
“Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.” Ayub 1:2-3
Ayub memiliki 10 orang anak: 7 laki-laki dan 3 anak perempuan. Tujuh anak laki-laki Ayub adalah angka sempurna. Kita tahu angka “tujuh” melambangkan kesempurnaan atau kelengkapan.
Di Timur Dekat Kuni, memiliki 7 anak laki-laki dianggap ideal. Dalam literatur Ugarit, Keret memiliki tujuh anak laki-laki..
Tiga anak perempuan Ayub adalah angka sempurna juga. Angkat tiga Lambang kelengkapan atau keutuhan.
Jadi angka tujuh dan tiga, bila dijumlah membentuk bilangan bulat yaitu sepuluh. Artinya Ayub sebagai seorang pria, hidupnya lengkap, sempurna dan ideal.
Setelah hidup Ayub sebagai seorang pria digambarkan secara sempurna, sekarang kekayaannya juga disebutkan secara sempurna.
“Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.”
Kekayaannya dijelaskan dalam bentuk jumlah hewan bukan tanah atau logam mulia. Ayub memiliki kawanan ternak yang sangat banyak.
Ia memiliki tujuh ribu ternak kecil, yaitu domba dan kambing. Dia juga memiliki tiga ribu unta, salah satu hewan bergensi jaman itu.
Memiliki unta sebanyak itu melambangkan status yang tinggi. Jadi Ayub seorang yang terpandang di tanah Us. Milliuner dan pengusaha kaya.
Untuk menggarap lahan pertaniannya, ia mempunyai lima ratus ekor lembu, disebutkan berpasangan karena digunakan dalam membajak.
Menurut standar kuno, jumlah lembu ini dapat mencapai areal yang sangat luas. Entah berapa ribu hektar lahan yang diperlukan untuk menampungnya.
Lima ratus ekor keledai betina, hewan beban, tercatat; kemampuan mereka untuk menghasilkan susu dan melahirkan anak membuat mereka lebih berharga daripada jantan.
Tentu Ayub memiliki budak laki-laki dan perempaun. Mungkin ratusan, bahkan ribuan.
Mereka bertugas mengurus dan menggembalakan ribuan ternak tersebut dan mengurus perkebunannya yang luas.
Dalam segala hal, kekayaan Ayub melebihi kekayaan sheikh mana pun di Timur. Mungkin dia berada ranking pertama orang terkaya di timur.
Walau pun demikian, gambaran Ayub sebagai “orang besar” harus dilihat berdasarkan kebijaksanaannya dan bukan saja karena kekayaannya, meskipun yang dijelaskan adalah kekayaannya.
Menjadi orang kaya tidak membuat Ayub menjadi sombong. Sebaliknya, dia semakin di sadarkan dan dengan rendah hati mengakui bahwa semuanya itu pemberian Tuhan.
Itu sebabnya, kekayaannya menjadi berkat, karena banyak orang telah diberkati melalui kekayaan Ayub.
Tidak ada komentar