Maka jawab Ayub kepada TUHAN: “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Ayub 42:2
Seorang perempuan bernama Lydia pada waktu dia pulang kerja dan melihat api berkobar di rumahnya.
Ia sangat terpukul bukan hanya karena rumahnya hancur, namu karena tujuh anggota keluarganya tewas dalam kobaran api.
Ketika berita tentang tragedi itu menyebar pagi itu, seorang diaken dari gerejanya bergegas menghiburnya.
Ia memiliki beberapa pertanyaan yang mendalam untuknya, tetapi diaken itu tidak punya jawaban.
Lydia dapat memahami kisah Ayub. Ia kehilangan kesepuluh anaknya ( Ayub 1:18-19 ), tetapi ia tetap menyembah Tuhan (ayat 21).
Kemudian kesehatannya terganggu, dan istrinya mendesaknya untuk mengutuk Tuhan dan mati (2:9).
Teman-teman Ayub mengira mereka punya jawabannya. Mereka menuduh Ayub pasti telah berdosa dan pantas menerima kesusahannya.
Ayub mengeluh dengan getir kepada Tuhan dan memohon penjelasan dan kelegaan, tetapi Tuhan tidak memberinya jawaban apa pun.
Dia bahkan tidak memberi tahu Ayub tentang permintaan Setan untuk mengujinya (1:6-12; 2:1-6).
Sebaliknya, Dia mengingatkan Ayub bahwa Dialah Allah yang mahabijaksana dan Ayub tidak. Ayub menjadi rendah hati, dan dia bertobat karena telah mempertanyakan otoritas Tuhan (42:1-6).
Di sisi surga ini, kita mungkin tidak menemukan jawaban atas pertanyaan putus asa kita seperti “Mengapa ini terjadi?” dan “Mengapa saya?”
Namun kita dapat beristirahat dalam kebenaran bahwa Tuhan memegang kendali dan bahwa Dia mengasihi kita.
Tuhan tidak harus menjawab pertanyaan-pertanyaan kita, tetapi Dia akan selalu menepati janji-Nya.
Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya? Apa yang kita tahu tentang rencana Tuhan dalam hidup kita?
Tidak ada komentar