Menerobos Ujian dan Kesulitan

admin
3 Apr 2024 03:52
Renungan 0 66
3 menit membaca

Mazmur 33:18-22.

Kehancuran, cobaan, dan masa-masa sulit sangat menyakitkan untuk dialami. Itu adalah masa-masa kelam ketika kita tidak mengerti apa yang Tuhan lakukan.

Itu bisa menjadi saat-saat kesedihan, kebingungan, dan bahkan keputusasaan. Itu adalah waktu ketika kesabaran dan kemampuan kita untuk percaya dan menantikan Tuhan ditantang.

Namun, itu adalah saat-saat ketika kita akan belajar bahwa kita dapat menantikan Tuhan dengan cara ini, mengetahui bahwa Dia akan melihat kita melalui kesulitan dan membawanya ke akhir yang mulia:

“Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.” Mazmur 33:18-22.

Masa-masa sulit ini akan mengubah kita sebagaimana Petrus dan murid-murid lainnya. Proses mematahkan hati kita yang sombong, menghilangkan keinginan untuk peninggian diri, merendahkan ego kita yang melambung, dan membawa kita ke satu tujuan dalam hidup: untuk setia melayani Tuhan.

Akibatnya kita akan mengalami kedalaman hubungan dengan Tuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai hasilnya, Kita akan mengalami hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan, seperti yang belum pernah kita alami sebelumnya.

Kita akan melihat kuasa Allah yang belum pernah ada sebelumnya, dan kita akan melihat Kristus dan Kristus saja yang ditinggikan dalam hidup kita.

Penting untuk memahami proses pemecahan. Jika kita tidak memahaminya, kita mungkin menjadi putus asa dan pahit, percaya bahwa Tuhan tidak peduli dan tidak mengasihi kita.

Juga, kita harus menyadari bahwa kehancuran adalah proses yang berkelanjutan. Mungkin ada satu waktu istirahat utama dalam hidup kita, tetapi proses kehancuran terus berlanjut sepanjang hidup. Paulus mengalami kehancuran awal pada pertobatannya:

Baca kisah 9:1-5.

Itu adalah pengalaman patah hati pertama Saulus. Tetapi Tuhan terus membiarkan dia mengalami cobaan dan kesulitan yang berkelanjutan untuk membuatnya tetap rendah hati:

Baca 2 Korintus 12:7-10.

Ketika kita memahami bahwa kehancuran adalah tujuan dari pencobaan yang kita lalui, maka kita lebih mampu menunggu Tuhan dalam kepercayaan, iman yang penuh harapan, mengetahui bahwa Dia akan bersama kita dalam pencobaan dan akan memenuhi janji-Nya untukkebaikan kita dan bagi kemuliaan-Nya.

Tuhan mengingatkan setiap orang yang sedang melalui masa-masa sulit untuk, Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! Mazmur 27;14.

Refleksi Pribadi

  1. Jelaskan bagaimana rasanya orang Kristen mengalami pengalaman kehancuran.
  2. Apa tujuan Tuhan bagi kita ketika Dia membawa kita melalui pengalaman kehancuran?
  3. Jika orang Kristen tidak memahami proses kehancuran, apa yang bisa terjadi pada hubungan mereka dengan Tuhan?
  4. Apakah proses kehancuran merupakan pengalaman satu kali atau berkelanjutan?

Doakan

  1. agar Tuhan membaptis saya dengan Roh Kudus-Nya.
  2. agar Tuhan menghidupkan sayadan gereja-Nya.
  3. agar Tuhan membantu saya memahami dan menerima apa yang terjadi ketika saya melewati masa-masa sulit dalam hidup saya.
  4. untuk orang-orang yang ada dalam daftar doa Anda.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *