DAFTAR ISI TANDA KEDATANGAN YESUS
“Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?”
Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” Matius 24:3-5
Pekabaran Yesus dalam Matius 24-25 umumnya dikenal sebagai khotbah di Bukit Zaitun, karena disampaikan kepada para murid di Bukit Zaitun.
Tema pekabarannya adalah kedatangan Kristus yang kedua kali untuk mendirikan kerajaan-Nya.
Disana murid-murid bertanya, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?”
Pertanyaan ini memiliki tiga komponen (1) Kapan hal ini akan terjadi? (2) Apa tanda kedatangan-Mu? (3) Apa tanda Akhir Zaman?
Para murid tampaknya mengira bahwa ketiga hal tersebut, penghancuran Bait Suci, tanda kedatangan Kristus, dan akhir zaman akan terjadi pada saat yang bersamaan, namun mereka salah.
Jawaban untuk pertanyaan mereka cukup Panjang. secara ringkas Yesus memberitahukan tanda-tanda Akhir Zaman, yang merupakan rangkaian peristiwa dari masa ke masa.
Semua peristiwa ini sebagai penanda atau rambu-rambu yang menunjukkan dekatnya kedatangan-Nya.
Hal yang pertama perlu mereka perhatikan adalah hidup dalam kewaspadaan. “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!
Sepanjang sejarah gereja, eskatologi merupakan topik yang mudah untuk diplesetkan. Selama berabad-abad, orang-orang telah berpegang teguh pada beragam pandangan mengenai masalah ini.
Yesus mengatakan, “banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.”
Ungkapan “Kristus palsu” dapat diterjemahkan sebagai “mesias palsu” karena nama “Kristus” adalah terjemahan bahasa Yunani (“Christos”) dari kata “Kristus palsu”. Ibrani “Mashiah,” yang berarti “Mesias, Yang Diurapi.”
Jadi khotbah Yesus dimulai dengan peringatan tentang kemunculan “Kristus palsu dan nabi palsu.”
Pada saat itu orang-orang mengharapkan kedatangan Mesias, baik umat Kristen maupun Yahudi. Karena itu mereka sangat rentan ditipu oleh orang-orang yang mengaku mesias yang sering muncul, terutama ketika pemberontakan Barkochba (132-135 M).
Tetapi amaran kemunculan Mesias palsu bukan hanya zaman itu, tetapi akan terus ada hingga menjelang kedatangan Yesus kedua kali..
Orang-orang yang berpura-pura menjadi nabi dan mesianis sering kali muncul pada era Kristen. Dari Montanisme pada abad kedua hingga Mormonisme pada abad kesembilan belas..
Gerakan-gerakan keagamaan telah muncul, didirikan oleh para nabi gadungan yang mengaku memiliki wahyu baru dan rencana keselamatan baru.
Para “mesias” dan “nabi” dari gerakan-gerakan keagamaan baru ini berpura-pura menawarkan cara-cara keselamatan yang baru kepada para pengikutnya.
Para “mesias” dan “nabi” dari gerakan-gerakan keagamaan baru ini berpura-pura menawarkan cara-cara keselamatan yang baru kepada para pengikutnya.
Misalnya saja Young Oon Kim, seorang teolog terkemuka yang terkenal dari Unification Church (Moonies) Korea Selatan, dalam bukunya Unification Theology, mempertanyakan “kematian Yesus yang menebus di kayu salib tidak cukup untuk keselamatan manusia.”
Karena itu banyak orang Moon yang percaya bahwa mesias baru adalah Sun Myung Moon, pendiri gereja tersebut.
Sebagai catatan bahwa beberapa orang yang mengangkat diri mereka sendiri sebagai nabi berasal dari latar belakang Injili. Mereka sering mengaku dapat penglihatan dan mereka sering bernubuat..
Karena itu banyak menarik perhatian orang-orang. Sering ajaran dan praktek hidup mereka menyangkal iman Kristen.
Jim Jones, misalnya, memaksa para pengikutnya untuk mencari keselamatan di dalam tong berisi minuman beracun.
Kemudian seorang guru India bernama Bhagwan Shree Rajneesh, yang pada tahun 1981 memindahkan kantor pusatnya ke lahan seluas 64.229 hektar di Oregon, mengklaim memiliki kekuatan untuk memberi energi kepada 250.000 pengikutnya.
Salah satu pengikutnya, mantan karismatik Katolik, yang diwawancarai Christianity Today, mengatakan:
“Yesus adalah guru pertama saya, namun Bhagwan adalah guru yang hidup. Tuanku ada di dalam diriku sendiri.
Bhagwan adalah ekspresi luarnya.” Yang lain berkata: “Saya mempunyai kerinduan dalam hati itu tidak terpenuhi. Bhagwan adalah perpanjangan tangan Kristus.
Ancaman yang ditimbulkan oleh para pemimpin “mesianik” yang baru saat ini telah diakui secara luas. Christianity Today menyebutnya sebagai “sebuah kenyataan yang telah mengejutkan imajinasi kita.
Orang yang berpura-pura menjadi mesias tidak hanya di Amerika. Dalam sebuah artikel berjudul “Europe’s Rising Cults,” Newsweek melaporkan bahwa di Inggris saja, pengikut Mahrishi Mahesh Yogi, yang dikenal sebagai Zaman Pencerahan, berjumlah 94.000 ditahun 1979.
Lalu sebuah gereja Scientology didirikan oleh L. Ron Hubbard, anggotanya berjumlah 250.000 orang.
Mereka mengajarkan perpaduan antara sains dan spiritualitas, dengan kepercayaan pada roh yang abadi dan dalam meningkatkan roh tersebut di Bumi dengan menggunakan metode Scientology.
Di belahan dunia lain, pemujaan terhadap mesias palsu mempunyai nama dan bentuk yang berbeda-beda.
Di Brazil, misalnya, menurut majalah berita Veja dari São Paulo (7 Januari 1981), “agama partisipatif terbesar di Brazil telah menjadi aliran sesat Umbanda, yang mana 30 juta orang terlibat.
Aliran sesat ini memadukan Animisme dan Kristen. Mereka memuja dewa mesianis yang disebut Iemanja.
Fenomena serupa juga terjadi di Venezuela, yaitu pemujaan terhadap Maria Lionza. Dia adalah tokoh utama dalam salah satu gerakan keagamaan baru yang paling tersebar luas di Venezuela.
Diaa memadukan kepercayaan Afrika, pribumi, dan Katolik. Dia dihormati sebagai dewi alam, cinta, kedamaian dan harmoni. Dia membuat tempat pemujaannya di gunung Sorte.
Pengikut Maria Lionza melakukan perjalanan ke gunung tersebut selama seminggu setiap tanggal 12 Oktober, pada Hari Perlawanan Masyarakat Adat nasional.
Pada tahun 2011, perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 10% hingga 30% penduduk Venezuela adalah pengikut aliran sesat tersebut.
Fenomena yang sama mengenai penyembahan terhadap Juru Selamat terkenal juga terjadi di banyak negara lainnya.
Ramalan Kristus tentang kemunculan “Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu” digenapi di zaman kita juga dengan kemunculan mesias yang tidak bersifat pribadi seperti ilmu pengetahuan, teknologi, sistem atau partai politik-ekonomi, dan pendidikan massal.
Karena banyak orang menganggap hal ini dapat menjamin masa depan yang lebih baik bagi umat manusia. Harapan orang bukan lagi pada Yesus tapi pada sistem yang dibangun manusia..
Kemunculan mesias palsu yang bersifat personal dan impersonal merupakan penggenapan dari peringatan Kristus mengenai “Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu” yang akan bangkit sebelum kedatangan-Nya kembali.
Karena itu seperti yang disampaikan oleh Yesus, “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”
———————————
“Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” Matius 24:6-8.
Setelah diingatkan untuk waspada terhadap nabi dan Mesias palsu, Yesus memulai daftar pertama dari rangkaian peristiwa akhir zaman, yaitu kabar-kabar tentang perang.
Yesus menerangkan tingkat peperangan dan bencana lainnya akan semakin sering dan meningkat.
Bila kita kembali meliha sekilas nubuatan Daniel 2 dan 7, disana Daniel melihat sebuah rangkaian kerajaan dimana peperangan semakin meningkat, brutal dan menghancurkan.
Kerajaan keempat ditampilkan sebagai kekuatan politik yang “akan melahap seluruh bumi, menginjak-injaknya, dan menghancurkannya” (Dan 7:23)
Demikian pula, dalam pasal 12:1 Daniel berbicara tentang, “waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu.”
meningkatnya peperangan sebelum Kedatangan Kristus digambarkan secara dramatis dalam beberapa penglihatan di kitab Wahyu.
Penglihatan Empat Penunggang Kuda, masing-masing dari empat kuda yang muncul pada pembukaan empat meterai pertama menggambarkan meningkatnya perang dan konsekuensinya.
Kuda Putih yang keluar “untuk merebut kemenangan” (Wahyu 6:2), menunjuk pada perang sebagai sarana penaklukan.
Kuda Merah padam yang “dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi” (Wahyu 6:4) jelas melambangkan pertumpahan darah akibat peperangan.
Kuda Hitam membawa “timbangan di tangannya” (Wahyu 6:5-6) melambangkan kelangkaan, kondisi kelaparan parah yang disebabkan oleh peperangan.
Yang terakhir, Kuda hijau kuning, sesuai dengan nama penunggangnya (“mau”), melambangkan kematian (Wahyu 6:7-8), yang disebabkan oleh “pedang..
Berbagai cara yang digunakan oleh kuda terakhir untuk menyebabkan kematian menunjukkan semakin meningkatnya kehancuran akibat perang.
Besarnya kerusakan ditunjukkan dengan ungkapan “seperempat dari bumi” (Wahyu 6:8) mereka akan binasakan..
Di ayat ini tidak hanya mengungkapkan peningkatan, tetapi juga pembatasan yang diberikan Tuhan terhadap kehancuran akibat perang.
Tuhan tidak akan membiarkan peperangan menghancurkan seluruh bumi. Kedatangan-Nyalah yang akan menyebabkan kehancuran total dan final bagi orang-orang jahat.
Bagaimanakah penggenapan nubuatan ini di abad ke 20 dan abad 21 ini?
Pada abad ke-20 ini terjadi dua perang dunia yang tidak ada bandingannya dalam catatan sejarah baik menyangkut luasnya perang secara geografis dan penghancuran nyawa manusia serta harta benda.
Pada perang dunia 1, hampir 30 negara terlibat perang. Peter Young, profesor di Royal Military Academy di Sandhurst, Inggris, mengatakan, “perang dunia 1 membunuh dua kali lebih banyak orang dibandingkan semua perang besar yang terjadi pada tahun 1790 hingga 1913.
Jumlah total personel militer yang terbunuh atau hilang selama Perang Dunia I adalah sekitar 9.000.000 orang.
“Jumlah warga sipil yang tewas di wilayah perang berjumlah sekitar 5.000.000.” Flu Spanyol, yang menurut beberapa pihak berwenang disebabkan oleh perang, memakan korban tambahan puluhan juta jiwa.
Selain jutaan nyawa melayang, ditambah lagi jutaan pengungsi yang terlantar, terutama dari Eropa Timur dan Balkan..
Mereka berpindah-pindah tanpa daya dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan, tempat tinggal, dan pakaian serta hancurnya kehidupan industri dan komunitas di banyak kota-kota, dan desa.
Umat manusia belum pernah mengalami perang yang menyebabkan kehancuran besar terhadap kehidupan manusia dan harta benda seperti Perang Dunia I.
20 tahun setelah perang dunia I, perang dunia kembali Meletus. perang dunia II. Perang ini lebih besar dari perang dunia I.
Theodore Ropp, penulis War in the Modern World, menyatakan bahwa “Perang Dunia II membunuh lebih banyak orang, menghabiskan lebih banyak uang, merusak lebih banyak property..
Perang ini berdampak pada lebih banyak orang, dan mungkin menyebabkan perubahan yang lebih luas dibandingkan perang mana pun dalam sejarah.
Lebih dari 50 negara terlibat dalam perang, yang menyebabkan kematian lebih dari 55 juta warga sipil dan militer.
Perang ini menyebabkan kerusakan besar terhadap industry, transportasi, dan perumahan.
Pengeboman, tembakan artileri, dan pertempuran jalanan menghancurkan kota-kota besar seperti Berlin, Dresden, Warsawa, Budapest, Hiroshima, Tokyo, London, Milan.
Belum pernah sebelumnya umat manusia mengalami kehancuran global yang begitu besar skalanya. Ini merupakan penggenapan dari nubuatan Yesus tentang perang yang semakin meningkat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Informasi Pertahanan dan diberi judul “A World at War tahun 1983, paling tidak ada 40 perang yang terjadi di Timur Tengah, Gult Persia, Timur Jauh, Amerika Latin, Afrika, dan Eropa.
Terbaru misalnya perang Rusia dan Ukraina. Israel-Palestina. Perang ini telah menyebabkan kerusakan dan korban jiwa di kedua belah pihak.
Dan dimasa depan, semakin mendekat kedatangan Yesus, perang akan semakin banyak terjadi. Bahkan perang nuklir pun bisa saja terjadi.
Selain perang fisik, perang ekonomi dan perang urat saraf juga terjadi. Negara-negara akan terlibat perang dalam berbagai bentuk dan berskala global..
Jadi, perang yang bersifat global dan menghancurkan yang dialami umat manusia pada abad ini, serta meningkatnya konflik dan persenjataan saat ini, adalah, kabar baik bagi orang-orang beriman.
Sebab itu adalah pertanda bahwa Tuhan akan segera datang kembali untuk mengakhiri konflik-konflik dan kejahatan-kejahatan dan membentuk dunia baru yang aman tenteram..
Karena itu mari kita bangun dalam iman. Perhatikan tanda jaman, Yesus pasti datang. Mari kita tetap setia dan bekerja bagi Tuhan.
———————————–
“..Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” Matius 24:7-8
Bersamaan dengan peperangan, akan terjadi bencana secara beruntun seperti gempa bumi dan kelaparan.
Terjadinya bencana seperti gempa bumi menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab dan artinya.
Apakah bencana disebabkan oleh kekuatan alam atau supranatural? Apakah bencana mempunyai arti dan pesan bagi umat manusia?
Bencana alam dengan proporsi yang sangat mengejutkan yang akan terjadi ketika bumi terkutuk itu mulai hancur.
Lukas menambahkan bahwa juga akan ada wabah penyakit dan teror yang hebat tanda-tanda dari surga (21:11).
Ketika beberapa bagian bumi kelaparan, bagian-bagian lain akan hancur karena gempa bumi, bagian-bagian lain dihancurkan oleh wabah penyakit..
Bagian-bagian dunia lainnya dilumpuhkan oleh teror yang tidak diketahui secara pasti, dan masih banyak lagi bagian-bagian lain yang dibuat takut oleh perubahan-perubahan yang terjadi di langit.
Di zaman yang serba ilmiah ini, kita cenderung mengabaikan kekuatan supranatural penyebab bencana.
Para ilmuwan akan mencari penyebab yang bersifat “alami”. Ketika disebutan “bencana alam” menyiratkan bahwa tidak ada keterlibatan supernatural.
Sekarang ini menurut para ahli penyebab utama terjadinya gempa bumi telah dijelaskan oleh teori geologi baru yang disebut “lempeng tektonik”.
Teori ini “berpendapat bahwa permukaan bumi terdiri dari sekitar selusin lempengan batu raksasa setebal 70 mil.
Mengambang di mantel bumi yang setengah cair dan didorong oleh gaya yang belum dapat ditentukan, lempeng-lempeng tersebut terus bergerak.
Saat keduanya lempengan bertemu terjadi gesekan, dimana batuan tersebut retak, sehingga lempengan itu bergerak. Pelepasan energi yang terjadi secara tiba-tiba itulah yang menyebabkan gempa bumi.”
Jadi teori ini mengakui bahwa ada “kekuatan yang tidak dapat ditentukan atau dipastikan” yang mendorong pergerakan konstan lempeng-lempeng yang membentuk permukaan bumi.
Sebagai orang beriman, kita percaya kepada Tuhan pencipta alam semesta. Dia tahu “kekuatan yang tidak dapat ditentukan” tersebut. ini hasil kerja misterius dari hikmat dan kuasa ilahi.
Dalam kebijaksanaan-Nya, Allah terkadang menggunakan apa yang kita sebut “bencana alam” untuk memanggil umat manusia agar bertobat.
Alkitab memandang gempa bumi sebagai perwujudan kuasa ilahi (Kel 19:18) dan penghakiman ilahi atas kejahatan manusia.
Yesaya, misalnya, memperingatkan Israel yang tidak taat bahwa, “engkau akan melihat kedatangan TUHAN semesta alam dalam guntur, gempa dan suara hebat, dalam puting beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan habis.” Yesaya 29:6.
Jadi gempa bumi seringkali berkaitan dengan kuasa Ilahi untuk memperingatkan manusia. Misalnya sebelum kematian dan sesudah kebangkitan Yesus ditandai dengan gempa bumi (Mat 27:54; 28:2).
Demikian pula dalam kitab Wahyu, gempa bumi mendahului dibunyikannya ketujuh sangkakala yang mengumumkan penghakiman ilahi atas umat manusia (Wahyu 8:5)..
Dan “gempa bumi yang dahsyat” menandai Kedatangan Kristus untuk menghakimi orang-orang jahat (Wahyu 6:12-17; 16:18-21).
Ketika manusia berpuas diri, egois dan merasa dapat hidup tanpa Tuhan, maka bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin puting beliung, dan angin topan dapat menjadi sarana mengubah pikiran manusia dan melihat kepada Tuhan..
Gempa bumi yang menandai kematian Kristus itulah yang menyebabkan perwira dan prajuritnya mengakui, “Sungguh, Dialah Anak Allah” (Mat 27:54).
John Wesley menulis pada tahun 1777 kepada seorang temannya: gempa bumi adalah lawatan Ilahi yang paling berpengaruh terhadap orang-orang berdosa..”
Intensitas gempa bumi akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Science News, misalnya, melaporkan bahwa menurut Survei Geologi A.S., “gempa bumi besar yang mengguncang Amerika Serikat pada tahun 1980 dua kali lebih banyak dibandingkan pada tahun 1979.
Tiongkok pada tanggal 28 Juli 1976, yang dilaporkan sebagai gempa bumi terburuk dalam sejarah umat manusia (sekitar 800.000 kematian).
Menurut data United States Geological Survey (USGS), gempa Valdivia di Chile pada Mei 1960 menjadi gempa bermagnitudo terbesar sepanjang sejarah dunia, yakni 9,5.
Gempa bumi ini menewaskan 1.655 orang, 3.000 orang luka-luka, dan 2 juta orang mengungsi.
Gempa terbesar kedua pernah terjadi di Prince William Sound pada Maret 1964, Alaska dengan magnitudo 9,2. Gempa tersebut menghasilkan tsunami dan dampaknya sampai ke wilayah Hawaii.
Gempa Tohoku di Jepang pada Maret 2011 dan Banda Aceh di Indonesia pada 26 Desember 2004 menempati posisi berikutnya. Kedua gempa tersebut sama-sama bermagnitudo 9,1.
Lalu, gempa Petropavlovsk-Kamchatsky di Rusia memiliki magnitudo 9. Gempa Quirihue di Chili dan gempa di Ekuador-Kolombia sama-sama memiliki magnitudo 8,8.
Sedangkan, gempa di Kepulauan Rat, Alaska berada di urutan kedelapan dalam daftar ini. Gempa yang terjadi pada 1965 ini punya magnitudo 8.7.
Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 walau skalanya tidak terlalu besar tetapi menimbulkan kerusakan sangat besar. Kurang lebih 6000 orang meninggal dan ribuan rumah rusak.
Gempa Cianjur tahun 2022 menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka, ribuan rumah rusak. Banyak gempa-gempa skala kecil yang setiap waktu terjadi. Silahkan tambahkan daftarnya..
Dan semua ini adalah peringatan dekatnya kedatangan Yesus kedua kali.
Bagi kita orang percaya, peningkatan bencana ini bukan pertanda bahwa alam telah mengamuk, seperti pandangan banyak orang..
Terjadinya bencana-bencana ini adalah wujud penghakiman Ilahi di zaman kita, untuk memanggil umat manusia agar bertobat sebelum penghakiman terakhir pada Kedatangan Kristus.
Karena itu setiap bencana harus membawa kita lebih dekat dengan Tuhan. Bencana membuat hidup kita semakin suci dan saleh.
Ingat, bencana adalah panggilan Ilahi untuk meninggalkan dosa dan kejahatan kita. Itu adalah kabar baik.
—————————-
“… Di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung …” Lukas 21:25
Saat ini kita hidup pada titik balik sejarah umat manusia. Bukan hanya “bencana alam” yang semakin parah, namun juga bencana yang disebabkan oleh manusia itu sendiri.
Cara manusia mengeglola sumber daya yang Tuhan berikan sering dengan cara tidak bertanggung jawab.
Ada satu organisasi namanya Club of Rome, salah satu organisasi pengawas krisis yang paling terkemuka saat ini, terdiri dari sekitar 100 ilmuwan dan pemimpin politik..
Dalam laporannya dengan judul Umat Manusia di Titik Balik, mengatakan,
“Tiba-tiba—dalam sekejap jika diukur dalam skala historis—umat manusia dihadapkan pada berbagai krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya: krisis populasi, krisis lingkungan hidup, krisis pangan dunia, krisis energi, krisis bahan mentah, dan masih banyak lagi. Krisis-krisis baru bermunculan sementara krisis-krisis lama terus berlanjut.”
Arti penting dari “rangkaian krisis yang cepat yang saat ini melanda seluruh dunia,” adalah bahwa “umat manusia berada pada titik balik dalam evolusi sejarahnya.
Ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia saat ini muncul karena meningkatnya kekuasaan manusia terhadap lingkungan, tetapi tidak diimbangi dengan meningkatnya kebijaksanaan dan pengendalian diri.
Manusia adalah pengelola ciptaan Tuhan yang tidak setia dan palin buruk.
Dampaknya adalah lapisan udara, tanah, dan air (disebut biosfer) yang menjadi sandaran kehidupan manusia telah tercemar. Sumber daya yang sangat diperlukan dengan cepat habis.
Masalah polusi udara, air, dan tanah telah mencapai proporsi global yang menakutkan saat ini.
Dimasa lalu Ketika populasai masih sedikit, alam mampu mengasimilasi dan mengolah sampah manusia.
Tetapi saat ini seiringg meningkatnya jumlah populasi, urbanisasi dan industrialisasi, telah menghasilkan jutaan ton sampah sehingga alam tidak dapat lagi mengasimilasi dan mengolahnya.
Para ahli sampah memperkirakan bahwa “dunia kini menghasilkan antara 500 juta ton sampah dan satu miliar ton limbah padat setiap tahunnya, dan angka tersebut bisa berlipat ganda setiap 15 tahun.”
Diperkirakan 1,3 miliar ton plastik akan memenuhi Bumi pada 2040—baik di daratan maupun di lautan.
Pembuangan limbah yang belum pernah terjadi sebelumnya mengandung zat beracun dan berbahaya baik di udara, air, dan tanah menyebabkan pencemaran lingkungan.
Ada banyak sumber air seperti sungai telah tercemar: Sungai Gangga menduduki posisi pertama sebagai sungai paling tercemar dunia.
Di Indonesia, terdapat sungai Citarum yang begitu tercemar layaknya sungai Gangga.
Sungai Kuning di Cina menjadi ‘rumah’ bagi limbah industri, termasuk limbah kimia yang membuat airnya begitu beracun.
Silahkan tambahkan daftar diatas..
Mungkin masalah polusi yang paling luas pada tahun 1980an adalah apa yang disebut “hujan asam”.
Di banyak bagian bumi, hujan bercampur di udara dengan polusi dari pembakaran bahan bakar pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor dan kemudian menurunkan asam sulfat dan asam nitrat encer.
Beberapa waktu yang lalu, hujan asam pernah melanda Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bandung, Jakarta, dan masih banyak lagi.
Dan kemungkinan hujan yang turun setiap hari mengandung asam, yang berbahaya bagi manusia dan tanaman.
Kerusakan yang terjadi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan akibat pencemaran asam dan polusi yang terbawa ke udara tidak dapat dihitung.
Asam hujan mempercepat korosi pada sebagian besar material, termasuk logam.
Selanjutnya efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah fenomena alami di mana gas-gas tertentu di atmosfer bumi menyerap dan memancarkan kembali sebagian dari radiasi panas yang dipancarkan oleh permukaan bumi.
Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan..
Dampaknya adalah mencairnya Es di Kutub, menipisnya lapisan ozon, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut dan perubahan iklim yang cukup ekstrim..
Bila es dikutub mencari maka suhu bumi makin panas. Desa-desa pesisir dan kepulauan kecil terancam tenggelam.
Banyak sekali dampak negatif yang terjadi yang akan mengancam kehidupan manusia.
Walaupun kebutuhan manusia akan pangan, energi, dan mineral meningkat tajam, sumber daya yang tersedia semakin berkurang.
Lahan pertanian, misalnya, semakin berkurang di banyak belahan dunia akibat erosi tanah, penggundulan hutan dan kebutuhan akan pemukiman.
Ketika lahan pertanian makin sedikit, maka produksi kebutuhan akan pangan juga makin sedikit, sementara jumlah manusia meningkat tajam..
Air bersih yang menjadi kebutuhan utama manusia semakin tercemar. Perairan permukaan terkontaminasi oleh limbah..
Limbah industri, tumpahan minyak, limpasan pupuk anorganik, pestisida, herbisida, hujan asam, dan oleh ratusan ribu kapal komersial dan kapal pesiar yang setiap hari menumpahkan limbah dan sampah mereka ke perairan lautan yang sangat luas.
Air minum bersih di banyak belahan dunia telah menjadi komoditas yang sangat berharga sehingga dijual dalam kemasan botol kepada mereka yang mampu membelinya.
Beberapa ahli air memperkirakan bahwa krisis air akan semakin parah dalam waktu dekat, sehingga memicu serangkaian “perang air” di wilayah-wilayah yang populasinya akan terus bertambah meskipun kondisinya gersang.
Saat ini kita semua harus membeli air untuk kebutuhan minum kita. Penyebab utama bukan saja karena praktis, tetapi karena air sumur kita sudah terkontaminasi.
Bencana alam dan krisis lingkungan akibat ulah manusia semakin meningkat secara signifikan. Tren ini menimbulkan pertanyaan mendasar:
Mengapa begitu banyak bencana dan krisis terjadi di zaman kita?
Apa artinya banyaknya gempa bumi, banjir, kekeringan, angin puting beliung, dan angin topan yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, dimana telah membunuh ratusan ribu orang dan menghancurkan banyak harta benda?
Semua bencana tersebut berfungsi untuk mengumumkan dekatnya penghakiman Tuhan dan mengajak manusia untuk bertobat sebelum terlambat.
Bencana-bencana ini memberi tahu kita bahwa Allah tidak akan membiarkan pemberontakan dan kejahatan manusia berlanjut lebih lama lagi (Kej. 15:16).
Kristus akan segera datang untuk mengakhiri krisis besar yang melanda planet kita yang rapuh ini (Rm. 8:19-22).
————————————
“Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku.” Matius 24:9
Tanda akhir zaman berikutnya adalah penganiayaan yang berat kepada orang percaya oleh dunia yang jahat dan tidak beriman.
Lebih dari sebelumnya dalam sejarah, umat Allah akan diperlakukan dengan cara yang tidak benar, dan dalam artian itulah mereka akan dinodai.
Kata kamu akan diserahkan, dari kata Paradidomi (akan diserahkan) memiliki arti dasar memberi dan sering digunakan dalam pengertian teknis untuk penangkapan oleh polisi atau militer (lihat Mat. 4:12).
Setelah ditahan, orang percaya akan sangat menderita kesengsaraan. Banyak yang akan dibunuh, dan semuanya akan dibenci semua bangsa karena nama Yesus.
Dalam Markus 13:9, “Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.”
Pengadilan mungkin mewakili otoritas bukan Yahudi, dan sinagoga-sinagoga jelas mewakili otoritas Yahudi, yang menunjukkan bahwa penganiayaan akan datang dari kedua kelompok tersebut.
Mereka yang diidentifikasi sebagai pengikut Kristus, akan terintimidasi, baik kebebasan mereka, hak, rasa hormat, dan sering kali nyawa orang percaya.
Sejak era gereja mula-mula, orang-orang percaya telah menjadi sasaran aniaya dan pembunuhan. Dan itu telah dimulai dari Yesus sendiri. Maka hal yang sama akan dialami para murid-Nya.
Stefanus (Kisah 7:59, 60), Petrus dan Yohanes (Kisah 4:3–7, 21), serta Petrus dan Yakobus (Kisah 12:1–4) termasuk di antara orang-orang Kristen pertama menderita di tangan penguasa.
Paulus muncul di hadapan Feliks, Festus, Agripa, dan Kaisar (Kisah Para Rasul 24 hingga 28).
Bandingkan Markus 13:9–12. Dalam Mat. 24:21, 22 Kristus berbicara secara khusus tentang penganiayaan yang akan terjadi setelah jatuhnya Yerusalem pada tahun 70 M.
Jadi, sepanjang masa hingga akhir zaman, orang-orang percaya akan menjadi sasaran penganiayaan. penyebabnya karena kita mengaku sebagai orang Kristen.
Dan bicara soal penganiayaan orang percaya, Yesus memberikan kata-kata berkat untuk kita.
“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”Matius 5:10-12
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Yohanes 15:18-20.
Yesus mengatakan, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.” Matius 5:11.
Orang Kristen dianiaya demi kebenaran karena kesetiaan mereka kepada Kristus. Kesetiaan yang nyata itu menciptakan gesekan di hati orang-orang yang tidak menghargai kebenaran.
Nasehat Yesus adalah bergembira dan bersukacita karena pahala besar menanti mereka, yaitu memiliki kerajaan sorga.
Lewat penderitaan dan penganiayaan, kemuliaan — tabiat Allah dinyatakan dalam orang-orang pilihan-Nya. Gereja Allah yang dibenci dan dianiaya oleh dunia sedang dididik dan didisiplin dalam sekolah Kristus. Mereka berjalan di jalan-jalan sempit di dunia; mereka disucikan dalam api penderitaan.
Mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, berarti dipersiapkan akan mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya. (Kotbah diatas bukit, 40-41)
Poinnya, Ketika kita mengalami aniaya karena Kristus, baik dalam skala kecil, maupun besar, bahkan akan terjadi suatu masa kesesakan besar seperti yang belum pernah terjadi (Daniel 12:3)
Tetapi jangan tawar hati dan gentar, karena Yesus akan menyertai kita. Ingatlah bahwa itu sebagai tanda dekatnya kedatangan Yesus kedua kali.
Tetap setia dan bertahan sampai kesudahannya. Yesus pasti datang.
—————————–
“..dan akan terjadi…kelaparan…” Lukas 21:11
Ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia tidak hanya disebabkan oleh pencemaran lingkungan, namun juga oleh menipisnya sumber daya alam.
Dalam bukunya The Limits of Growth, Profesor Dennis Meadows memperingatkan bahwa perusakan sumber daya bumi yang terjadi saat ini akan menjadi kehancuran terbesar umat manusia..
Meadows menunjukkan bahwa umat manusia harus memobilisasi bahan mentah sebanyak yang telah diekstraksi sepanjang sejarah manusia..
Profesor Dale E. Bauman dari Cornell University mengatakan, “kita harus memproduksi makanan dalam 40 tahun ke depan sebanyak yang kita produksi sepanjang sejarah.”
Walaupun kebutuhan manusia akan pangan, energi, dan mineral meningkat tajam, sumber daya yang tersedia semakin berkurang.
Lahan pertanian, misalnya, semakin berkurang di banyak belahan dunia akibat erosi tanah, penggundulan hutan, dan meluasnya gurun.
Sebuah studi yang dilakukan PBB memperkirakan bahwa “gurun di dunia telah bertambah sebesar 20% pada tahun 2000 lalu.
Setiap tahunnya, 6 juta hektar lahan hilang, 20 juta hektar terdegradasi, termasuk 2,6 juta hektar lahan pertanian.”41
“Di Afrika, misalnya, lebih dari separuh wilayahnya terkena dampak atau terancam oleh penggurunan. . .
Di Amerika Latin saat ini ada 25 juta orang yang mendiami wilayah yang mengalami penggurunan parah, meliputi wilayah seluas 17,5 juta kilometer persegi.
Studi yang sama mencatat bahwa negara-negara seperti Tiongkok, India, Iran, Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan menghadapi “peningkatan perambahan” gurun dan wilayah jelajah yang semakin rusak.”
Semua ini akan berdampak kepada ketersediaan pangan. Dan kalau ini tidak dapat diatasi maka kelaparan akan terjadi.
Kelaparan dianggap dalam Alkitab, bukan sebagai suatu kebetulan belaka tetapi sebagai bagian dari pengaturan Allah atas kehidupan umat-Nya.
Misalnya kelaparan yang dialami Abraham dan Yakub mereka pergi ke Mesir (Kejadian 12:10), kelarapan di Israel membuat Naomi pergi ke Moab, di sanalah Naomi bertemu dengan Rut (Rut 1:1),
Karena kelaparan Mesir dan daerah sekitarnya , Allah mengangkat Yusuf ke posisi yang berwenang di Mesir (Kejadian 41).
Tujuan kelaparan atau ancaman kelaparan adalah penghakiman Allah yang dirancang untuk memperingatkan (1 Raja-raja 17:1), untuk mengoreksi (2 Sam 21:1) atau untuk menghukum umat-Nya atau bangsa-bangsa kafir (Yer 29:17 18; Yehezkiel 5:11-12).
Demikian pula kelaparan yang diramalkan oleh Kristus melambangkan penghakiman ilahi atas pemberontakan manusia sebelum Kedatangan Kristus.
Adegan kelaparan yang meluas sebelum Kedatangan Kristus digambarkan dalam Wahyu secara simbolis melalui sepasang timbangan di dalam tangan seorang penunggang kuda.
Terdengar suara yang berkata: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” Wahyu 6:5
Ayat itu menunjukkan menipisnya cadangan makanan, yang menyebabkan kelaparan parah.
Di seluruh dunia Besarnya krisis ini juga ditunjukkan oleh penyebutan bahwa: “seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar.” Wahyu 6:8
Patut dicatat bahwa tanda-tanda yang sama (perang, kelaparan, dan wabah penyakit) ditemukan dalam Lukas 21:10-11.
Kelaparan telah menjadi hal biasa sepanjang sejarah. Kisah Para Rasul menyinggung bencana kelaparan yang sangat parah yang terjadi sekitar tahun 44 M (Kisah Para Rasul 11:28).
India dan Tiongkok pernah mengalami kelaparan terburuk. Misalnya saja, diperkirakan di India terdapat 800.000 orang yang meninggal akibat kelaparan pada tahun 1837, satu juta orang dari tahun 1863, dan satu juta orang lagi pada tahun 1900.
Demikian pula, Tiongkok mengalami kelaparan parah pada tahun 1877 hingga 1879 dan pada tahun 1902.
Kelaparan yang disebabkan oleh perang, banjir, kekeringan, atau serangga berbahaya seperti belalang—sering terjadi di masa lalu, dan itu semua adalah tanda Advent kedatangan Yesus.
Ada dua alasan mengapa kelaparan sebagai tanda kedatangan Yesus?
Pertama, umat manusia belum pernah mengalami satu miliar orang yang menderita kelaparan atau kekurangan gizi.
Kedua, masalah kelaparan semakin meningkat di banyak negara berkembang dimana pertumbuhan penduduk jauh melebihi peningkatan produksi pangan.
Tren ini membuat ilmuwan pertanian seperti Keith Barrons, penulis The Food in Your Future, memperingatkan: “Jangan kaget jika kelaparan terbesar dalam sejarah terjadi pada dekade ini.”
Faktor penyebab utama terjadinya krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia saat ini adalah ledakan populasi yang telah terjadi selama satu abad terakhir ini.
Diperlukan waktu hingga tahun 1830 agar dunia memiliki satu miliar orang. Namun kemudian hanya butuh seratus tahun (1930) untuk menambah satu miliar lagi.
Miliar ketiga ditambahkan hanya dalam waktu tiga puluh tahun (1960), miliar keempat ditambahkan dalam separuh waktu sebelumnya, yaitu lima belas tahun (1975).
Pada tahun 2000 populasi dunia meningkat menjadi sekitar tujuh miliar. Menurut world meter, saat ini bulan November 2023, penduduk dunia telah mencapai delapan miliar tujuh puluh tiga juta enam ratus ribu sekian..
Dan kelaparan akan semakin parah karena delapan puluh persen penduduk dunia tinggal di negara-negara berkembang dimana krisis kelaparan sudah terjadi.
Namun, di banyak negara berkembang, produksi pangan belum mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk.
Penurunan produksi pangan ini telah menyebabkan banyak negara berkembang semakin bergantung pada impor dari negara maju, terutama Amerika Utara.
Kristus berbicara tentang peperangan, gempa bumi, kelaparan, wabah penyakit, bukan sebagai penyebab Akhir Zaman melainkan sebagai tanda-tanda awal dari Akhir Zaman.
Poinnya, kelaparan akan pangan akan terus terjadi sebagai tanda kedatangan Yesus kedua kali. Kedatangan Kembali Kristus adalah suatu hal yang pasti dan segera terjadi.
—————————-
“..dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar..” Lukas 21:11
Dalam daftar Matius tidak ada disebut penyakit sampar sebagai salah satu tanda kedatangan Yesus. Namun dalam injil Lukas penyakit sampar disebutkan bersamaan dengan gempa dan kelaparan.
“..dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan..
Penyakit sampar adalah penyakit menular atau menjalar yang menjadi wabah dan terjadi dalam skala besar bahkan global.
Kata sampar terutama muncul dalam tulisan para nabi, dan sering dikaitkan dengan istilah “pedang” dan “kelaparan” (Yer. 14:12; 21:9; Yeh. 6:11; 12:16).
Karena ketiga bentuk penghakiman ilahi (gempa, kelaparan, penyakit) saling berkaitan. Maka tidak mengherankan jika itu ditemukan bersamaan dalam ramalan para nabi dan Kristus (Lukas 21:10-11).
Jadi, penyakit sampar umumnya terlihat di Alkitab, seperti perang dan kelaparan, sebagai manifestasi penghakiman ilahi atas pemberontakan manusia.
Penyakit sampar dikirimkan ke Israel sebagai akibat dari dosa Daud yang menghitung jumlah orang (2 Sam 24:13-15).
Yeremia dan Yehezkial berulang kali berbicara tentang penyakit sampar sebagai hukuman dari Tuhan atas pemberontakan Israel (Yer. 14:12; 21:5-6; 29:17-18; Yehezkiel 5:7, 12, 17; 6:11-12).
Konsep serupa juga gunakan di dalam Perjanjian Baru, dengan “pedang, kelaparan, dan penyakit sampar”.
Dalam Wahyu disebutkan sebagai manifestasi penghakiman ilahi atas umat manusia (Wahyu 6:8; lih. 16:2).
Penyakit, terutama jika sudah menjadi wabah, dapat mempunyai dampak yang serius terhadap pikiran manusia.
Manusia, kaya-miskin, berpengetahuan, dan berkuasa akan dituntun untuk menyadari keterbatasan dan kesalahan mereka serta mencari pengampunan dan keselamatan ilahi.
Karena penyakitlah seorang perwira mencari Yesus (Mat. 8:5-13). Hal yang sama berlaku saat ini.
Banyak orang tergoda untuk menaruh kepercayaan mereka terutama pada sumber daya medis, namun Ketika tertular penyakit yang tidak dapat disembuhkan, mereka akan meminta bantuan Allah.
Penyakit, mungkin lebih dari apa pun, dapat membuat seseorang melepaskan rasa kemandiriannya dari Tuhan..
Dan menyadari keterbatasan dan ketergantungannya pada Tuhan baik untuk kehidupan saat ini maupun di masa depan..
Oleh karena itu, wabah penyakit, harus dilihat sebagai tanda penghakiman ilahi atas pemberontakan manusia dan kepedulian ilahi terhadap pertobatan dan keselamatan manusia.
Penyakit menular sebagai wabah global telah muncul pada berbagai waktu dalam sejarah umat manusia.
Diperkirakan 25 juta orang meninggal pada abad keempat belas akibat wabah penyakit pes. Karena tingkat kematian yang tinggi wabah ini disebut sebagai Kematian Hitam.
Demikian pula flu spanyol yang terjadi pada akhir Perang Dunia I, tahun 1918. Penyakit ini ditularkan melalui unggas yang mengakibatkan 50 juta kematian di seluruh dunia.
Tahun 1957, Flu Asia Dimulai di Hong Kong dan menyebar ke seluruh Cina dan kemudian ke Amerika Serikat, sekitar 14.000 orang meninggal.
Gelombang kedua wabah ini terjadi pada awal 1958, yang menyebabkan total sekitar 1,1 juta kematian di seluruh dunia.
Tahun 1981, HIV/AIDS. Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1981, AIDS menghancurkan sistem kekebalan tubuh seseorang.
Ada 35 juta orang di seluruh dunia telah meninggal karena AIDS sejak ditemukan, dan obatnya belum ditemukan.
Tahun 2003, SARS. Pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003 setelah beberapa bulan kasus, Sindrom Pernafasan Akut Parah. Menyebar ke 26 negara.
Tahun 2019, Virus Corona atau Covid-19. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa virus COVID-19 secara resmi menjadi pandemi setelah merebak ke 114 negara.
Total korban tertular virus ini enam ratu juga Sembilan ratus enam puluh empat ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh jiwa. Kematian sekitar enam juta Sembilan ratus ribu tigapuluh Sembilan jiwa.
Wabah ini telah melumpuhkan dunia secara ekonomi, sosial dan politik. Namun pada saat pandemic ini lebih banyak orang mencari Tuhan. Manusia mengakui keterbatasan mereka.
Melihat sejarah penyakit yang mewabah di masa lalu, apakah tanda “wabah” yang diberikan oleh Kristus sedang digenapi secara signifikan saat ini?
Beberapa orang menjawab secara negative, bahwa ini bukan tanda kedatangan Tuhan. Alasannya karena para ilmuwan dapat menemukan obatnya
Sejak penemuan antibiotik pada tahun 1928 dan pengembangan vaksin, penyakit mematikan seperti cacar, polio, dan campak telah berhasil ditaklukkan.
Kita sebagai orang beriman, kita meyakini bahwa semua ini adalah kegenapan nubuatan Yesus sebagai tanda kedatangan-Nya.
Empat tanda penghakiman ilahi yaitu perang, bencana, kelaparan, dan wabah penyakit—sedang digenapi dengan cara yang istimewa di zaman kita.
Meskipun ilmu kedokteran modern sudah maju pesat, umat manusia mengalami peningkatan penyakit.
Semua ini merupakan pertanda akan datangnya hari akhir penghakiman yang akan segera dilaksanakan Kristus atas umat manusia pada Kedatangan-Nya yang kedua.
Melalui tanda-tanda ini Tuhan menyerukan kepada orang-orang yang tidak percaya untuk bertobat.
Dan kepada orang-orang yang percaya untuk menjalani kehidupan yang kudus dan saleh sambil “menantikan dan mempercepat datangnya hari Tuhan” (2 Ptr. 3:11-12).
Penyakit sampar adalah tanda kedatangan Yesus. Pandemi terbaru yang kita sudah alami 3 tahun belakangan ini adalah peringatan Tuhan kepada dunia ini. Kiamat akan segera terjadi.
Mungkin masih akan banyak wabah lainnya yang akan menimpa dunia ini hingga kedatangan Yesus kedua kali.
—————————
“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum…”
“Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum..” Lukas 17:27-28
Kondisi sosial lainnya sebagai tanda kedatangan Yesus adalah kegemaran akan nafsu makan, kerakusan, dan kemabukan.
“Makan dan minum” disini adalah seolah-olah tidak ada hari esok. Tujuan utama adalah memuaskan selera mereka.
Hari ini terjadi seiring tren hedonistik yang meningkat, sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi..
Banyak orang, terutama di negara-negara maju, menikmati lebih banyak waktu luang dan kemakmuran ekonomi daripada waktu sebelumnya.
Orang-orang dimasa lalu harus bekerja begitu banyak sehingga hanya sedikit uang, waktu dan tenaga yang tersisa untuk mencari kesenangan.
Sekarang situasinya telah berubah drastis karena semakin banyak orang dapat menikmati peningkatan pendapatan pribadi dan waktu yang lebih bebas, yang sering digunakan untuk makan, minum, dan mencari kesenangan.
Namun ada hal yang bertentangan. Pada jaman kita sekarag ini, jutaan orang kekurangan makanan di negara-negara miskin..
Sementara ditempat lain terlalu banyak makan merusak kesehatan jutaan orang di masyarakat yang lebih Makmur ekonominya.
Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), Prevalensi obesitas di AS adalah 41,9% pada tahun 2017 – Maret 2020.
Dari tahun 1999 –2000 hingga 2017 –Maret 2020, prevalensi obesitas di AS meningkat dari 30,5% menjadi 41,9%.
Kondisi yang berhubungan dengan obesitas termasuk penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker. Ini adalah salah satu penyebab utama kematian dini yang dapat dicegah.
Jutaan orang yang kelebihan makan saat ini khawatir dengan bahaya kesehatan yang akan terjadi karena kelebihan berat badan mereka, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan ginjal dan trauma emosional.
Untuk mengurangi kelebihan berat badan, miliaran dolar dihabiskan setiap tahun untuk membeli pil diet, buku, program pengendalian berat badan, dan operasi.
Perkiraan biaya medis tahunan akibat obesitas di Amerika Serikat hampir $173 miliar pada dolar tahun 2019.
Biaya pengobatan untuk orang dewasa yang mengalami obesitas adalah $1,861 lebih tinggi dibandingkan biaya pengobatan untuk orang dengan berat badan sehat.
Program pengendalian berat badan telah menjadi industri bernilai miliaran dolar. Weight Watchers International, misalnya, menyelenggarakan 17.000 ceramah seminggu untuk lebih dari 550.000 pelaku diet di AS dan 28 negara lainnya.
Makan dan minum saat ini dan dimasa lalu dan telah menjadi masalah sebagian orang kaya di dunia.
Orang Amerika Utara, Eropa, dan Jepang melahap bagian yang tidak adil dari makanan yang tersedia di dunia.
Orang Amerika, misalnya, mengonsumsi 1.463 pon makanan per orang setiap tahun, dimana 624 pon adalah produk hewani. Ini mewakili lima kali konsumsi makanan tahunan per orang di negara berkembang.
Perbedaan antara negara kaya dan miskin bahkan lebih mencolok lagi misalnya soal konsumsi daging per kapita.
Misalnya, konsumsi daging tahunan per kapita adalah 259 pound di Australia, 245 di Amerika Serikat, 237 di Argentina, 207 di Kanada.
Di negara-negara berkembang, konsumsi daging sangat minimal, bahkan tidak ada sama sekali.
Fakta ini menunjukkan bahwa bahwa sebelum kedatangan-Nya banyak orang akan terobsesi dengan “makan dan minum.”
Minum pasti merupakan masalah pada zaman Nuh, karena tidak lama setelah Banjir Nuh sendiri menjadi mabuk..
Yesus berkata, “demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia..” Bahwa minum adalah masalah sosial utama..
Media berita menghadapkan kita setiap hari dengan konsekuensi tragis akibat minum.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa “masalah yang berhubungan dengan alkohol merupakan hambatan penting bagi pembangunan sosial ekonomi sejumlah besar negara berkembang.
Peningkatan konsumsi minuman beralkohol dalam beberapa tahun terakhir telah mengejutkan di sebagian besar negara di dunia.
Menurut laporan WHO, “Di 25 negara, konsumsi alkohol per kapita per tahun meningkat antara 30 dan 500 persen.
Laporan ini memuat daftar masalah-masalah utama yang berhubungan dengan alkohol,” kejahatan, kecelakaan lalu lintas, produktivitas rendah. “
Pengaruh Alkohol mengakibatkan 13 hingga 50 persen perkosaan, 24 hingga 72 persen serangan dan 28 hingga 86 persen pembunuhan.
Di Amerika, misalnya, alkoholisme adalah faktor utama penyebab 75 persen perceraian, 60 persen kecelakaan mobil yang fatal, 50 persen pembunuhan, dan sepertiga dari kasus bunuh diri.
Pengemudi yang mabuk, menurut NEWSWEEK, telah menjadi “epidemi nasional, … bentuk pembunuhan yang diterima secara sosial.
Semakin banyak orang Amerika yang meninggal di tangan para pengemudi yang mabuk selama dua tahun terakhir..
Rata-rata, sekitar tiga Orang Amerika tewas dan 80 terluka oleh pengemudi mabuk setiap jam hari.
Para ahli keamanan mengatakan bahwa satu dari dua orang Amerika akan menjadi korban kecelakaan oleh pengemudi mabuk dalam hidupnya.
Makan dan minum berlebihan pada jaman kita, yang menyebabkan penderitaan manusia yang tak terhitung dan kematian, merupakan tanda akhir jaman yang unik.
Tanda ini memberi tahu kita bahwa kita hidup pada akhir zaman. Dunia kita kembali seperti pada zaman Nuh, banyak orang yang tidak dapat mengekang diri untuk mencari kepuasan diri.
Mereka menunjukkan kepada kita bahwa kita hidup “pada hari-hari terakhir” seperti yang dikatakan oleh Paulus ketika banyak orang akan menjadi “pecinta kesenangan daripada pecinta Allah” (2 Tim 3: 4).
Poinnya, sebagai orang beriman, kita harus belajar mengendalikan diri. Menjauhkan diri dari sifat gelojoh, rakus dan mabuk makan dan minum.
Kita hidup bukan untuk makan dan minum. Kita makan untuk hidup. bila kita memiliki banyak makanan, bagikan kepada mereka yang hanya punya sedikit.
Di akhir zaman ini, mari kita mengekang lidah kita dan menjaga diri dari nafsu makan yang berlebihan.
—————————–
“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka kawin dan dikawinkan..” Matius 17:26-27.
Yesus menandai jaman Nuh bukan hanya sebagai jaman nafsu makan (“makan dan minum”) tetapi juga sebagai jaman nafsu seks: mereka “kawin dan mengawinkan “(Lukas 17:27)
Pernikahan adalah lembaga ilahi. Masalah pada jaman Nuh dan Lot adalah pelecehan pernikahan.
Kata kawin dan mengawinkan adalah kata kerja, yang dilakukan berulang. Artinya “mereka menikah” menunjukkan pernikahan berulang oleh orang yang sama.
Hal ini dapat kita lihat pada zaman Nuh ketika “anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” (Kejadian 6: 2).
Teks itu menunjukkan perkawinan yang tidak pandang bulu dari beberapa “istri” hanya untuk memuaskan hasrat nafsu.
Apa yang benar pada zaman Nuh lebih lebih lagi pada zaman Lot. Buku Kejadian mencatat bahwa semua pria di Sodom, “baik tua maupun muda,” mengepung rumah Lot dan berteriak
“Di mana orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka kepada kami agar kita bisa berhubungan seks dengan mereka “(Kejadian 19: 5, NIV).
Sangat mengejutkan untuk membaca bahwa tidak hanya” tua “tetapi juga” muda “yang mempraktekkan homoseksualitas..
Buku Yudas mengingatkan kita tentang hukuman Allah atas orang-orang Sodom dan Gomora karena mereka “bertindak tidak bermoral dan dimanjakan dengan nafsu yang tidak wajar “(Yudas 7).
Yesus mengutip dosa-dosa seksual dan kebejatan moral pada jaman Nuh dan Lot untuk menandai zaman sebelum Kedatangan-Nya.
Generasi kita menyaksikan pemenuhan tanda akhir ini dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Revolusi seksual pada jaman kita tidak ada bandingannya dalam sejarah.
Hari ini seks diidolakan dan dipasarkan melalui film, televisi, lagu pop, majalah porno, internet, media sosial dan iklan.
“Daya tarik seksual” telah menjadi faktor penting yang mempengaruhi produksi dan penjualan barang, baik itu mobil atau pakaian. Untuk terlihat “seksi” telah menjadi hal yang umum.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, organ seksual dan hubungan seksual ditampilkan untuk kesenangan publik di internet, media sosoal, majalah dan buku-buku porno yang dijual di kios-kios koran umum.
Pertunjukan seks termasuk hari ini ada tempat-tempat wisata kota-kota besar Eropa. Layanan seksual juga diiklankan secara terbuka di banyak negara di mana prostitusi adalah legal.
Dampak total revolusi seksual terhadap masyarakat kita sungguh tidak terduga. Hubungan pernikahan sedang dirusak karena semakin banyak suami dan istri mencari pengalaman seksual tambahan, mereka terlibat dalam seks di luar nikah.
Studi dalam Journal of Marriage and Divorce menunjukkan, sebanyak 70 persen penduduk Amerika Serikat melakukan selingkuh setidaknya satu kali dalam pernikahan mereka.
Perancis menjadi salah satu negara Eropa yang mengalami lompatan tinggi dalam persentase pelaku selingkuh.
Dilansir dari thelocal.fr, jumlah orang yang melakukan selingkuh di Perancis tahun ini meningkat menjadi 43 persen. Padahal pada 1970 persentasenya hanya 10 persen.
Pada tahun 1974, Majalah REDBOOK melakukan satu investigasi paling teliti dari wanita Amerika.
Survei terhadap lebih dari 100.000 wanita, yang diawasi oleh sosiolog Robert Bell dari Temple University, menunjukkan bahwa ” sepertiga dari semua wanita yang menikah yang mengambil bagian dalam laporan survei memiliki hubungan seksual dengan pria selain suami mereka.”
Konsekuensi alami dari perselingkuhan dalam perkawinan mengalami kenaikan yang mengejutkan. Tingkat perceraian meningkat tidak hanya di Amerika tetapi di banyak negara lain.
Menurut laporan World Population Review, ada beberapa negara dengan perselingkuhan yang sangat umum terjadi.
Di wilayah Eropa, orang-orang diperbolehkan tidur dengan orang lain di luar pernikahan. Di Denmark, hampir 46 persen orang mengaku tidur dengan seseorang di luar pernikahan.
Di Thailand, separuh masyarakat di sana mengaku melakukan perselingkuhan setidaknya satu kali dalam pernikahan.
Negara Belgia, Norwegia, Prancis juga memiliki tingkat perselingkuhan 40 persen atau lebih tinggi. Indonesia menjadi negara keempat di Dunia dengan kasus perselingkuhan terbanyak.
Sekitar 50 persen perkawinan di Amerika hari ini berakhir dengan perceraian. Sungguh, seperti yang diprediksi oleh Paulus, banyak orang dewasa ini telah menjadi “pecinta diri, … pecinta kesenangan daripada pecinta Tuhan” (2 Tim 3: 2, 3).
Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus pada 2022. Angka ini meningkat 15,31% dibandingkan 2021 yang mencapai 447.743 kasus.
Selanjutnya, kawin kontrak atau kumpul kebo, ini menjadi tren demi untuk mereka bebas untuk memiliki keintiman seksual dengan orang lain.
Seks yang adalah karunia Allah telah dipermainkan untuk kepuasan nafsu semata. Adal lagi bertukar pasangan dengan pasangan lain untuk tujuan melakukan hubungan seksual.
Beberapa sosiolog memperkirakan, ada 2,5 juta pasangan di Amerika bertukar pasangan secara rutin.
Yang lain lagi bergabung dengan komunitas “freelove” yang mendukung seks bebas. lainnya terlibat dalam “seks berkelompok.”
Mungkin bentuk kepuasan seksual yang paling mengerikan adalah ketika anak-anak menjadi korban.
Dalam survei di sebuah perguruan tinggi, 20 persen perempuan dan 9 persen laki-laki melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban seksual, banyak pelakunya adalah orang tua mereka.
Bentuk lain yang penting dari penyimpangan seksual yang umum di zaman kita adalah homoseksualitas. Nama untuk ini dibuat lebih halus LGBT.
Bahkan ini sudah pada tahap dilegalkan secara hukum negara. Bahkan mereka diperbolahkan menikah resmi dilembaga agama atau negara.
Ketika beberapa politisi, olahraga, dan bintang film secara terbuka mengaku sebagai homoseksual, tidak mengherankan bahwa beberapa orang muda ingin bereksperimen menjadi homoseks.
Bahkan banyak pendeta gay dan gereja gay atau setidaknya menerima homoseks sebagai orientasi seks yang berbeda dan tidak dianggap sebagai dosa..
Mungkin konsekuensi yang paling tragis dari obsesi seksual dan permisif masyarakat kita adalah banyaknya bayi yang belum dilahirkan yang digugurkan di setiap negara di dunia.
Jumlah aborsi legal yang dilakukan di Amerika Serikat adalah sekitar 1,5 juta per tahun.
Revolusi seksual telah menyerang tujuan ilahi ini untuk seks, mempromosikannya sebagai alat untuk kepuasan diri.
Hubungan seks pra-nikah dan luar nikah memiliki beberapa konsekuensi yang tragis. Pertama, kehilangan makna sakral dari seks sebagai karunia ilahi, yang hanya dinikmati dalam pernikahan.
Kedua, ada kesedihan dan penderitaan manusia dari mereka yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Ketiga, ada tragedi lebih dari 1,5 juta bayi Amerika yang mati dibunuh/aborsi setiap tahun.
Akankah Tuhan membiarkan kejahatan ini berlanjut? Kitab Suci mengingatkan kita bahwa ada batas untuk belas kasihan Tuhan (Kejadian 15:16).
Kejahatan jaman Nuh dan Lot, yang terjadi pada jaman kita adalah tanda dekatnya kedatangan Yesus. Dunia yang jahat ini akan menerima konsekuensi kejahatan mereka..
Sebagai orang beriman, mari kita hidup saleh dan kudus. Jangan cemarkan tubuh kita untuk percabulan, perzinahan.
“..demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 12:1
———————–
“Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel — para pembaca hendaklah memperhatikannya —
maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya,” Matius 24:15-22
Setelah Yesus menerangkan tanda-tanda kedatangan-Nya kedua kali, lebih lanjut Yesus mengutip dan menerangkan tentang sosok pembinasa keji.
Siapakah yang dimaksud pembinasa keji yang berdiri di tempat kudus? Untuk mengetahuinya, Yesus memberikan petunjuk bahwa itu tercatat dalam kita Daniel.
Pembinasa keji itu dicatat di kitab Daniel (Dan. 9:27, Dan. 11:31, Dan. 12: 11).
Bagi orang Yahudi, berhala atau simbol kafir sering disebut sebagai “kekejian” (1 Raja 11:5, 7; 2 Raja-raja 23:13; dll.)
Itu merupakan pelanggaran serius terhadap hukum-Nya, seperti penyembahan berhala (Ul. 27:15) atau praktik seksual yang tidak bermoral (Im. 18:22).
Oleh karena itu, “kekejian yang membinasakan” ini melibatkan semacam kemurtadan agama.
Nah, dengan membaca Matius 24:15 dan Lukas 21:20. Ayat-ayat ini membantu kita memahami apa yang Yesus bicarakan sehubungan dengan “pembinasa keji”
Dalam Lukas 21:20 dituliskan, “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat..”
Kedua teks ini memperjelas bahwa ramalan Yesus mencakup, dalam arti yang lebih dekat, kehancuran mengerikan yang akan menimpa Yerusalem pada tahun 70 M, ketika Roma yang kafir akan menghancurkan tidak hanya kota itu tetapi tempat kudus.
Namun, ada penggenapan kedua dari nubuatan ini yaitu peristiwa-peristiwa di masa depan, di akhir zaman.
“Kristus melihat di Yerusalem sebuah simbol dunia yang mengeras dalam ketidakpercayaan dan pemberontakan, dan bergegas menghadapi hukuman balasan dari Allah.” — Ellen G. White, The Great Controversy, hal. 22.
Dalam Daniel 12:11 dan Daniel 11:31, “kekejian yang membinasakan” muncul sehubungan dengan fase terakhir Roma yaitu fase kepausan, di mana sistem pengantaraan dan keselamatan alternatif telah dibentuk,,
Dimana hal tersebut adalah upaya untuk merebut kekuasaan dari apa yang telah dilakukan Kristus bagi kita sekarang di bait suci surgawi.
Daniel pasal 8, khususnya ayat 9-12, membantu kita menempatkan peristiwa-peristiwa ini dalam konteks sejaharnya, dengan fase kedua kekuatan Romawi.
Fase pertama, terlihat pada perluasan horizontal tanduk kecil yang cepat (Dan. 8:9), menunjukkan kerajaan Romawi kafir yang sangat luas.
Pada fase kedua (Dan. 8:10-12) tanduk kecil itu tumbuh secara vertikal, melemparkan sebagian bintang ke bawah (menganiaya umat Allah) dan memperbesar dirinya hingga “penguasa bala tentara” (Dan. 8:11), yaitu Yesus. .
Ini mewakili fase kepausan, yang muncul setelah runtuhnya Romawi kekafiran, dan menjadi Roma Kekristenan. (Itulah sebabnya satu simbol, tanduk kecil, melambangkan kedua fase kuasa yang sama.)
Penghakiman dalam Daniel 7:9-10, penyucian tempat kudus dalam Daniel 8:14, dan tanda-tanda di langit dalam Matius 24: 29 semuanya menandakan campur tangan Tuhan bagi umat-Nya di akhir zaman.
“Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel..” adalah pasukan kekaisaran Romawi yang akan menghancurkan Yerusalen tahun 70 M.
Itu sebagai penghakiman atas penolakan orang-orang Yahudi terhadap panggilan Allah. Dan katika orang-orang percaya melihat tanda tersebut, maka mereka harus bersiap-siap menyingkir..
Tidak ada waktu kembali kerumah. Ibu-ibu hamil dan bayi menyusui akan mengalamim kesukaran.
Yesus memperingatkan untuk berdoa, “supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.”
Orang-orang Kristen abad pertama mengalami penganiayaan; Perkataan Yesus kepada murid-muridnya berfungsi sebagai peringatan ketika Dia berkata..
“Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,” (24:9)
“Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”
“Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.”
Jadi Ketika Yesus mengacu kepada Daniel, kita diminta untuk memperhatikan. Perhatian pertama kepada pembinasa keci Roma kekafiran yang menganiaya umat Allah tahun 70 M.
Tetapi Yesus juga mengacu kepada penganiayaan akhir pada masa tanduk kecil di Daniel 8:13 dan 9:27.
Perhatian kedua kepada penggenapan yang kedua terjadi di abad pertengahan (lih. Mat 24:15–29).
Karena Matius pasal 24 menggunakan peristiwa sejarah sebagai tipe peristiwa akhir zaman, maka kita diberitahukan bahwa sebelum Kedatangan Kedua “kekejian yang membinasakan” sekali lagi akan menjadi ancaman terhadap kebebasan beragama umat Allah.
Pada peristiwa kebinasaan Yerusalem tahun 70 M, orang-orang Kristen selamat, karena mereka memperhatikan tanda.
Mari kita perhatikan setiap tanda-tanda akhir zaman supaya kita selamat. Dan setiap tanda harus membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan bertekun dalam iman.
—————————
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Matius 24:14.
Sejauh ini kita telah melihat tanda-tanda kedatangan Yesus di Matius 24:1-13, Lukas 17:26-7 dan 2 Timotius 3:1-6.
Tanda-tanda itu antara lain: Mesias dan Nabi Palsu, perang, gempa, kerusakan lingkungan, penganiayaan, kelaparan, penyakit sampar, kemurdatan, kejahatan, kegelojohan makan-minum dan penyimpangan seks.
Semua tanda-tanda tersebut semakin meningkat di jaman kita saat ini. Tetapi itu bukan akhir dari dunia. Tanda terakhir adalah bila injil telah diberitakan keseluruh dunia..
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
Ini adalah tanda penting. Proklamasi Injil kepada “semua bangsa” adalah satu-satunya tanda yang jelas terkait dengan Akhir Zaman..
Apa artinya bahwa sebelum Yesus datang, Injil harus diberitakan di seluruh dunia, “sebagai kesaksian semua bangsa”? bukan berarti setiap orang harus bertobat dulu..
Ungkapan “sebagai kesaksian bagi semua bangsa” menunjukkan bahwa Injil harus menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan..
Injil menjadi saksi yang menuntut keputusan di setiap negara, sehingga mereka yang menolaknya dapat dimintai pertanggungjawaban atas keputusan mereka.
Paulus memahami ayat ini Ketika dia mengatakan, “dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.” Roma 15:19.
Jadi Ketika Paulus katakan bahwa ia telah “memberitakan Injil Kristus” bukan berarti dia tetlah bersaksi kepada setiap orang secara pribadi…
Atau karena sebagian besar penduduk telah menjadi Kristen, menerima Yesus, tetapi lebih karena Kabar Baik dari keselamatan telah diberitakan di setiap wilayah..
Paulus menawarkan kepada semua kesempatan untuk mendengar Injil dan diselamatkan. Dari pemberiaan injil, tidak banyak orang yang bertobat dan menerima, jumlahnya hanya sedikit.
Menurut World Christian Encyclopedia (diterbitkan pada tahun 1982 oleh Oxford University), diperkirakan bahwa pada tahun 100 M, ada 1 juta orang Kristen di Kekaisaran Romawi dari populasi 181 juta.
Jadi, penginjilan Paulus tidak tertelak pada berapa jumlah yang dibaptis, tetapi pada fakta bahwa pos-pos Kristen telah didirikan di pusat-pusat penting. Dan cahaya Injil disiarkan ke seluruh wilayah.
Hari ini, sembilan belas abad kemudian, kita mungkin bertanya, Bagaimana tanda kedatangan ini digenapi di zaman kita?
Cara yang logis untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mensurvei evangelisasi dunia di zaman kita.
Selama sembilan belas abad terakhir, agama Kristen secara bertahap tumbuh dalam ukuran dan pengaruh.
Pada akhir abad pertama (100 M), sebagaimana telah disebutkan, umat Kristen berjumlah sekitar 1 juta dalam populasi 181 juta, sehingga mewakili kurang dari 1 persen umat manusia (0,6%).
Seribu tahun kemudian (1000 M) ada 50 juta Orang Kristen dalam populasi 269 juta, sehingga mewakili 18 persen dari populasi.
Sembilan abad kemudian, pada tahun 1900, sepertiga umat manusia (34,4%) adalah orang Kristen, yaitu 558 juta orang Kristen dalam populasi 1.619 juta.
Selama abad ke-20, agama Kristen telah bertumbuh sangat pesat dari 558 juta pada tahun 1900 menjadi 1 Miliar dan 433 juta pada tahun 1980.
Memang terjadi penurunan penganut Kristen, teruama di eropa. Penurunan ini terutama disebabkan karena sekularisme di Eropa Barat, Komunisme di Eropa Timur, dan materialisme di Amerika dan tempat lain.
Menurut studi terbaru (berdasarkan populasi dunia tahun 2010 sebesar 6,9 miliar) yang dilakukan oleh The Pew Forum, terdapat:
2.173.180.000 umat Kristen (31% populasi dunia), dimana 50% beragama Katolik, 37% Protestan, 12% Ortodoks, dan 1% lainnya.
Di Afrika, umat Kristen menjamur dari 9,9 juta pada tahun 1900 menjadi 203 juta pada tahun 1980.
Di Asia Selatan juga ada peningkatan yang cukup besar yaitu lebih dari 3 juta per tahun, di antaranya 447.000 adalah anggota baru.
Peningkatan yang signifikan juga terjadi di Amerika Latin (8 juta per tahun), dan di Asia Timur (636.000 per tahun di antaranya 360.000 adalah orang yang baru masuk).
Statistik-statistik ini menunjukkan aspek signifikan dari pertumbuhan Kekristenan pada abad ke-20.
Yesus telah meramalkan bahwa “Injil kerajaan akan diberitakan di seluruh dunia, sebagai kesaksian bagi semua bangsa,” namun pada tahun 1900 Kristen masih didominasi oleh agama Barat.
Delapan puluh lima persen anggotanya (470 juta) tinggal di Dunia Barat dan hanya 15 persen (87 juta) tinggal di Dunia Ketiga.
Selama abad ini perubahan radikal telah terjadi: Kekristenan telah benar-benar menjadi agama global.
Pada tahun 1980 hanya 32,8 persen orang Kristen tinggal di Dunia Barat, sementara 44,1 persen tinggal di Dunia Ketiga, dan 17,7 persen tinggal di Dunia Komunis.
Hari ini untuk pertama kalinya Injil diberitakan secara praktis “setiap bangsa dan suku dan bahasa dan orang-orang” (Wahyu 14: 6).
World Christian Encyclopedia mencatat dalam Hal ini: “Selama abad ke-20, agama Kristen telah menjadi agama yang paling luas dan universal dalam sejarah.
Saat ini ada orang Kristen dan gereja-gereja Kristen yang terorganisir telah ada di setiap negara diseluruh bumi.
Apakah tanda dari evangelisasi dunia benar-benar digenapi pada zaman kita ketika orang-orang yang mengaku Kristen saat ini masih sepertiga (32,8%) dari populasi dunia?
Amanat Agung untuk menginjili semua bangsa tidak membutuhkan pertobatan global setiap orang, karena Yesus katakan, injil akan diberitakan diseluruh dunia.
Saat ini sarana atau alat memberitakan injil sangat luas. Melalui televisi dan radio injil diberitakan sampai kerumah-rumah orang-orang.
Melalui internet, media sosial dll, injil diberitakan keseluruh dunia, menjangkau hingga orang per orang. Tetapi tugas menyelesaikan injil tidak hanya pada sumber daya manusa, tetapi kuasa Ilahi.
Sumber daya manusia dan teknologi yang tak tertandingi saat ini dapat digunakan secara efektif oleh Roh Kudus untuk memenuhi mandat ilahi untuk menginjili seluruh dunia.
Meskipun misi penginjilan di seluruh dunia masih belum selesai – sepertiga penduduk dunia masih tidak sadar akan Kekristenan..
Tetapi tanda injil akan diberitakan keseluruh dunia sedang digenapi. Dan pemberitaan injil ini akan mencapai puncaknya Ketika pekabaran 3 malaikat dikumandangkan sekali lagi di Wahyu 14:6-14.
Dan hujan akhir akan dicurahkan untuk mematangkan tuaian, maka pada saat itulah pemberiaan injil akan ditutup, Roh kudus akan ditarik dari bumi ini..
Mereka yang benar akan semakin benar, yang cemar akan semakin cemar..maka Yesus akan datang..
Maka selagi masih ada waktu, mari kita ambil bagian untuk memberitakan injil dengan cara dan metode yang bisa kita lakukan..
Mari gunakan talenta, waktu, tubuh dan harta kita untuk memberitakan injil. Poin kita bukan apakah orang-orang akan bertobat dan dibaptis. Intinya adalah beritakan atau kabarkan saja..
Tidak ada komentar