggunakan semua keadaan buruk untuk kebaikan.  
   
   

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *