Mazmur 33:18-22.
Kehancuran, cobaan, dan masa-masa sulit sangat menyakitkan untuk dialami. Itu adalah masa-masa kelam ketika kita tidak mengerti apa yang Tuhan lakukan.
Itu bisa menjadi saat-saat kesedihan, kebingungan, dan bahkan keputusasaan. Itu adalah waktu ketika kesabaran dan kemampuan kita untuk percaya dan menantikan Tuhan ditantang.
Namun, itu adalah saat-saat ketika kita akan belajar bahwa kita dapat menantikan Tuhan dengan cara ini, mengetahui bahwa Dia akan melihat kita melalui kesulitan dan membawanya ke akhir yang mulia:
“Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.” Mazmur 33:18-22.
Masa-masa sulit ini akan mengubah kita sebagaimana Petrus dan murid-murid lainnya. Proses mematahkan hati kita yang sombong, menghilangkan keinginan untuk peninggian diri, merendahkan ego kita yang melambung, dan membawa kita ke satu tujuan dalam hidup: untuk setia melayani Tuhan.
Akibatnya kita akan mengalami kedalaman hubungan dengan Tuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebagai hasilnya, Kita akan mengalami hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan, seperti yang belum pernah kita alami sebelumnya.
Kita akan melihat kuasa Allah yang belum pernah ada sebelumnya, dan kita akan melihat Kristus dan Kristus saja yang ditinggikan dalam hidup kita.
Penting untuk memahami proses pemecahan. Jika kita tidak memahaminya, kita mungkin menjadi putus asa dan pahit, percaya bahwa Tuhan tidak peduli dan tidak mengasihi kita.
Juga, kita harus menyadari bahwa kehancuran adalah proses yang berkelanjutan. Mungkin ada satu waktu istirahat utama dalam hidup kita, tetapi proses kehancuran terus berlanjut sepanjang hidup. Paulus mengalami kehancuran awal pada pertobatannya:
Baca kisah 9:1-5.
Itu adalah pengalaman patah hati pertama Saulus. Tetapi Tuhan terus membiarkan dia mengalami cobaan dan kesulitan yang berkelanjutan untuk membuatnya tetap rendah hati:
Baca 2 Korintus 12:7-10.
Ketika kita memahami bahwa kehancuran adalah tujuan dari pencobaan yang kita lalui, maka kita lebih mampu menunggu Tuhan dalam kepercayaan, iman yang penuh harapan, mengetahui bahwa Dia akan bersama kita dalam pencobaan dan akan memenuhi janji-Nya untukkebaikan kita dan bagi kemuliaan-Nya.
Tuhan mengingatkan setiap orang yang sedang melalui masa-masa sulit untuk, Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! Mazmur 27;14.
Refleksi Pribadi
Doakan
Tidak ada komentar