Sekilas Kitab Yosua

admin
6 Okt 2025 05:47
4 menit membaca

Shalom, triwulan ini kita akan mempelajari kitab Yosua. Buku ini diberi nama kitab Yosua bukan dari penulisnya, melainkan dari tokoh utamanya, Yosua bin Nun.

Kitab ini tidak disebutkan siapa penulisnya. Meskipun Yosua diyakini menulis salinan hukum di atas batu (8:32) dan firman pembaruan perjanjian (24:26), namun kitab ini secara keseluruhan tetap anonim.

Yosua merupakan kitab pertama yang dinamai menurut tokoh utamanya.

Kitab ini menunjukkan kepada kita karakter dan mencatat pencapaian-pencapaian Yosua.

Dari antara tokoh-tokoh besar di Alkitab, Yosua merupakan tokoh yang sering kali diabaikan, mungkin karena sebagai penerus, dia dibayangi oleh tokoh besar yang dia gantikan. Musa.

Mungkin inilah alasan kitab ini disebut dengan namanya. Mungkin itu cara Tuhan untuk berkata, “Pernahkah kau memperhatikan hamba-Ku Yosua? Ia luar biasa.

Ia setia dan pekerja keras. Ia sepenuhnya mengabdikan diri untuk melayani-Ku. Engkau harus belajar dari kisahnya.”

Phillip Keller menulis: “Ia [Yosua] jarang diberi penghargaan penuh yang layak diterimanya sebagai mungkin orang beriman terbesar yang pernah menginjakkan kaki di panggung sejarah manusia. Bahkan, seluruh kariernya yang gemilang adalah kisah yang lugas tentang sekadar menapaki langkah demi langkah dalam ketaatan yang tenang terhadap perintah-perintah Tuhan.”1 (W. Phillip Keller, Joshua: Man of Fearless Faith (Waco, TX: Word Books, 1983), 178)

Yosua bukanlah orang yang sempurna, namun pencapaiannya datang dari “menapaki langkah demi langkah dalam ketaatan yang tenang terhadap perintah-perintah Tuhan”

Yosua tidak menggunakan cara manusia agar menarik perhatian dan kekaguman dunia.

Jadi, ketaatan adalah kunci kemenangan dalam pelayanan kepada Tuhan, dan Yosua adalah contoh penting dalam hal ini.

Kitab ini dimulai setelah kematian Musa. Tuhan memerintahkan dia memimpin Israel untuk menyeberangi sungai Yordan menuju tanah Kanaan.

Bukan hanya merebut tanah itu, tetapi juga untuk membaginya di antara suku-suku Israel (Yos 1:1-9).

Dan diakhiri dengan kematian dan penguburan Yosua dan orang sezamannya, imam besar Eleazar (Yos 24:29-33).

Kitab ini terdiri dari tiga bagian utama:

• laporan tentang penaklukan (pasal 1–12),

• laporan tentang pembagian warisan suku oleh Yosua (pasal 13–21), dan

• laporan selama tahun-tahun awal pemukiman (pasal 22–24).

Jadi kitab ini merupakan kitab transisi atau jembatan dari zaman para Bapa, di mana bangsa Israel dipanggil, dibentuk, dibebaskan, dan dilatih, menuju zaman pendudukan tanah yang permanen. (Joshua an expositional, 13)

Ini merupakan penggenapan Janji Tuhan yang disampaikan kepada Abraham, “Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini” (Kej. 12:7)

Janji itu telah diberikan lebih dari lima ratus tahun yang lalu, tetapi akhirnya tibalah saatnya umat-Nya maju untuk memiliki tanah milik mereka.

Sebagai kitab jembatan, Yosua menjembatani dari kitab Ulangan 34, dimana dimulai dengan kata “dan” menandai awal yang baru kepada sejarah baru yaitu kitab Yosua.

Dari Yosua dan seterusnya, setiap kitab dimulai dengan dan, dengan demikian menghubungkan setiap kitab baru dengan kitab sebelumnya, hingga kita sampai pada 1 Tawarikh.

Dengan demikian, kitab-kitab dari Ulangan hingga akhir 2 Raja-raja saling berkaitan dan membentuk divisi sejarah utama kedua dalam Alkitab kita.

Inilah juga alasan mengapa Yosua menjadi jembatan. Dalam Kitab Ulangan, Musa adalah pemimpin Israel.

Namun di Yosua memulai dengan, “Setelah kematian Musa” (Yos. 1:1). Sejak saat itu, Yosua, asisten Musa, menjadi pemimpin Israel.

Kitab Ulangan berisi instruksi tentang apa yang harus dilakukan umat ketika tanah itu dimasuki. Yosua mengutip firman Tuhan,

“Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.” (Yos. 1:2-3).

Kitab Yosua mencatat penaklukan ini serta pembagian tanah setelah penaklukan—semuanya sesuai dengan janji dan rencana Allah yang dirinci secara spesifik dalam Kitab Ulangan.

Jadi, poin utama pertama dari Yosua adalah bahwa tujuan Allah tidak berubah. Manusia berubah: Semua orang yang berusia dua puluh tahun ke atas yang keluar dari Mesir bersama Musa mati di padang gurun.

Generasi barulah yang memasuki tanah itu. Para pemimpin berubah: Yosua menggantikan Musa. Namun Allah tidak berubah. Allah tetap sama, begitu pula tujuan yang telah Ia tetapkan bagi umat tebusan-Nya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *